Bakul blanjan yang lewat didepan rumah Karlina berhenti menunggu pembeli , Sumarti disuruh membeli sop-sopan sama tempe serta lombok juga daging pesanannya kemarin . Darman senang sekali dengan sambal buatan Marti apalagi ada sayur sop, Bakul blanjan itu ternganga melihat Sumarti yang menjadi pembantunya Karlina sedangkan Sumarti takut melihat penjualnya tak lain adalah pak Rozak yang kerja dibangunan waktu mengerjakan pekerjaan urugan di taman lele.
Pak Rozak : ” Kamu kerja di sini apa ‘gak keliru…? Ini kan tempat tinggal bu Darman…? ”
Marti : ” Mang kenapa…?”
Pak Rozak : ” Kamu kan berselingkuh dengan pak Darman…bisa dimarah nanti…”
Marti : ” Aku sama pak Darman juga ibuKarlina biasa-biasa saja …mereka sudah tahu kok…..?! ”
Karlina keluar menanyakan belanjaannya pada Marti.
Marti : ” Buk saya boleh minta tempe ditambah…soale saya pingin buat tempe bacem…ini yang minta yang dalam perut…”
Karlina : ” Ooh..ngidam ya… boleh ambil sebanyak-banyaknya biar anakmu tidak ngiler….”
Marti : ” Ma kasih Buk… saya minta yang dibuntel saja pak …?!”
Pak Rozak heran wanita itu barusan menikah sungguh baik sekali mau di madu sama pak Darman fikirnya dalam hati. Marti sama mengambil buah pepaya kesukaannya Darman.
Sumarti : ” Pak Rozak kok bisa sampai disini…..?”
Pak Rozak : ” Saya kan asli Gawongan jadi tiap pagi muter sini sama motor yang hampir rontok ini ” Marti tertawa pelan dan membayarkan uangnya, pak Rozakpun berlalu sambil gedeg-gedeg kepala menyaksikan Sumarti melenggang dengan senangnya.
Pak Kandar dan Ibu sesampai Brebes segera beberes , Rosikin adik bu Kandar membereskan paculnya.
Rosikin : ” Sudah ku pacul semua pesanan Yu Kandar tinggal nanam jagungnya, benihnya belum kubelikan takut tak cocok ”
Bu Kandar : ” Yoo… suwun sudah dibantu…benihnya sudah ku beli di Semarang yang memiliki varietas unggul ”
Rosikin : ” Aku disisani jagung ko Semarang ya…., delenya jadi beli….? ”
Bu Kandar : ” Aku beli banyak karena delenya besar-besar…mantap pokoknya ”
Rosikin : ” Semoga berhasil tanam delenya aku dibelikan berapa kilo..?”
Bu Kandar : ” Masing-masing 3kg karena memang dibagi sesuai KK , kamu pakai KKnya Darman yang baru rumah tangga besok KTP nya karena sudah didaftar agar adil , di Semarang sekarang teratur nggak kayak dulu belinya banyak-banyak padahal tak ditanam katanya salah musim ya di catu sekarang…”
Rosikin : ” Yo wis yu aku pulang dulu…”
Bu Kandar : ” Ini gak sekalian dibawa serta benih kedelai dan jagungnya…? ”
Rosikin : ” Ya biar disini dulu Yu….aku belum memaculinya …”
Bu Kandar : ” Ehhh..ini oleh-oleh dari Karlina kota Semarang lo…?!”
Rosikin mengambil sebesek lumpia dan satu tas bandeng ,” Waaah enak semua ini makanan khas kota Semarang” begitu katanya pada yu Kandar.
Bu Kandar : ” Ehhhhh ..ini wingkonya belum dibawa untuk Waljinah istrimu..”
Rosikin : ” Waaaahhhh… matur suwun Yu…oleh-olehnya banyak sekali”. Bu Kandar memandang adiknya Rosikin yaaah…karena hanya Rosikin adik satu-satunya.
Pagi hari selesai melakukan shollat subuh bu Kandar kepalanya kejatuhan cicak , ” Ya Allah ada apa ini…” Cicak itu diambil suaminya lalu dibunuh dari pada menimbulkan pertanyaan.
Bu Kandar : ” Pak kenapa hatiku tak enak…ada apa dengan Karlina…? Hati bu Kandar tak enak lalu segera menelepon putri satu-satunya.
Karlina : ” Assalamu’Allaikum buk….ada apa..pagi-pagi sudah telepon…masih kangen ya…? ”
Bu Kandar : ” Gimana pembantunya sudah cocok….?”
Karlina : ” Karlina sebenarnya tak membutuhkan pembantu…tapi mas Darman memaksanya katanya biar lekas punya momongan ”
Bu Kandar : ” Yo wis lah nduuk…turuti saja kemauan suamimu, tak usah geger ” .
Darman mendengarkan pembicaraan Karlina sama ibunya walaupun matanya masih merem tapi memperhatikan, hatinya amat was-was karena menyebut-sebut pembantu . Karlina membangunkan Sumarti agar segera beberes sambil menyimpan perlengkapan shollatnya. Sumarti mengucek matanya yang terasa masih mengantuk, dia tak melihat kursi yang ada didekatnya sehingga Sumarti menendangnya dan membangunkan Darman.
Sumarti : ” Maaf…maaf pak…..tak sengaja saya tabrak kursi ”
Karlina : ” Ada apa Marti…?”
