CHUKO SI PEMBERANI episode 13

Kesepian di Semarang

Hujan menemani kepindahan mas Effendi dan mbak Rukmini ke Semarang, Darman menemaninya bersama kedua orang tuanya. Ternyata mas Effendi sudah mengisi perabotan rumahnya tapi seadanya saja kamarnya ada tiga besar-besar peninggalan orang tuanya mas Effendi yang kini menjadi miliknya . Chuko diletakan di belakang menemani Rukmini kalau di rumah, Chuko amat bersedih karena Darman harus meninggalkannya . Darman memeluk Chuko sambil membersihkan kandangnya agar tetap terjaga kebersihannya . Mas Effendi bolak- balik ke Ungaran untuk mengambil perkakas yang dibutuhkan seperti pakaian dan almarinya .

Bu Wasilah  : ” Mas Effendi ini perlengkapan memasak kok ditinggal…? ”

Effendi          : ” Biar untuk dipakai bu Wasilah disini ….saya kira cuma segini saja dan saya akan beli perabotan baru untuk di Semarang ” kata mas Effendi meyakinkan bu Wasilah agar memelihara rumah dan seisinya .

Wasilah        : ” Itu kamar depan tetep buat tamu yang akan menginap disini…..? ”

Effandi          : ” Iya buk…temasuk kandang Chuko nanti biar aku kasih kucing baru saudaranya Chuko ketika masih kecil namanya Fatso , bulunya persis Chuko buntutnya juga megar yang saya titipkan pada seorang teman…besok saya bawa kalau kesini dan kamar depan untuk kamar saya kalau tinggal disini…”

Wasilah         : ” Ooo…inggih -inggih siapa tahu  mbak Rukmini akan mampir disini juga ” . Chuko sepertinya tak mau ditinggal Darman dan menggigit baju Darman agar jangan melepasnya tapi mas Effendi menggendong  Chuko  dan dibawanya ke Semarang. Darman sudah lega karena sudah tahu rumah mas Effendi yang baru dan memperhatikan kandang Chuko yang lebih baik dari yang ada di Ungaran. Seminggu ini mbak Rukmini bolak balik ke Ungaran untuk membarikan laporan pekerjaannya sebagai manajer baru Rukmini sering memberikan pertemuan kepada staf-stafnya untuk memberikan pengarahan kerja dengan baik dan bila malam minggu tiba bu Wasilah sekeluarga datang ke Semarang untuk membantu tugas rumah mbak Rukmini  dan mas Effendi pulangnya yang mengantarnya.

Pak Romadhon sepulang memperbaiki rumah di Bergas menuju Ungaran karena hari masih hujan dia meminta Darman menjemputnya di alun-alun Bung Karno, Darman dengan membawa sepedanya melaju di arah alun-alun Bung Karno. Di alun-alun lama tersebut Darman menunggu bapaknya karena membonceng sepeda motor arah alun-alun lama dan berhentilah pak Romadhon ketika sudah melihat Darman menjemputnya.

Darman    : ” Bapak kok lama sih…..?! ”

Romadhon  : ” Iya… harus nunggu pak Priyo dulu untuk nunut kepadanya …ayok bapak yang bawa sepedamu…pegangan yang kuat ya….” Pak Romadhon yang segera turun dari mobil pak Priyo langsung memboncengkan Darman yang cukup lama menunggunya karena gerimis sudah turun pak Romadhonpun mengayuh sepedanya dengan cepat-cepat , Darman yang membonceng disuruh menghubugi ibuknya karena mereka hampir sampai . Bu Wasilah segera membuka pintu gerbang dan menunggui anak dan bapak yang belum nampak  dari kejauhan sementara gerimis mulai turun untunglah mereka sudah kelihatan diperempatan jalan yang ngebut menghindari hujan mengenai tubuhnya .

**************************

Mas Effendi memasukkan Chuko dalam kandangnya karena menyaksikan hujan yang begitu derasnya. Rumah mas Effendi yang berada di Krobokan walaupun sudah ditinggikan tapi jalannya sudah terjadi genangan banjir .

Effendi     : ” Waah…ini kenapa bisa kebanjiran…..? ” mas Effendi keluar rumah dan  menuju kedepan menyaksikan banjir , pak Sutar tetangganya menghampirinya dan berkata

Sutar         : ” Kita disini sudah biasa terkena banjir….ya beginilah Krobokan yang mirip kobokan tempat cuci tangan……” pak Sutar tersenyum sambil memainkan air yang menggenangi rumahnya persis seperti mas Effendi memainkan air dikakinya .

Effendi     : ” Jadi banjir seperti ini sudah langganankah pak…..? ” mas Effendi heran juga pada pak Sutar yang tetap senyum menghadapi banjir di Krobokan Semarang Barat.

Sutar        : ” Iya mas…tiap tahun banjir padahal jalan sudah dinaikkan beberapa kali ….”

Effendi     : ” Oh… iya pak….waduh…….” mas Effendi tak meneruskan perkataannya khawatir tetangga sebelah rumahnya itu tersinggung, tapi bagaimana lagi kerjaan menempatkannya disini juga istrinya yang masih tidur karena kecapekan habis bersih-bersih perabot, tiba-tiba terdengar suara Chuko mengeong yang cukup keras hingga mengagetkan mbak Rukmini dan menuju ke dapur . Chuko sedang berkelahi dengan seekor ular yang ingin masuk kandangnya Chuko, Chuko menggeram keras sekali dan kandangnya bergoyang , mbak Rukmini berteriak minta pertolongan suaminya karena melihat ular sedang beradu dengan Chuko.

Rukmini   : ” Mas…..tolong..ada ular….hiii…..”  jeritan mbak Rukmi mengagetkan pak Sutar juga yang sedang asik bicara masalah banjir , mereka langsung masuk mencari  sapu lidi atau apapun untuk melindungi Rukmini dari ular yang masuk lewat mana asalnya  begitu dilihat mbak Rukmini naik kursi dan menghamburkan garam di kandang Chuko . Pak Sutar langsung menghalaunya keluar serta mengusirnya dengan sapu lidi juga sapu ijuk, tapi ular itu daimana…..pak Sutar kebingungan mencarinya lalu mas Effendi melepaskan Chuko yang sedari tadi pingin keluar. Chuko berlari ke arah meja makan ternyata ular tersebut berada dibawah meja makan …Chuko menggeram keras menunjukkan pada mas Effendi , pak Sutar mengusirnya agar keluar tapi mas Effendi memukul ular tersebut tepat dikepalanya . Ular tersebut meronta-ronta…ekornya berusaha menggapai badannya dan menggelepar-gelepar .

Sutar        : ” Tekan terus mas kepalanya saya akan mengambil karung dirumah… ” Ular dikeluarkan mas Effendi keluar dan hanyut oleh aliran air sungai…. Chuko masih saja menggeram menunjukkan kemarahannya. Hujan sudah reda pak Sutar melihat bekas jalannya ular tersebut yang ternyata masuk dari kamar mandi . Mas Effendi menatap lubang yang tidak ada pengamannya .

Effendi      : ” Ohw…mungkin dari sini pak…karena belum diberi penutup selokan luar …biar besok dibenerin sama pak Romadhon ” .

Rukmini    : ” Aku takut mas kalau ada ular lagi pas mas tak ada di rumah gimana….? ”

Effedi         : ” Iya nanti aku akan jemput pak Romadhon ….”

Rukmini    : ” Aku ikut mas…….”

Effendi       : ” La kantormu gimana…..? ”

Rukmini     : ” Amarta juga banjir mas…aku datang agak siang nanti jam dua belasan…bis lembur capek mas….”

Effendi        : ” Ya sudah kita langsung ke Ungaran saja jemput pak Romadhon….”

Rukmini     ; ” Ayook kita berangkat mumpung sudah terang….biar aku tak terlambat sampai kantor  ”

Pak Sutar sudah pulang kerumahnya , Rukmini segera mandi disusul mas Effendi , Rukmini belum memasak karena kecapaian habis lembur semalem .

Rukmini menelepon bu Wasilah kalau akan kesana dan minta dibuatkan sarapannya karena belum sarapan. Bu Wasilah gembira sekali dan segera mempersiapkan nasi goreng kesukaan mbak Rukmini dan membelikan sate ayam untuk mas Effendi juga, Chuko ikut serta menemaninya dibelakang jog dia sedang tidur begitu sampai rumah Ungaran Chuko langsung melompat memeluk Darman yang baru saja pulang sekolah . Darman kaget tetapi senang sekali begitu Chuko berada dipelukannya , Darman membawanya ke dalam kandang tapi Chuko tak mau masuk malah menemani mas Effendi yang lagi makan nasi goreng dan sate ayam. Mbak Rukmini merasa nyaman setelah menikmati nasi goreng kesukaannya .

Rukmini     : ” Mas…..enakan disini…ada buk Wasilah…di sana banjir tapi dekat kerjaan…ibuk ke sana ya…..? ”

Wasilah      : ” Ya..gak apa…tapi sekolahnya Darman bagaimana….? ”

Rukmini     : ” Kita sekolahkan saja di sana di Semarang bagaimana …? ”

Effendi       : ” Ya…gak apa sekalian bapak dan ibuk disana toh aku juga tak punya bapak dan ibuk biar mereka yang menjadi bapak ibuk aku….” . Pak Romadhon yang baru pulang dari Bergas  langsung memeluk mas Effendi dan disiapkan makan siangnya oleh bu Wasilah. Rasa sepi di Ungaran ditumpahkan kepada bu Wasilah dan pak Romadhon .

Romadhon  : ” Itu biasa nak…rasa sepi karena belum terbiasa dengan keadaan yang selalu sibuk memang terasa asing…tapi kalau sudah memiliki momongan tentu menjadi lebih bahagia….kalau bapak menemani di Semarang juga tak apa…ya kan bune….? ” Bu Wasilah mengangguk saja sambil tersenyum.


CHUKO SI PEMBERANI

CHUKO SI PEMBERANI

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2023 Native Language: Indonesia
Chuko adalah seekor kucing Persia jantan yang nakal tetapi penurut sama majikannya , polah tingkahnya yang aneh membuat gemas para hewan dan khususnya para kucing yang iri pada Chuko. Tapi Chuko tetap tenang dan enjoy. Dia tak mau memamerkan bulunya yang mekar  dan indah, Chuko selalu melindungi sesama dari musuh-musuhnya. sehingga ditakuti semua musuh-musuhnya karena keberaniannya. Mari kita ikuti keberanian Chuko seperti apa sajakah....?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset