Segitiga Bermuda adalah sebuah wilayah di bagian barat Samudra Atlantik Utara. Bentuk wilayahnya di definisikan sebagai segitiga dengan titik ujung di bagian utara adalah Bermuda, Puerto Riko sebagai titik di sebelah selatan, dan Miami sebagai titik di sebelah barat. Bermuda ditemukan pada awal tahun 1500-an oleh penjelajah Spanyol yang bernama Juan de Bermudes . Bermuda tidak memiliki populasi ketika ditemukan, atau selama pemukiman awal Inggris satu abad kemudian. Baik kapal Spanyol maupun Portugis menggunakan pulau-pulau itu sebagai tempat pengisian ulang untuk mengambil daging dan air segar. Pelaut Portugis yang terdampar di kepulauan Bermuda yang bernama Pedro Martin de Angleria bersama istrinya yang bernama Ines Henriques keheranan melihat ibunya yang hilang berada di tepian perairan Bermuda sedang menghalau burung .
Ines : ‘ Sayang….. apakah engkau melihat mama barusan…..? ” kata Ines meyakinkan penglihatannya
Pedro : ” Iya….aku heran saja…kok mirip sekali dengan mama kamu yang hilang…..? ” Suara ombak dan suara babi hutan agak mengganggu perhatian mereka dan amat gaduh sekali. Karena hari sudah malam mereka kembali ke perkemahannya. Badai memaksa Ines dan suaminya kembali ke kapal dengan hati-hati Pedro dibantu anak buah kapalnya pelan-pelan menaiki sekoci menyusuri terambu karang yang berbahaya karena hanya membawa senter saja , lagi-lagi Ines melihat beberapa orang sedang menyusuri batu karang dengan wajah pucat dengan sedikit buru-buru Ines segera meninggalkannya sekarang telah berada di kapal bersama suami dan anak buahnya. Karena penasaran Ines berusaha melongok ke arah orang-orang yang menyusuri terambu karang tersebut tetapi mereka sudah tak ada. Ines : ” Mengerikan sekali manusia -manusia itu amat pucat ”
Pedro : ” Sudahlah….jangan mengeluh lagi..toh kita sudah berada di kapal ”
Ines : ” Tapi perasaanku begitu takut…..jangan-jangan kepulauan ini yang dikenal sebagai “Pulau Setan”. Pedro hanya mendengus saja dan segera mandi. Kapalpun segera berlayar lagi dan ombak sudah besar sehingga kapal bisa melanjutkan perjalanannya yang tadi terdampar di pesisir pantai karena nyangkut terambu karang .
Pada tahun 1649, Perang Saudara Inggris sedang berlangsung dan Raja Charles I dipenggal kepalanya di Whitehall , London. Konflik meluas ke Bermuda, di mana sebagian besar penjajah mengembangkan rasa pengabdian yang kuat kepada Mahkota. Kaum royalis menggulingkan Gubernur Somers Isles Company, dan memilih John Trimingham sebagai pemimpin mereka sebagai gubernur Bermuda . Perang saudara Bermuda diakhiri oleh milisi, dan para pembangkang didorong untuk menetap The Bahamas di bawah William Sayle .
Bermuda terdiri dari lebih dari 150 pulau batu kapur , terutama di lima pulau utama negara ini, di sepanjang batas selatan Platform Bermuda, salah satu dari tiga topografi tertinggi yang ditemukan di Alas Bermuda Alas Bermuda ini berada di atas Bermuda Rise, gelombang tengah cekungan yang dikelilingi oleh dataran Abisal . Bermuda termasuk gugusan kepulauan vulkanik sehingga subur tanahnya. Legenda Ines tersebar ke seluruh wilayah Bermuda yang lahir di tahun lalu.
Ines yang memiliki cucu laki-laki dan menurunkan keahlian ayahnya sebagai pengemudi kapal atau sering disebut nahkoda, kini Ia mendapat dan menurunkan lagi cicitnya tapi seiring dengan keadaan jaman cicitnya yang bernama Pedro yunior mewarisi keahliannya melaut yang amat berani menantang ombak yang besar.
Pedro Yunior beserta salah satu awak kapalnya mengatakan melihat “cahaya aneh berkemilau di cakrawala”. Beberapa orang mengatakan telah mengamati sesuatu seperti meteor . Dalam catatannya ia menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik selama berada di area tersebut.Berbagai peristiwa kehilangan di area tersebut pertama kali didokumentasikan pada tahun 1951 oleh E.V.W. Jones dari majalah Associated Press. Jones menulis artikel mengenai peristiwa kehilangan misterius yang menimpa kapal terbang dan laut di area tersebut dan menyebutnya ‘Segitiga Setan’. Hal tersebut diungkit kembali pada tahun berikutnya oleh Fate Magazine dengan artikel yang dibuat George X . Tahun 1964 Vincent Geddis menyebut area tersebut sebagai ‘Segitiga Bermuda yang mematikan’, setelah istilah ‘Segitiga Bermuda’ menjadi istilah yang biasa disebut. Pedro Yunior berbincang pada Vincent tentang keanehan yang sering dilihatnya selama melaut.
Vincent : ” Coba ceritakan kejadian tuan pada saat itu….? ” Dengan agak tak percaya Pedro Yunior mencoba sharing tentang kejadian saat itu.
Pedro Yunior : ” Terdengar ledakan di Perairan laut Bermuda lalu cakrawala nampak memerah padahal saat itu hari sudah malam….kompas yang kami bawa tak memberikan respon kami kebingungan karena cakrawala merah itu membuat ombak meninggi sampai tujuh meter. Ombak yang pasang tersebut menghantam beberapa kali ke kapal kami…untung hanya berlangsung tiga puluh menit dan ombak kembali normal lagi tetapi yang kami herankan ada suara menderu entah dari mana datangnya lalu munculah beberapa tongkat api yang berpijar di laut. ”
Pedro : ” Apakah itu mungkin suara pesawat yang hilang beberapa tahun lalu…..? ”
Vincent : ” Mengapa tuan menyimpulkan dengan keadaan sekarang ? ”
Pedro : ” Kira-kira saja…karena kapal terbang- kapal terbang tersebut tak pernah kembali , mugkin kapal terbang tersebut nyangkut dalam lorong waktu…..”
Vincent meringis saja karena dia tak percaya dengan ucapan kira-kira atau mungkin . Baru seminggu kemudian Vincent mulai terhempas fikirannya ketika dia melihat api di tengah lautan beserta Pedro dan anak buahnya.
Pedro : ” Bagaimana….masihkan anda menyangkal kejadian ini….”
Vincent : ” Saya tak pernah menyangkal cuma heran saja dan ketika mendekat tenyata botol-botol yang terapung tapi saya belum menemukan dari mana sumbernya sehingga berwarna kemerahan seperti api….?! ” Vincent yang kritis terus memandang di samudera Atlantik yang luas tersebut meskipun dia ikut berasumsi dengan kata ” Kira-kira atau mungkin ” .
Pedro yang bertugas menuju Florida untuk mengirimkan pesanan dan Vincent Geddis sedang melakukan tugas untuk mencari vakta keanehan sepanjang perjalanan dari Bermuda ke Florida yang akan singgah ke Miami . Badai menghantam ,Vincent ikut membantu anak buah Pedro denan mengikat barang dan mengamanan situasi , selanjutnya Vincent kembali menemui Pedro yang sedang menjalankan kemudi. Sepintas Vincent melihat kompas dan ternyata tak bisa menunjukkan arah. Vincent bingung sekali dan mendekati Pedro.
Vincent : ” Tuan kompasnya berputar-putar tak bisa menunjukkan arah… ”
Pedro : ” Itu sudah biasa….dan kita cuma percaya pada Tuhan Sang Juru Selamat umat manusia. ..berdoalah….” Vincent menuruti perkataan Pedro yang sambil menghalau ombak dan menjauhkan kapal dari pusaran air. Karena penasarannya Vincent dia ikut melihat bagaimanakan keadaan pusaran air yang terkenal ganas menyedot semua yang ada di atas air. Vincent berpegang apa yang bisa dia pegang karena tubuhnya terombang ambing karena kapal terhantam ombak. Air berhamburan membasahi badannya , selamat hampir dua jam Pedro meloloskan diri dari pusaran air, tubuhnya lemas…bebrapa anak buah kapal membantunya sambil membawakan makanan berupa roti lalu berbagi dengan Vincent yang berjalan sempoyongan karena pusing yang menjadi. Mataharipun memamerkan sinarnya… dan terlihat Pelabuhan yang berada di Miami .
Vincent lega setelah melihat pelabuhan yang dirindukannya.
Vincent : ” Terima kasih tuan, tuan sudah menyelamatkan kita dari pusaran air yang menakutkan serta diiringi badai yang mengganas …” Pedro turun dari kapal dan menyalami Vincent
Pedro : ” Kita hanya minta selamat saja dalam tugas….bagaimana…serukan perjalanan ke Miami…. ? ”
Vincent : ” Tentu… dan itu membuat kita ingin mengulang dan mengulang kembali…”
Pedro : ” Yaaah….sampai bertemu lagi kita di Hamilton Bermuda ” . Vincent memeluk Pedro dan mobil sudah menunggunya untuk menuju ke Florida bersama Pedro .