Sumarti : ” Saya tak lihat kursi….dan menabraknya…maaf buk….” Karlina masih menata pakaian kerja Darman
Darman : ” Kalau mata masih sulit melek jangan jalan-jalan dulu bisa nabrak-nabrak ”
Sumarti mencuci piring dan gelas, karena sudah dikerjakan Marti maka Karlina menyiram bunga di halaman, waktu yang lumayan lama di gunakan Darman menyetubuhi Sumarti yang sama-sama gila nafsu. Karlina masuk ke dalam tak melihat Marti dan dia baru keluar kamar sambil mengikat rambutnya.
Sumarti : ” Maaf buk , tadi saya pusing….taduran sebentar…”
Karlina : Ya , kalau pusing tiduran istirahat dulu ”
Darman bingung istrinya berada di dapur, dia ngumpet di daun pintu sambil berdiri tegak ….dadanya berdegup kencang…untung Sumarti mengajaknya keluar
Marti : ” Buk kelihatannya bunga anggreknya mau berbunga”
Karlina : ” Berbunga yang mana….? ”
Marti : ” Ini buuk….dekat daun ….?
Karlina : ” Ah kamu ..itu bukan calon bunga tapi calon tunas yang baru…”
Darman langsung keluar masuk kamar mandi dan buang air besar, hatinya lega hampir saja kepergok istrinya untung Marti punya akal.
Akhirnya Karlina hamil, Bu Kandar dan pak Kandar datang ke rumah Karlina untuk melihat kesehatan anaknya saja.
Bu Kandar : ” Nah…akhirnya…ibu punya cucu…”
Pak Kandar melihat Sumarti yang sedang memasak…dia curiga karena selalu nguping kalau ada orang bicara, maka pak Kandar mau menjebaknya
Pak Kandar : ” Bune …sini ada sesuatu… ” Pak Kandar berbisik …ternyata Sumarti mencoba mendengarkan…padahal pak Kandar cuma ngomong : ” lihat saja dia mau nguping…”
Bu Kandar : ” Ya sudahlah pak …mungkin kebetulan saja…..”. Pak Kandar dan Ibu sekarang kalau bicara di ruang tamu sambil mengawasi Marti. Setelah tak ada gelagat buruk pak/bu Kandar pulang dan membawa rahasia yang sulit diungkapkan selama menginap di rumah Karlina.
Bu Kandar : ” Kasihan anakku…..kok kebangeten sekali Darman memadu nya padahal dia baru hamil muda….!” Bu Kandar merasa kasihan pada Karlina yang sepertinya menerima Sumarti bahkan menyayanginya.
Pak Kandar : ” La wis gimana lagi …itu kan sudah menjadi kemauan mereka, kita tak boleh mencampuri rumah tangganya kecuali Dia yang minta tolong ”
Bu Kandar : ” Hu..hu…hu……….anak wedokku..malang sekali nasibmu..moga-moga kamu diberikan kesabaran…” Isak tangisnya bersamaan dengan laju jalannya bis.
Pak Kandar melihat Darman masuk kekamar Sumarti dan melihat dilubang kunci keduanya amat bernafsu …., Pak Kandar segera berwudhu…dan melakukan shollat tahajud, lalu bu Kandar menyusulnya. Melihat semacam itu pak Kandar menasihati Karlina , ” Jangan mudah percaya pada suami maupun Sumarti…kamu tetep waspada dan lebih hati-hati”. Tapi Karlina malah membantah, dan membuat marah Pak Kandar Ia segera memesan ojek untuk mengantar ke terminal setelah pamit sama menantunya.
” Maaf pak saya belum bisa mengantarnya karena ke Semarang pagi ini dadakan ..” kata Darman.
” ,Gak apa mas… ini juga dadakan karena lek Rosikin mau menanam padi gogo ” jawab pak Kandar. Karlina memeluk ibunya dan masih menanyakan perkataan bapaknya…
” Buktikan sendiri..kalau sudah terbukti kamu boleh pulang….” begitu ucapan bu Kandar yang membayangi perjalanannya . Bu Kandar amat menyayangkan sikap Karlina berani melawan ayahnya karena amat percaya dan begitu mencintai Darman. Warto datang ingin menengok istrinya yang ditemani tukang batu sambil membawakan es cendol dua plastik satu untuk istrinya dan satu untuk Karlina lalu segera pulang.
Karlina berbelanja pada pak Rozak dan memilih sayurannya, tiba-tiba Karlina pusing dan merasa mau pingsan, pak Rosak memanggil Marti agar menolong bu Karlina tapi karena kelamaan akhirnya pak Rozak membopong Karlina dan meletakkan di ruang tamu…kebetulan ada bu Salamah yang mau berbelanja juga dan membantunya. Bu Salamah heran tak ada Marti , ternyata Ia sedang telepon dengan Darman. Bu Salamah marah dan merebut hapenya serta merta menariknya akibatnya hape terjatuh di kasur dan Darman mendengar seseorang sedang marah, ” Marti….!! Bu Karlina pingsan malah pacaran dan pacarannya sama pak Darman pisan…!! edan dua – duanya benar-benar edan…!! . Pak Rozak langsunng menuju kantor pemasaran dan minta bantuan Warto . Bu Salamah tak menceritakan apa-apa hanya bilang kalau Karlina pingsan dan pembantunya Sumarti tak bisa apa-apa malah ngewel.