Apakah aku seorang Pelakor ? episode 2

Silsilah Mayangsari

Mayang kedatangan tamu seorang wanita yang pantas disebut adik bila dibandingkan usianya.

Mayang   : ” Iya dik…siapa nama adik..?”

Rahma     : ” Saya Rahma kak…, benar disini tempat meminta bantuan dana talangan kak…?”

Mayang    : ” Iya benar…apakah dik Rahma akan mengajukan bantuan…?”

Rahma      : ” Iya benar kak…bagaimana caranya mendapatkan pinjaman…? ”

Mayang     : ” Coba adik keluar ruangan dan menemui kak Dian atau mas Wawan ..ya..?”

Rahma       : ” Iya kak…trima kasih…”  Mayang tersenyum memandang Rahma yang mencari Dian ataupun Wawan, tapi karena diruangan itu tak ada orang maka Rahma duduk di ruang tunggu. Dia baru ngeh karena tadi jam istirahat setelah melihat beberapa orang yang akan mengangsur pinjamannya dan duduk di bangku-bangku ruang tunggu. Dian bersama Wawan sudah pulang dan menuju ruang pembayaran untuk melayani angsuran. Rahma membaca-baca tulisan yang ada di ruangan tersebut ternyata dia salah masuk ruangan harusnya masuk di samping angsuran yaitu ruang pengajuan pinjaman.

Mayangsari segera keluar kantor untuk gantian beristirahat dia dijemput Bram yang akan makan siang bersama.

Mayang    : ” Kok lama sih…, laper nih..”

Bram         : ” Iya sama…aku juga lapar bingit…ayuk brangkat….”.

Mayang memeluk Bram dengan mesranya menuju arah Bandungan , kepala Mayang ditempelkan ke punggung Bram mengakibatkan dada Bram berdesir-desir mereka makan di Jimbaran dengan menu ikan nila bakar.

Bram        : ” Bagaimana situasi kantor hari ini…?”

Mayang    : ” Lumayan.., hari ini aku dapat tip dari pelanggan  dengan agunan Mobil mewahnya..”

Bram         : ” Waaaah hebat kamu bisa ngalahin pendapatan boss dong…? ”

Mayang     : ” Kamu ini ada aja…masak kok boss yang di lawan..he..he..jelas gak ada apa-apanya dong Bram….pendapatanku njomplang telak..?!”

Bram         : ” Kamu amat berbakat sekali tentu pak Prayit suka pendapatannya naik terus…”.

Mayang    : ” Biasa saja pak Prayit itu menghitung uang terus dan selalu koreksi…pendapatanku saja dia tahu sampai tip yang kuterima diapun tahu…?!”

Bram        : ” Wow…jadi bos Prayit sudah mengatur semua pemasukkannya…dasar orang pelit…”

Mayang   : ” Tidak Bram…bos Prayit tidak pelit cuma dia perhitungannya njlimet sampai ke akar-akarnya kalau menghitung keuntungan..”

Bram       : ” Jadi baik dong kalau gitu….!”

Mayang   : ” Enggak baik juga …aku tak suka cara menghitungnya dan membuat nasabah tertekan..”

Mayang menceritakan kebururukan bos Prayit yang menjebak pelanggan terbelenggu rentenir permainannya dan Mayang menurut saja karena dia juga mendapat komisi yang gede juga, sampai nasabahnya klenger dan pailit. Bram melongo mendengarnya.

Bram       : ” Kok bisa jadi bunga berbunga….bisa kena UJK dan ditutup itu usaha bos Prayit…”

Mayang  : ” Makanya aku kawatir….tapi Wawan mendukungnya bahkan berani melawan aku kalau ada bos Prayit”.

Bram      : ” Biasa cari muka dia….”.

Mayang ditelepon Dian karena akan ada pencairan jam tiga sore ini dan nasabahnya masih dalam perjalanan, Mayang meminta Bram pulang sekarang untuk mengkondisikan keuangannya dan Bos Prayitpun mengirimkan pesan ke Mayangsari dan ditunggu di kantor sekarang. Mayang takut terlambat terpaksa Bram ngebut dan semakin erat Mayangsari memeluk Bram.

Sampai di kantor Mayang sudah ditunggu Wawan, ternyata posisi Mayang langsung di ambil alih Wawan. Bos Prayit rupanya sudah mengawasi Mayangsari dan selalu keluar disaat-saat dibutuhkan,  tak jarang bos Prayit menegur secara langsung tapi Mayang santai saja. Sakit hati karena posisinya di rebut Wawan , Mayang minta cuti dan bos Prayit mengijinkannya. Ini yang membuat Wartinah marah karena Mayang berniat kerja sama dengan Bram menyaingi bos Prayit sedangkan Bram yang membantu mencarikan dana modal dari rekening pribadinya tanpa harus meninggalkan koperasi kantornya.

Akhirnya Mayang menjual mobil almarhum bapaknya untuk modal dan dia sudah mendapatkan nasabah dari kenalannya juga dari Bram karena belum memiliki kantor akhirnya Mayang menagih sendiri nasabahnya dan meminjam motor Bram. Capek itulah yang dirasakan Mayang. Rahma yang dahulu mengajukan pinjaman di tolak Wawan dan lari ke Mayangsari dan mendapat bantuan karena agunannya hanya sebuah hape S6 yang masih lumayan taksirannya. Pak Listyawan bosnya Bram memberi nasihat agar berhati-hati pada Mayangsari.

Listyawan   : ” Mayangsari itu tak baik buatmu…”

Bram            : ” Tapi dia sama saya baik pak…..?!”

Listyawan   : ” Dia hanya memanfaatkan kamu saja..dan orangnya amat royal suka hura-hura…dan dia sering mangkal di Tower Matahari bila malam ketika saya mengantar tamu “.

Bram           : ” Mangkal di Tower Matahari…mungkin Ia lagi jenuh pak…tapi ….dia…pemurah…suka bantu saya juga pak….?”

Listyawan   : ” Pemurah…apanya yang pemurah…dia tak memiliki apa-apa kok bisa dikatakan pemurah…pemurah hatinya yang membuat klepek-klepek laki-laki serta menyanjungnya padahal yang membelikan laki-laki lain, terus terang aku pernak naksir dia…” Listyawan diam sejenak karena amarah , lalu air matanya mengalir perlahan. Bram juga ikutan diam dan mendengarkan penuturan pak Listyawan yang masih aktif di pemkot.

Listyawan   : ” Aku dulu hampir bercerai dengan istriku gegara kenal Mayangsari dan ketika ayahnya masih hidup dia memang amat dimanjanya gak heran anak satu-satunya dimuliakan Ruswandi yang merupakan atasanku di pemkot kota Semarang…akibatnya setelah ayahnya meninggal dia tak bisa apa-apa dan hanya berkelahi saja dengan ibunya. Insting seorang istri itu amat peka contohnya istriku dia amat marah ketika aku membantunya untuk mendapatkan pekerjaan terpaksa aku titipkan pada Prayitno pensiunan polisi yang merupakan sahabat bapaknya Mayangsari.

Wartinah istri Ruswandi orangnya pencemburu dan siapa saja yang jalan dengan  suaminya selalu dimusuhi padahal sedang dinas selalu diawasi dan membuat tak nyaman hidupnya, Ruswandi sering curhat padaku kalau Wartinah sedang breng dengan Mayangsari saat saya belum njabat . Ruswandi mendapatkan Wartinah dalam posisi janda cerai tanpa anak dan merupakan pelakor semasa dengan suami pertamanya, Ruswandi itu suami keduanya.

” Bram…., tanya aku dulu kalau kamu akan serius pada Mayangsari karena broken home itu penyakit turunan dan merupakan landasan perbedaan sifat yang dimiliki masing-masing pribadi seseorang”, kata pak  Listyawan.

Bramesti terdiam karena dia baru mengetahui silsilah Mayangsari yang sesengguhmya dari Bos Listyawan, tapi kenapa pak Listyawan tertarik pada Mayangsari…?. Fikiran Bramesti caruk marut dan menjadikannya serba salah meskipun Mayangsari adalah cewek yang tak mungkin bisa ditinggalkannya dan mulailah dia menjaga jarak dengan Mayangsari.

Wawan bermain dirumah Mayangsari karena sudah tiga bulan tak bertemu dan selalu berkelahi kalau banyak hitungan yang tak cocok ( selenco ) , menjadi rindu manjanya dan tawa Mayangsari itulah yang memaksa hatinya datang saat ini.

Wawan    : ” Apa kabarmu Yang…kangen aku…yen tak berkelahi dan saling ngeyel ….” Itulah awal pertemuan Wawan menyambut Mayang keluar rumahnya. Wartinah yang tak suka karena Wawan laki-laki penggoda anak gadisnya menyambut dengan wajah cemberut. Wawan slow saja menghadapi emak-emak macam Wartinah yang kangen uang biru lima puluh ribuan . Mayang memandang Wawan dan membawakan buah anggur yang diberikan pada Wartinah ibunya yang segera masuk ke dalam.

Mayangsari tersenyum biasa saja tapi cukup membuat Wawan lega dan  menunjukkan perkelahian berakhir, mereka duduk diteras sambil makan mie kopyok yang lewat di rumah Mayangsari , Wartinah mengeluarkan minuman dan mengawasi Wawan.

Wawan          : ” Bagaimana kabarmu dengan usaha barumu…, oh ya dapat salam dari Bos Prayit..”

Mayang         : ”  Kabarku seperti yang kau lihat sekarang , sehat dan masih tetap semangat…..mengenai usahaku yaaaa…pelan-pelan tentunya untuk bisa bangkit dan mandiri..” Wawan mendapat telepon dari  bos Prayit yang menanyakan kabar Mayangsari dan di Los speaker sehingga Mayangsari bisa mendengarkannya.

Bos Prayit      : ” Mayang… semoga kamu tetep semangat dan saya akan membantumu di pendanaan ”

Mayangsari   : ” Trima kasih pak Bos…kebetulan sekali saya masih banyak pelanggan yang belum terealisasi akibat terkendala dana ”

Bos Prayit     : ” Ya ayolah kan kamu belum pernah mengajukan keluar di * Parikesit *( nama koperasi bos Prayit ) biar diantar Wawan sekarang, aku amat rindu dengan canda dan tawamu…”. Mayangsari tak mau diantar Wawan dia akan memakai motor yang dipinjami Bram. Mayang ganti pakaian , lalu memakai celana panjang dan berpamitan dengan ibunya ke kantor lamanya lalu menghadap bos Prayit.

Bos Prayit     : ” Aku tak tega melihatmu memakai motor dan menagih uang tagihan ke nasabah.., berangkatlah kembali setiap harinya…aku ini sahabat ayahmu sewaktu masih hidup jadi jangan kamu berperasaan buruk, tetaplah semangat Mayang “. Bos Prayit memberikan gajinya selama tiga bulan dan berharap Mayang kembali lagi.

Mayang        :  ” Terima kasih bos Prayit..tapi Mayang pingin usaha sendiri dan menjalaninya dengan penuh kesabaran”

Bos Prayit   : ” Kamu itu seperti bapakmu yang keras kepala …tapi bapakmu masih menerima saran dari bawahannya “.

Mayang       : ” Saya adalah Mayang bukan Ruswandi…jangan bayang-bayangi sosok ayah pada saya…Ia tlah tiada..”  air mata Mayang menggantung waktu menyebut Ruswandi mendiang ayahnya dan lehernya terasa tertekan  mengenangnya.


Apakah aku seorang Pelakor ?

Apakah aku seorang Pelakor ?

Score 7.6
Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesian
Cerita bersambung tentang seorang wanita bernama Mayangsari yang tidak mengerti bahwa dia adalah seorang pelakor atau tidak. Berawal dari rasa kasihan terhadap sosok pria yang Mayangsari temui, rasa cinta kemudian tumbuh diantara mereka berdua.Namun, Mayangsari tidak mengetahui bahwa kekasihnya telah membina keluarga. Ketika semuanya terungkap, konflik yang sebelumnya tidak pernah ada kini muncul dan membayangi kehidupan mereka. Bagaimana kisah Mayangsari ini akan berlangsung? yuk segera disimak cerita bersambung ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset