Belenggu Kehidupan episode 7

Slamet Dipenjara

Kesaksian Naim tentang juragan Ramdon ternyata ditanggapi pengadilan dan segera memprosesnya.

Naim amat kecewa padahal itu adalah kesalah pahaman antara Ia dan Slamet bapaknya, tetapi pihak kepolisian sudah memprosesnya serta seorang intetejen sudah menyelidiki kasusnya dan untuk sementara Slamet di giring ke kantor polisi untuk dilakukan penyidikan, Naim merasa bersalah karena terlalu emosi melaporkan bapaknya.  Slamet menurut saja dibawa polisi karena hatinya menyatakan kesalahannya meskipun Juragan Ramdon sudah tak di Indonesia.

Foto yang berada di  Hotel Sriwijaya yang asli sebagai bukti kedekatan Slamet dan Ramdon. Tergugat Slamet menyesalinya tapi harus bagaimana karena juragan Ramdon kenyataannya memang baik pada Slamet dan keluarga. Dari Naim kecil sampai kuliah selalu terjaga dan terbina hubungan baik itu, tapi semenjak Naim mengambil jurusan pidana kecurigaan Naim dengan Juragan Ramdon terkuak karena Slamet membela beneran dan membantu Ramdon bisa bebas bergentayangan di Indonesia dan lepas begitu saja karena tak didukung dengan bukti-bukti dari kepolisian. Tapi setelah banyak bukti didapat polisi , Ramdon sudah berada di Meksiko dan terpaksa mengadili Slamet atas kecurigaan Naim yang melaporkan bapaknya melindungi Ramdon dan memperjuangkan keselamatannya selama di Indonesia. Maka Slamet langsung dibekuk dan dimasukkan penjara atas pelaporan Naim putranya sendiri.

” Bapak rela menerima semua ini..memang bapak melindunginya tetapi karena Juragan Ramdon memang baik pada keluarga kita…” ,  kata Slamet sambil berurai air mata, pamit kepada istri dan anaknya.

Naim    : ” Bapak….maafkan Naim..dan Naim akan mencoba memperbaikinya…Naim juga salah pak….yang teramat emosi menentang bapak….?! ” tangis Naim sambil bersimpuh memeluk kaki bapaknya. Slamet memandang dan mengelus kepala Naim sambil hidungnya menyedot ingus akibat menangis. Isnaeni ikutan memeluk kepala Slamet  sambil menangis karena Slamet pasrah…Juragan Ramdon juga baik padanya waktu itu membantu banyak operasi pencangkokan sumdum tulang yang diderita Naim karena sel darah merahnya kurang memproduksi oksigen sehingga asupan darah tak seperti anak normal .

Isnaeni  : ” Lee…bantu bapakmu dan doakan agar selalu sehat…”  ratapan Isnaeni membuat seisi rumah hujan air mata termasuk opas dan polisi teman Naim dalam bekerja yang melaksanakan titah pimpinan karena tak boleh membela yang salah apalagi kasus narkoba yang termasuk barang terlarang. Wicaksono memberikan kabar kalau Slamet tidak akan diperlakukan seperti tahanan lainnya , Slamet dibutuhkan untuk umpan saja agar Ramdon datang ke Indonesia lalu akan dibekuknya.

Slamet  : ” Tapi juragan Ramdon sudah menetap di Meksiko…akan sulit menangkapnya…”

Wicaksono  : ” Polisi  meminta hape bapak untuk penyidikan …” Slamet memberikan hape jadulnya dan pasrah saja ..lalu dibawanya naik mobil polisi yang dirubung tetangga termasuk Jafar dan Maulana serta Edward yang memeluk Slamet sambil berbisik..” Aku akan selalu menjagamu boss…tak usah kuatir… “. Slamet lega sedikit ada rasa semangat karena mereka bertiga akan selalu membuat tenang keluarganya meskipun harus mendekam di penjara Kedungpane.

Jafar        : ” Sebenarnya ada apa sih dengan rumah tangga boss Slamet…?  ”

Edward   : ” Adalah…..biasa kesalah pahaman antara Suami istri kali…?”

Jafar        : ” Kok bisa ada penyidikan memang ada kejahatan diantara mereka…? ”

Edward   : ” Kalau KDRT dah umum tuuuuh…tapi bos Slamet sepertinya tak mungkin menganiyaya bu Isnaeni…malah kelihatannya akur terus dan saling dukung…malahan yang sering marah  Naim , yang selalu membantah pada boss Slamet…”  Maulana mendekati Isnaeni dan menanyakan apa yang terjadi tapi Isnaeni malah menangis dan menyuruh menanyakan pada Wicaksono atau Naim putranya, tentu membuat Maulana tambah bingung dan bergabung dengan Jafar dan Edward.

Jafar        : ” Piyeee…ada apa….? ”

Maulana : ” Mungkin masalah warisan soalnya masalahnya ditangani  Naim atau dosennya yaitu pak Wicaksono… ”

Edward   : ” Belum meninggal kok  sudah diurus warisannya….”

Karena ribut sendiri maka Isnaeni menyuruhnya menyelesaikan pekerjaannya yang memberesi gula dan segera memanen buah anggurnya.

