Belenggu Kehidupan episode 1

Bekerja dengan Juragan Ramdon

Slamet dan Isnaeni  adalah pasangan baru nikah mereka merasa senang karena mertuanya sangat menyayangi Slamet walaupun Slamet bekerja sebagai penjual sayur keliling tapi sangat mensyukuri penghasilannya. Slamet tinggal bersama mertuanya yang sudah janda dan menjual sayuran di rumah sedangkan Isnaeni menjual nasi rames dan es campur di rumah juga karena yang dimiliki hanya rumah peninggalan bapaknya yang sudah meninggal waktu Isnaeni klas 6 SD.

Semua yang membelanjakan Slamet,termasuk belanjaan warung sayur serta makanan rumahan ,dari keuntungan jualan Slamet untuk menambah modal dan membeli bensin sedangkan jualan makanan harian  untungnya untuk makanan harian. Keuntungan jualan bu Gondo untuk tabungan, menambah jualan dan membayar listrik serta air yang ditambahi uang Slamet. Dua tahun Isnaeni memiliki anak laki-laki yang diberi nama panggilan Naim. Bu Gondo ikut memasakkan kalau warungnya sepi juga Slamet membantunya kalau sepulang ider sayur dan menjaga Naim yang masih bayi.

Lima tahun berlalu Naim sudah masuk paud dan sekarang sudah kelas 1. Bu Gondo amat memanjakan Naim makanya kalau tak dituruti kemauannya Naim akan menangis dan berteriak keras-keras. Isnaeni merasa terganggu jualannya dengan teriakan Naim yang minta dibelikan robot-robotan saat itu juga. Slamet sepulang ider membelikan mainan tapi tak ada robot-robotan yang Naim inginkan , akibatnya Naim marah dan membuang sisa sayuran yang dibawa bapaknya terbuang sia-sia.

Naim      : ” Bapak…, Naim hanya mau robot-robotan…” begitu igauan Naim saat tidur , karena robot itu mahal Slamet menerima tawaran juragan Ramdon  dan diuji mengantarkan barang ke Semarang dengan menggunakan sepeda motor belanjaannya , seminggu kemudian Ia disuruh mengirim bungkusan yang cukup besar dan dibungkus berkali-kali terakhir dibungkus plastik hitam istrinya tak pernah curiga dan pengantaran barang yang berupa ganja sampai kepada pemesannya dengan selamat . Slamet  segera pulang dan memberikan tas punggung yang di terimanya dari pemesanan tersebut yang bernama dokter Gunawan.

Slamet seketika itu diberikan uang cukup banyak  lalu mengajak istri dan anaknya ke Semarang membeli beberapa kebutuhan, Naim melompat-lompat dibelikan robot-robotan berbaterai ,  dirumahnya Naim bermain sepanjang hari sepulang sekolah sampai Naim malas mandi dan malas makan serta belajar. Naim berganti-ganti memainkan robotnya . Isnaeni memandikan Naim dan memarahinya  dan Naim akhornya menurut mau makan dan mandi. Slamet sangat menikmati gasil uang dari pengiriman barang haram tersebut untuk menutupi penampilannya Ia tetap berjualan seperti sediakala dan istrinya juga tetap berjualan makanan rumahan pokoknya ia menyimpan hasil perolehannya secara sembunyi sembunyi dan menganggap uang tersebut sebagai uang simpanan/tabungan.

Sudah lima dua tahun  Slamet nyaman dan merasakan keuntungannya hingga  bisa membeli  tanah disamping rumahnya  yang diperuntukkan Isnaeni untuk berjualan nasi rames  , Naim sekarang sekolahnya diantar Slamet ,  dia tetap berpenampilan sederhana karena itu saran dari juragan Ramdon yang  ternyata asli Banglades  India dan sudah lama tinggal di Indonesia dan hidup sederhana di Salatiga bertetangga dengan Slamet. Bu Gondo sekarang hanya membantu anaknya memasak atau  mencuci piring dan tak berjualan sayur lagi karena Slamet sudah membelikan sepeda motor agar  istrinya bisa belanja sendiri

.Juragan Ramdon seorang importir gula yang diolahnya sendiri , kadang ia mendapat pesanan dari Aceh untuk mengedarkan daun ganja yang sudah ada pemesannya dari Spanyol ataupun Monako tapi dalam jumlah tak banyak karena untuk obat-obatan, sedangkan untuk obat apa Juragan Ramdon tak mengerti apalagi Slamet. Ia hanya tahu Juragan Ramdon importir gula itu saja dan Slamet sebagai pengantar pesanannya yang seorang dokter.

Ada tiga pengirim gula yang menggunakan mobil box  4 ditambah Slamet yang bertugas sebagai kurir dan tak semuanya mengantarkan daun ganja karna kebetulan Slamet yang menurut juragan Ramdon yang cocok mengantarkannya lagian Slamet orangnya jujur dan penurut kepada pimpinannya. Daun ganja tersebut amat ditakuti Slamet jika mengantarkan pesanannya walaupun sebulan kurang lebih tiga kali dia kirim ke pelanggan dan khawatir tercium anjing polisi maka daun itu ia masukkan dalam tas yang memiliki leseting depan biar Slamet nyaman membawanya dan dia dibawakan pengantar oleh Juragan Ramdon agar terlindungi hukum.

Juragan Ramdon  : ” Pokoknya kamu harus hati-hati membawanya karena ini barang mahal harganya  yang selalu diincar polisi serta anjing pelacaknya, aku tak percaya pada Maulana, Jafar, ataupun Edward, karena mereka teledor dan banyak bicara”.

Slamet         : ” Iya Gan, saya akan selalu berhati-hati dan menjaga pesanan pelanggan ”

Sebenarnya Slamet tak tahu barang apa yang ia bawa dan hanya menjaga keamanannya sampai kepemesan.  Suatu hari Slamet ditugaskan mengantarkan barang ke pelabuhan dan diantar juragan Ramdon memakai mobil ,Slamet memakai tas punggung dan barang itu dimasukkan dalam tasnya , Slamet disuruh duduk menghadap kapal lalu ada orang menepuk pundaknya dan mengatakan *sepuluh lima* dan Slamet menjawab sama seperti kata orang tersebut yang memakai kaca mata hitam dan berjaket , orang itu begitu tinggi sampai Slamet tak berani memandang dan orang tersebut menukar  tas Slamet dengan tasnya dan memasukkan handuk kotor lalu segera  segera berlalu. Slamet segera menuju ke mobil juragannya . Dalam mobil tas tersebut dibuka juragan Ramdon lalu ia tersenyum dan berkata,  ” Kamu memang pantas dengan pekerjaan ini …bagus Slamet sekarang kita pulang ke Salatiga ” Slamet hanya tersenyum sambil membenarkan topinya . Waktu mau keluar pelabuhan  mobil polisi memeriksa penumpang , Juragan Ramdon digeledah mobilnya dan tak ditemukan ganja karena ganja sudah dibawa dan mereka selamat dari polisi.

Polisi   : ” Itu tas apa…!!”

Slamet  : ” Ini pakaian kotor saya pak…”. Polisi percaya melihat ketenangan Slamet, sedangkan juragan Ramdon menyetir dengan penuh was-was. Pak polisi minta ditunjukkan pakaian kotor tersebut, Slamet yang spontan akalnya melihat handuk  orang tadi yang dimasukkan ke tasnya diambilnya dan ditunjukkan polisi, Slamet lolos dan juragan Ramdon kembali melajukan mobilnya. Dua kali juragan Ramdon tertolong oleh Slamet.

Juragan Rambon melarikan mobilnya lewat tol , dia ngebut sebentar karena teringat sekarang ada aturannya mengendarai mobil di jalan tol dan Ia tak ingin di curigai polisi. Sampai dirumahnya juragan Ramdon dan Slamet menghitung uang dikamar rahasia dalam tanah dan hanya Ramdon yang tahu.

Ramdo   : ” Trima kasih Slamet kau tlah mengelamatkan aku dari kecurigaan polisi ”

Slamet    : ” Itu keharusan pak untuk menolong bapak ”

Ramdon  : ” Ini bagianmu..dan ini tambahan karena tlah menyelamatkanku”

Slamet     : ” Banyak sekali Gan…trima kasih juragan  saya pamit sekarang…”

Ramdon   : ” Yah pulanglah ..dan libur selama satu minggu  biar kamu segar kembali”. Slamet girang bukan kepalang dia mengendarai motornya sambil bersiul-siul, istrinya Isnaeni menyambutnya dan dikirinya Naim membererikan  piala kejuaraan menggambar se kecamatan Tingkir yang mendapat juara ke tiga.

Slamet     : ” Anak bapak yang pinter besok kita jalan-jalan ya…”

Naim        : ” Besok Naim masih sekolah pak…”

Slamet     : ” ‘Gak papa nanti bapak pamitkan ke buguru ”

Isnaeni    : ” Pak , besok Naim  tes…”

Slamet     : ” Ya sudah… kita ke Bandungan saja ”

Isnaeni     : ” Pak , biar Naim belajar dulu bukankah harusnya demikian..?”

Slamet      : ” Ya sudah tidur saja di rumah atau bantu kamu jualan “. Isnaeni senang sekali karena suaminya mau membantunya dan menata warung makannya.

Bu Gondo : ” Ada yang bantu , tenaga baru ya mas ?” kelakar bu Gondo melihat Slamet mengangkati gelas.

Slamet       : ” Iya bu…, apalagi yang perlu saya angkat..? ” Bu Gondo tertawa cekikikan mendengar jawabannya. Slamet keluar memandang seseorang turun dari motor ternyata bu gurunya Naim yang membawa nya turun dan Naim langsung di pondong bapaknya.

Slamet     : ” Kenapa anak saya  bu guru..?” dengan nada bingung Slamet

Bu guru  : ” Tadi bermain tiba-tiba kok muntah-muntah katanya perutnya sakit makanya saya ajak pulang “.  Bu guru Saidah segera mohon diri karena meninggalkan murud-murid , Slamet mengucapkan terima kasih atas pertolongannya.

Naim dinaikkan ke ranjang bu gondo mbingungi melihat cucunya terkapar, Isnaeni menutup warung makannya ingin membawa ke rumah sakit memeriksakan Naim. Slamet memanggil taxi dan seluruh keluarga mengantar ke rumah sakit takut ada apa-apa dengan Naim. Ternyata Naim disuruh istirahat dan mendapat surat untuk kontrol sambil membawa hasil laboratorium esok hari, dokter berpesan Naim diruruh tiduran saja dan tak boleh aktivitas .


Belenggu Kehidupan

Belenggu Kehidupan

Score 8.6
Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2022 Native Language: Indonesia
Slamet seorang pekerja yang tergiur dengan pendapatan yang lebih mapan , bekerja dengan Juragan Ramdon amat menguntungkannya selain orangnya baik juga murah hati. Ramdon seorang bujangan yang sudah gaek dan berasal dari Banglades India berbisnis gula impor untuk menutupi bisnis ganjanya memerlukan orang seperti Slamet tak tahu kalau bisnis sesungguhnya adalah ganja karena kepolosannya Ia akhirnya terperosok dalam penjara yang membuat kehidupannya penuh derita. Ayuk kita baca kisah Slamet bagaimana Ia menjalani hidup kerasnya dalam kehidupan ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset