Andai kita tidak pernah bertemu… episode 10

Chapter 10

Dengan mengendarai motor, ane masuk ke kampung tersebut. Ane hati-hati banget dan berjalan pelan-pelan soalnya jalanan kampung agak sempit dan banyak orang lewat dan anak-anak berlarian. Wah nanya ke siapa yah, ah itu ada ibu-ibu lagi nyuapin anaknya di bangku teras rumah. Kelihatannya ibu itu ramah, ane kemudian berhenti dan turun dari motor nyamperin ibu itu.

“Selamat siang ibu. Maaf mau numpang nanya. ” sapa ane.

“Nanya apa mas ? ” ibu itu menjawab dengan ramah.

“Ibu tau nggak rumah mbak ini ? Namanya Niken bu. ” tanya ane sembari menyodorkan foto Niken.

“Wah siapa yah. Maaf mas saya nggak kenal. ” jawab ibu itu setelah melihat foto Niken.

Yaahh buntu lagi dah. Ane menggerutu dalam hati. Tiba-tiba seorang bapak keluar dari rumah dan langsung nimbrung ke percakapan kami. Sepertinya suami ibu ini.

“Ada apa ini bu ? ” tanya bapak itu.
“Pak kamu kenal nggak sama cewek ini ? ” tanya ibu itu sambil menunjuk foto yang ane sodorkan.
“Namanya Niken pak. Katanya dia tinggal di dekat sini. ” imbuh ane.
“Lho ini kan putrinya Bu Ratna. Saya tahu mas. Dia memang tinggal disini kok. ” jawab bapak itu.
“Yang mana sih pak Bu Ratna itu ? ” tanya ibu itu penasaran.
“Itu keluarga yang baru aja ngontrak rumahnya pak RT. Baru dua minggu kok ngontraknya jadi wajar banyak warga yang belum kenal. ” jelas bapak itu.

Jawaban bapak itu akhirnya ane bikin ane bernapas lega. Akhirnya ane bisa menemui ibunya Niken dan masalah ini segera kelar.

“Pak bisa minta tolong ditunjukkan di mana rumahnya Bu Ratna ? ” pinta ane.

“Ayo ikut saya mas. Saya tunjukkin rumahnya. Nggak jauh kok. ” ajak bapak itu.

“Iya pak, terima kasih banyak. ” jawab ane.

Bersama bapak itu ane kemudian menuju rumah yang dimaksud. Ternyata rumah Niken merupakan rumah petak yang sangat kecil dan sederhana. Di terasnya ada anak kecil kira-kira berumur 8 tahun sedang bermain mobil-mobilan. Setelah sekali lagi mengucapkan trima kasih pada bapak itu, ane kemudian mendekati anak kecil tersebut. Melihat ada orang mendekatinya anak itu berhenti bermain sambil ngeliatin ane.

“Permisi dek, bener ini rumahnya mbak Niken ? ” tanya ane.

“Bener kak. Kakak pasti temennya kak Niken yah ? ” jawab anak itu.

“Tapi kak Niken sudah sejak kemarin belum pulang kak. ” kata anak itu lagi.

“Iya kakak tahu dek. Eh ibu ada ? ” tanya ane lagi.

“Ada kak, sebentar ya aku panggilin. ” jawab anak itu sambil berlari masuk.

Sepertinya anak kecil tadi adiknya Niken. Sayang dek kamu nggak bisa bertemu lagi dengan kakak tercintamu. Ane hanya bisa menghela napas panjang. Apa aku sanggup mengabarkan semua ini pada ibu Niken ? Ane nggak berani membayangkan bagaimana reaksi sang ibu mendengar kabar kematian putrinya. Nggak berapa lama seorang ibu berperawakan kurus keluar dengan terbatuk-batuk. Sepertinya kata-kata Niken bener kalau ibunya lagi sakit.

“Selamat sore bu. Saya temennya Niken. ” kata ane berbasa basi.

“Aduh tapi Nikennya nggak ada mas. Udah beberapa hari dia belum pulang. ” jawab ibu itu.

“Justru itulah yang mau saya bicarakan bu. ” kata ane.

Ekspresi ibu itu langsung berubah pucat. Dengan segera dia mempersilahkan ane masuk rumah. Astaga, apa yang harus ane katakan ?


Andai kita tidak pernah bertemu…

Andai kita tidak pernah bertemu…

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2016 Native Language: Indonesia
Kisah seorang pemuda (Alvino) yang bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Niken di sebuah kafe tempat biasa dia nongkrong , dengan wajah penuh kegelisahan Niken menghampiri Alvino yang sedang bersantai sendirian  , Alvino yang terpesona oleh ke elokan Niken kehilangan kata-kata saat bertatapan dengan Niken , namun pertemuan mereka berdua tidak berakhir manis....Penasaran dengan kisah Alvino selanjutnya ? Yuk check it out kisah selanjutnya !

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset