Sampai di rumah ane langsung memindahkan foto Niken dari HP ke komputer. Kemudian ane print. Biar besok ane akan menggunakan foto ini untuk mencari keberadaan rumahnya. Sebelum komputer ane matikan, ane sempatkan memandangi foto Niken di layar monitor. Sepertinya ane berhasil mengabadikan momen yang tepat. Ane berhasil memotret Niken pas tersenyum. Astaga dia cantik sekali jika tersenyum. Ane sentuh layar komputer dengan jari telunjuk ane tepat di wajah Niken. Niken… kenapa begitu cepat kamu meninggalkan dunia? Aku ingin mengenal kamu lebih jauh lagi… tapi.. Tiba-tiba HP ane berbunyi. Ternyata Yudha, mau apa dia malam-malam begini telpon ?
“Halo Yud ?”
“Halo Vin, sorry baru bisa telpon balik sekarang. ” jawab Yudha.
“Tumben kamu malam-malam telpon. ” kata ane.
“Nggak sih. Aku cuma penasaran aja karena sejak kemarin kamu nanya soal hantu terus. Kamu beneran ketemu hantu ? Atau rumahmu diganggu makhluk halus ? ” cecar Yudha.
“Ya kira-kira seperti itulah. ” jawab ane sambil memandang foto Niken.
“Gini Vin, aku kenal dengan seorang paranormal. Dia tinggal tidak jauh dari kampus. Dia pengalaman dalam menangani gangguan makhluk halus. Nih kamu catat nomor telepon sama alamatnya. ” kata Yudha.
“Nggak usah Yud. ” jawab ane santai.
“Lho kok ? Tapi kenapa ? ” tanya Yudha heran.
“Kamu diganggu hantu beneran kan ? ” tanya Yudha lagi.
“Iya sih, cuma setelah ane pikir-pikir nggak usah diusir deh. ” kata ane
“Kamu kok nyantai banget ngomongnya. Makhluk halus tuh berbahaya lho. Kamu sudah tahu kan akibatnya seperti yang sudah aku jelaskan kemaren ? ”
” Tapi yang ini beda Yud. ” bela ane.
“Maksudmu ? ”
“Hantu ini spesial. Dia tidak jahat dan … sangat cantik. ” kata ane sambil terus memandangi foto Niken.
“Edan kamu Vin, kamu ini udah kelamaan jomblo, hantu aja diembat ! ” Yudha kelihatan sewot.
“Emang hantu macam apa yang ganggu kamu ? Arwahnya siapa ? ” tanya Yudha.
“Aku gak bisa jelasin sekarang Yud. Besok Senin aja pas di kampus aku ceritakan semuanya. ” janji ane.
“Okelah kalau begitu. Selamat kencan dengan hantu yaa hahaha. ” Yudha ketawa.
Ane nggak memperdulikan ejekan Yudha dan langsung mematikan HP. Sementara layar monitor masih menampilkan foto Niken. Biarlah begitu aja semalaman, nggak usah dimatikan, kata ane dalam hati. Ane kemudian merebahkan diri ke bed. Besok sepertinya bakalan jadi hari yang melelahkan. Tapi yang jelas ane harus menepati janji ane pada Niken, agar dia bisa pergi dengan tenang.
“Vino, bangun Vin, mau tidur sampai kapan ? ”
Ternyata sudah pagi dan ini jam berapa sampai-sampai ibu masuk kamarku dan membangunkan aku. Ane melirik jam dinding dan …. whaatttt… sudah jam delapan !! Sudah siang !! Padahal ane harus segera pergi mencari alamat Niken.
“Kok ibu baru sekarang membangunkan aku ? ” protes ane ke ibu.
“Salahmu sendiri selalu pulang malam. Ibu bangunkan kamu soalnya kamu kan selalu lari pagi jika hari Minggu. ” malah ane gantian dimarahi ibu.
“Lho itu siapa Vin ? ” tanya ibu sambil menunjuk ke layar monitor.
“Pacar kamu ya ? Wah cantik banget. Kamu pinter nyari pacar. ” tambah ibu ane.
“Cuma teman bu. ” jawab ane sambil tersenyum kecut.
“Kamu nggak pergi kan ? Kamu jaga rumah ya. Ibu sama bapak ada acara resepsi hari ini. ” kata ibu.
“Wah nggak bisa bu. Aku ada acara juga. Mungkin pulang malam. ” jawab ane.
“Pergi lagi ? Kamu akhir-akhir ini selalu pulang malam. Kemana aja sih ? ” tanya ibu ane.
“Atau jangan-jangan kamu pergi sama pacar baru kamu itu ya ? ” ibu ane terus mencecar.
“Nggak kok bu. Iya memang ada hubungannya sama dia tapi aku nggak pergi sama dia kok. ” ane kebingungan menjawab pertanyaan ibu.
“Maksud kamu apa sih ? Jangan bohong kamu. ” ibu kayaknya semakin nggak mengerti.
“Nanti aku ceritakan bu. Udah ya aku mau mandi dulu. ”
Ane berdiri dan langsung menuju kamar mandi, meninggalkan ibu sendirian di kamar. Setelah mandi dan pakai baju ane langsung ambil jaket dan kunci motor dan nggak lupa berpamitan pada ibu. Pokoknya hari ini ane harus menemukan rumah Niken dan menemui ibunya, sehingga semua masalah ini bisa kelar.