Puspita anak guru matematika bernama Timotius Sukaryo mengajar di Sekolahan swasta SMA Masehi V Semarang memang cantik banyak para pelajar yang meliriknya dan ingin mendapatkan hati Puspita, tapi Puspita tak tertarik dengan cerita diluar Pita sangat patuh dengan petuah orang tuanya. Mereka takut mendekat karena ayah Puspita orangnya kaku dan sukar tersenyum yaah..mungkin karena pembawaannya saja sehingga membuat takut siswa yang ikutan mengantri Puspita.
Puspita naik kelas 3 dan tahun ini ia akan mengikuti ujian, persiapan sudah ia lakukan dengan banyak membaca buku-buku ilmu pengetahuan umum dan buku mapel diringkasnya agar ia bisa masuk di UNNES Puspita ingin menjadi Guru seperti ayahnya. Puspita membaca iklan sekolah music tiba-tiba Ia merasakan getaran dan ingin mengikuti sekolah itu. Iseng ia mendaftar seminggu kemudian ia diterima, karena tanpa sepengetahuan ayah ibunya Puspita diam-diam mendaftar ulang dia mengambil sedikit uang ditabungan dan memilih jenis alat music kesukaanya yaitu orgen. Disekolah musik Awan Biru Puspita banyak kenalan rata-rata mereka diantar pakai mobil dan hanya Puspita yang berangkat sendiri menggunakan motor mio. Puspita hanya ingin menguji bakatnya dan mencari sesuatu yang berguna untuk kehidupannya sebagai manfaat pendidikan. Karena sekolah music seminggu dua kali dia jadi jarang ketemu teman-teman sekolahnya untuk mengikuti latihan ulangan tapi Puspita termasuk rajin karena ia selalu mengerjakan tugas-tugas sekolah. Sahabat dekatnya Lolita yang selalu mengabarkan kegiatan sekolah dan tugas-tugasnya. Karena saking sibuknya Puspita sehingga kadang dia malas bergaul dan hanya dengan Lolita dan orang-orang tertentu yang dekat dengan Puspita.
” Puspita nanti hadir ada pentas Seni jam 15.00 dari Sekolah Music Awan Biru tempat duduk sudah aku siapin. ” begitu ucapan Lolita dan dibalas dengan tanda oke oleh Puspita. Ia langsung menuju Sekolah Music Awan Biru dan bertemu dengan bu Galih.
” Ayo cepat Puspita kamu segera mencoba pakaian ini hari gladi bersih sebentar lagi manggung kamu ketua kelompoknya harus cekatan dong…?!” teriak bu Galih
” Iya buk ini kan sudah tepat waktunya, okey siap mana yang lainnya…!!” Puspita memanggil groupnya PITANADA. Bekumpulah mereka ada tujuh orang Puspita memegang orgen juga vokalisnya, Bambang memegang drum, Basuki memegang Bas, Rita memegang Gitar , Dina memegang terompet, Raul memegang kendang dan Damar memegang seruling . Mereka memulai membunyikan alat musicnya dengan lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang, perpaduan music yang begitu indah ditambah gendang dan seruling yang melengking dan mantab. Bu Galih senang sekali dan juga ada demonstrasi alat musik yang bener-bener indah didengar bu Galih tepuk tangan.
” Okey sekarang kalian make up di tempat sebelah ditunggu mas Okky , dan alat musik segera diangkut ke mobil segera diantar di SMA Masehi v. Okky yang banci itu begitu senang melihat Puspita yang berwajah mungil dan imut tapi badannya tinggi begitu menggemaskan. ” Wah…mbak Puspita pasti pacarnya banyak nih….”
” Merayu saja sih mas Okky..sudahlah…” Puspita agak jengkel karena pipinya disapu blass on terus hingga agak merah.
” Jangan merah-merah aku tak suka…!”
” Iya…nih…enggak ah…jangan begitu dong ike tu sudah tahulah…naahhh..ini cakep banget…wow ..cantiik… ” Okky begitu tergoda kecantikannya Puspita dan Okky memang senior dalam me makeup di tangannya pasti jadi. Mereka sudah berangkat menuju SMA Masehi V Semarang, ternyata yang hadir sudah banyak dan malah penuh, sedang menanti pentas seni dibuka. Crew Sekolah Music Awan Biru sudah masuk Aula dan duduk di rombongan peserta Seni. Pentas Seni sudah dibuka oleh kepala sekolah SMA Masehi V ibu Theresia Wulandari. Puspita mencari Lolita dan meneleponnya.
” Pita kamu dimana..? tempat dudukmu kosong tapi kamu tak bisa masuk lagi karena penuh dan bu Candra yang menggantikan kamu …maaf ya…aku di urutan ke lima dari depan dan memakai bandu merah ” Puspita menghitung urutan kursi dan ketemulah Lolita, Puspita tersenyum dan duduk kembali.
” OOhh…ya sudah Lolita gak apa-apa aku disini saja, terima kasih Lita ” Puspita mematikan hapenya. Sambutan bu Galih menceriterakan tentang murid-muridnya yang amat canggih dalam memainkan alat music dan pandai memadukan alat music yang begitu manis dan indah. Dan Bu Galih memperkenalkan Group Band bimbingannya dengan Nama PITANADA serta memanggil anggota-anggotanya, mereka bertujuh naik ke panggung untuk memperkenalkan diri. Bu Galih memanggil Purpita untuk memperkenalkan diri siswa -siswi SMA Masehi V tidak mengenali Puspita karena sudah dipoles yang begitu cantik mirip artis Korea.” Perkenalkan saya Puspita Kristanti siswi di SMA Masehi V tercinta ini.” Semua hadirin pada tertegun melihat Puspita yang begitu menarik perhatian penonton termasuk ibu kepala sekolah ibu Theresia Wulandari begitu bangga dengan muridnya yang satu ini. ” dan dilanjutkan dengan anggota-anggota yang lainnya. Lolita memberikan cium jauhnya…” Pita…love you….” dan Puspita melambaikan tangannya pada Lolita. Lagu Gambang Semarang mulai di kumandangkan Puspita melantumkan lagu awalnya dan kemudian musik mendayung bersahut-sahutan membuat penonton bertepuk tangan dengan suara gendang yang amat mengena dan mantab jedugkannya dan Dina mengganti terompetnya dengan angklung single memamerkan atraksi angklung yang memikat dengan suara yang kental dan bulat , Raul dengan single kendangnya yang mendegub -degub hati, suara vocalnya Puspita beralih melantumkan puisi yang diiringi petikan gitar Rita dan puisinya Puspita penonton menjadi terharu. Dengan Hybrid Culture menyuarakan Aku anak Semarang, memiliki Hybrid Culture membuat Semarangku menjadi adem, Budaya Jawa, Tionghoa, Eropa, Arab, Pecinan, Melayu memperindah kotaku nan permai, bersatu padu memajukan Semarang. Suara angklung dan gendang yang menghentak empat penari kian kemari datang melenggang aduuuuhh sungguh jenaka mengiring suara gambang….yaaahhh gambang Semarang. Ibu Theresia Wulandari berdiri bertepuk tangan sambil berucap LOVE YOU PITA.. bergema suara Love you Pita…berulang-ulang, Damar meletakkan serulingnya dan menggesek biola memulai irana Bengawan Solo, Mata Airmu dari Solo di nyanyikan Dina dan Rita sambil memetik gitar, terkurung gunung seribu suara itu milik suara Puspita yang tinggi. Air mengalir sampai jaaaaauuuuuhhh airnya ke…lautttt…. suara drumer Bambang begitu menggema duetnya Rita dan Dina begitu kontras membuat penonton terkagum-kagum. Mereka tidak menyangka kalau Puspita begitu memiliki bakat yang selama ini kurang di sentuh oleh dunia pendidikan sekolah. Lebih -lebih pak Timotius Sukarya yang hampir tak percaya anak perempuannya bisa memainkan orgen dengan lembutnya karena Puspita biasa membunyikan Harmonipet saja kalau dirumah, Pak Timotius sangat terharu dengan keadaan ini. Rambut Puspita yang didandani blonde, berbaju lengan panjang warna emas dengan pita di sikunya bercelana tiga perempat warna hitam mengkilap dengan hiasan bordir dipahanya menambah cantik penampilannya dengan sepatu boot selutut sehingga nampak tinggi semua personilnya baik laki maupun perempuannya. Pentas seni ditutup dengan lagu Jangkrik Ginggong dan tak kalah serunya dengan lagu-lagu depannya. Puspita melakukan test aksi manggung dadakan dengan music kolaborasinya band Pitanada dengan meminta salah satu guru keseniannya Pak Totok untuk menyanyikan lagu bebas dan pak Totok menguji kemampuan Band Pitanada. Dengan lagu Cintaku sekonyong-konyong koder milik Didi Kempot mengambil kunci C, Pita memberikan kunci itu untuk semuanya dengan introlagu yang sama mulailah irama kolaborasi itu dari angklung sampai gendang dan seruling Pita memimpin perubahan musicnya dimulai dari orgen yang memimpin dan berubah dengan control yang sempurna orgen Pita memimpin dilanjut drum dan bas mengikutinya, enak sekali di dengar… tepuk tangan yang riuh didapatkan untuk Pitanada. Acara sebenarnya sudah ditutup tetapi karena masih pada penasaran ingin menguji Pitanada sehingga hadirin belum mau meninggalkan pentas seni tersebut. Karena waktu yang sudah disediakan sudah habis maka Pitanada meminta seluruh hadirin agar datang saja ke Sekolah Music Awan Biru tiap hari Rabu dan Sabtu jam 14.00 sampai jam 17.00. Ibu Galih mengucapkan terima kasih pada seluruh hadirin yeng membuat pentas Seninya sukses luar biasa.
Sampai rumah Puspita mandi dan langsung tidur, ibu ingin mendengarkan cerita dari Puspita karena bapak cerita amat seru sekali, tapi bapak melarang ibu toh besok hari Minggu biarkan saja dia tidur.
Pagi pukul 05.00 Pita bangun untuk persiapan ke Gereja dia ambil Misa pagi bersama bapak ibunya yang sudah rapi, sampai Gereja pak Timotius Sukaryo mendapat sambutan hangat dari pak Pendeta karena mampu mendidik Putri pertamanya menjadi viral di you tube dengan music Jangkrik Ginggongnya. dan pak Pendeta menyalami Puspita Kristanti agar nanti mau menyumbangkan suaranya di Gereja. Pita mengangguk dengan senang hati.
Selesai.