Chuko kecil lahir bersama empat saudaranya , Ibunya seminggu langsung meninggal karena sakit. Chuko anak pertama merasa bersedih karena sudah tak mendapat asupan susu , untung saja majikan Chuko baik dan memberikan susu setiap enam jam. Seminggu kemudian datanglah seseorang mengambil dua ekor adiknya dan tinggal Chuko bersama ketiga adik-adiknya , rasa sedih kehilangan Fatsho adiknya yang memiliki warna kembar dengan Chuko . Selang satu minggu adiknya yang bernama Homy yang berwarna hitam pekat dibawa orang untuk dipeliharanya, Chuko amat sedih sekali dilanjut Nyit-nyit dipelihara sahabat majikannya, Tinggal Chuko dan Meryl serta Andis mereka bertiga hanya bisa memandangnya tak kala majikannya memberikan bola ketiganya langsung bermain dan mengejar bola tersebut. Namun sayang Meryl dan Andis di berikan sahabat majikannya, kini tinggal Chuko sendiri yang menemani majikannya . Chuko kini tidur sendiri tak ada saudaranya, dia menangis tersedu mengingat Fatso, Nyit-nyit, Meryl dan Andis. Hari-hari yang sepi menemani saat Chuko tidur di kamar tidurnya yang cukup besar Chuko melingkarkan tubuhnya setelah makan.
Chuko sedang mengejar bola dan menendangnya lagi yang menabrak tempat susunya untuk diminum, byaaarrrr …..tumpah sudah air susunya Chuko berlari kemajikannya berharap maaf atas kesalahannya lalu majikannya menggendong Chuko menempatkan di kamar tidurnya serta membelainya. Chuko meringkuk lagi dan tertidur lagi dia melihat tempat susunya dibersihkan majikannya lalu meninggalkan Chuko sendiri dirumah karena majikannya berangkat kerja. Datanglah pembantu rumah majikannya yang bekerja sambil membawa anaknya yang memakai seragam Sekolah Dasar dan tertarik untukmenggoda Chuko yang imut dan cute.
Chuko bangun dan memakan whiskas makanannya tetapi anak pembantunya mengodanya terus sampai akhirnya Chuko melompat dan menabrak mainan tersebut , anak pembantu itu namanya Darman dia suka sekali pada Chuko dan ikut memberinya makanan tetapi Chuko tak mau memakannya, dan tetep menggigit-gigit mainan tersebut. Karena gemas Darman mengajak Chuko keluar rumah dan bermain di teras dan memainkan bola serta tali yang ia bawa dari rumah . Chuko berada di bawah kursi teras dan hendah menangkap tali pengikat yang ditarik-tarik Darman serta menangkapnya . Karena kaget Darman tertawa dan bermain bersama Chuko yang akhirnya menyukai Darman dan mengikuti kemana Darman pergi .
Chuko melompat-lompat kegirangan karena bermain tali dan mengigitnya, Darman senang sekali dan menggendongnya tapi karena tali berada di tangannya maka Chuko menggigitnya dan Darman kaget karena tangannya tercakar Chuko yang menariknya dan dibawa lari. Darman ngumpet karena senangnya bermaksud menggoda Chuko sementara ibuknya memasak di dapur dan menyuruh Darman makan makanan yang dibawanya dari rumah berupa mie goreng.
Darman : ” Sebentar buuukkk……Darman masih bermain bersama Chuko….” Ibuk Darman yang bernama Wasilah datang dan mendekati Darman menyuruhnya makan karena Wasilah menyenggol bola , maka Chuko menangkap kaki Wasilah dan dia terkaget…lalu berteriak ” Aaaakkkkhhhhh….” Chuko menendang bola dan ngumpet lagi di bawah kursi teras . Darman memanggil Chuko yang ngumpet dibawah kursi dan berpindah ketempat lainnya . Wasilah masuk ke dalam dan menyuruh Darman makan. Darman lalu menggendong Chuko dan mengajaknya masuk ke dalam.
Darman makan siang di meja makan dan Chuko masih asik bermain bola dari ruangan ke ruangan dan sampai ke dapur bu Wasilah yang sedang menggoreng ikan , karena mencium bau yang sedap Chuko diam dan memperhatikan bu Wasilah berharap mendapat makanan , tapi Chuko tak mendapatkannya dan dia menendang bola kembali menuju ke Darman yang sedang makan karena tercakar Chuko kakinya , Darmanpun menangis karena kesakitan dan berdarah. Sang Majikan tersebut ternyata namanya Mas Effendi yang pulang hendak makan siang. Bu Wasilah melaporkan tangannya tercakar Chuko juga kaki Darman berdarah . Mas Effendi pun memasukkan Chuko ke dalam tas dan akan dibawa ke pemandian selesai makan .
Chuko tak bisa ke mana-mana dan dia hanya bisa melihat Mas Effendi sedang makan dengan nikmatnya , Chuko dibawanya keluar dan terdiam dalam tas tersebut yang berongga cukup untuk gerakan Chuko bergerak. Chuko dimandikan sama pak Darmo dan Chukopun menurut karena pak Darmo sangat penyayang binatang dan merapikan bulu dan juga kuku Chuko ikut di bersihkan. Chuko juga diberinya makan sementara Mas Effendi pergi bekerja lagi. Di rumah itu Chuko bertemu dengan Fatsho yang dimandikan juga bersama , maka rasa kangen itupun terobati dan didalam sangkar yang besar pak Darmo masuk yang hendak mengeringkan bulu-bulu kucing satu persatu. Chuko dahulu yang dikeringkan selanjutnya Fafso. Chuko dan Fatsho bermain bersama dengan riangnya dan makan makanan yang disiapkan pak Darmo bersama kucing-kucing lainnya.
Chuko mengajak adiknya Fatsho untuk duduk di bangku dekat pak Darmo serta merayu pak Darmo dengan mengibas-ibaskan ekornya , pak Darmo mengangkat Chuko dan mengelusnya perlahan
Pak Darmo : ” Kucing pintar….engkau mau apa….? ” Fatshopun ikutan menirukan tingkah Chuko dan pak Darmopun agak bingung karena warna Chuko dan Fatsho sama untung saja semua binatang diberi nama dan pak Darmopun menelepon Mas Effendi dan memasangkan kalung dileher Chuko dan Fatsho dengan initial nama Chuko maupun Fatsho, dan bunyi kalungnyapun berbeda agar bisa membedakan waktu dibanggil berada di tempat yang tidak bersamaan. Chuko menyukai mainan kalungnya dan dia melonjak-lonjak memekarkan ekornya karena kesenangan .
Majikan Fatsho bernama Mas Aleksa dan dia ikut memeluk Chuko dan membayar kalung-kalung yang dipakai Chuko maupun Fatsho tetapi pak Darmo menolaknya karena sudah dibayar oleh Mas Effendi semuanya. Fatshopun dibawa pulang oleh Mas Aleksa. Chuko bersedih karena ditinggalkan oleh adiknya Fatsho bersama Mas Aleksa yang memasukan dalam tas sepertinya.