Naim dan Wicaksono mengikuti mobil tahanan yang membawa Slamet menuju LP Kedungpani dengan membawa mobil Xenia milik Slamet dan yang menyetir Naim, sebenarnya  Naim ingin menangis karena semua ini adalah kesalahannya dan itu sudah diperingatkan oleh Wicaksono dosennya.  Karena Naim menangis maka setir yang memegang Wicaksono sambil memberikan nasehat agar Naim lebih tenang sampai di LP Kedungpane.

Naim      : ” Pak….saya yang salah…mengapa malah memenjarakan bapak saya….” tangis Naim semakin kenceng.

Wacaksono  : ” Yaaahh….bapak sendiri mengakuinya sekarang….dan merasa bersalah…ini adalah pengalamanmu yang tragis dengan memenjarakan bapakmu sendiri demi kebenaran tentunya….”

Naim             : ” Tapi aku merasa tak tega…bapak yang baik harus menerima nasib seperti ini…semoga Tuhan memberikan pertolongan pada bapak…”

Wicaksono   : ” Yaa… sebaiknya begitu….dan Tuhan mengerti maksudmu sebenarnya baik agar bapakmu lebih jujur terhadap keluarganya.

Sampailah mereka di LP Kedungpane Slamet diperiksa dan harus harus mematuhi peraturan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan dan tak boleh berbuat onar, Slamet berganti memakai pakaian tahanan,  Naim membantunya sambil menciumi tangan bapaknya …tak tega rasanya Naim melihat bapaknya memasuki sel tahanan…Slamet sendirian di sel tahanan, Naim dan Wicaksono diperintahkan pulang dan diizinkan membesuknya hari Sabtu jam 10.30 sampai jam 11.30 Naim memberikan baju ganti untuk bapaknya sekalian pamit pulang .

Naim           : ” Aku akan sangat merindukanmu bapak…….” tangis Naim pecah  disamping Wicaksono yang mengemudikan mobilnya. Ternyata yang berada di dalam penjara tak semuanya bersalah…., jadi Naim mencari data sebanyak-banyaknya kebaikan bapaknya.

Wicaksono : ” Sekarang berfikirlah secara realis  betapa sakit hati bapakmu karena merasa dicampakkan denganmu dan kawan-kawannya yang dulu pernah  bersamanya berbagi dalam suka dan duka”.  Naim hanya menemukan kebaikan saja…..tapi karena waktu itu dia begitu ego dengan segala putusannya sampai memasukkan bapaknya sendiri dalam jeruji besi. Naim belum bisa bekerja bersama teman-temannya…tapi kau lihat bapakmu menerima semua akibat kekeliruannya dan Ia iklas menerima kemarahanmu dengan lapang dada juga Ia titip pesan padaku untuk memberikan surat ini padamu ”  Naim menerimanya serta membaca surat dari Naim.

”   Anakku Naim, terima kasih ya….bapak kini sudah lega…menyelesaikan keraguanmu terhadap bapak , Menurutlah pada pak Wicaksono ….semua tugas Maulana, Jafar serta Edward sudah aku bagi dan engkau tinggal mengawasinya saja…serta bantulah ibumu dan lindungilah Dia karena engkau anak semata wayang sudah seharusnya mengapdi pada kedua orang tuamu….Naim jaga dirilah kamu , semoga engkau dalam lindungan Tuhan…. Terima kasih anakku tersayang….”

” Bapak….sungguh mulianya hatimu…maafkan aku….aku anak yang tak berbakti….aku jadi orang tapi malah menjebloskan bapak….betapa aku anak yang tak tahu berterima kasih…maafkan aku dan terima kasih atas doa bapak ” Wicaksono mengangkat Naim yang duduk bersimpuh dan menangis lagi…lalu memeluknya.

Seminggu tlah berlalu….

Maulana, Jafar dan Edward bersiap menjenguk Slamet bersama Isnaeni , Naim dan Wicaksono. Mereka tampak berseri-seri membawakan makanan dan beberapa roti kaleng dan baju ganti, mereka sudah menunggu dipintu masuk lalu bawaannya diperiksa petugas. Pagi itu Slamet sedang berolah raga dan dipanggil opsir kalau mendapat tamu dari keluarga. Slamet bergegas tapi baru mau keluar dia mendapat telepon dari Juragan Ramdon maka fihak LP langsung menyadap pembicaraannya.

Slamet    : ” Slamat pagi Juragan…bagaimana kabar juragan…? ”

Ramdon : ” Baik…aku sehat..dan akan berangkat ke Meksiko dari  Sydney …sepertinya aku akan menetap disana…aku hanya ingin mengucapkan terima kasih saja padamu…karena engkau seorang karyawan terbaikku yang bisa membawa kupercaya …Selamat tinggal Slamet…sampai jumpa lagi..daaaahhh ..”

Slamet tak bisa bicara apa-apa karena hape sudah dimatikan.


Belenggu Kehidupan

Belenggu Kehidupan

Score 8.6
Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2022 Native Language: Indonesia
Slamet seorang pekerja yang tergiur dengan pendapatan yang lebih mapan , bekerja dengan Juragan Ramdon amat menguntungkannya selain orangnya baik juga murah hati. Ramdon seorang bujangan yang sudah gaek dan berasal dari Banglades India berbisnis gula impor untuk menutupi bisnis ganjanya memerlukan orang seperti Slamet tak tahu kalau bisnis sesungguhnya adalah ganja karena kepolosannya Ia akhirnya terperosok dalam penjara yang membuat kehidupannya penuh derita. Ayuk kita baca kisah Slamet bagaimana Ia menjalani hidup kerasnya dalam kehidupan ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset