Darman tak ikut ke rumah mas Effendi dia sedang mengerjakan PR sekolahnya, bu Wasilah bicara pada Chuko kalau Darman belum bisa kesini.
Wasilah : ” Chuko…. Darman agak terlambat datang ke sini karena mengerjakan PR sekolahnya…” sambil mengelus bulu Chuko yang lembut dan Chuko hanya mengeong sambil kaki bu Wasilah di endusnya. Bu Wasilah mengangkatnya dan menaruh Chuko di tempat tidurnya yang berdekatan dengan bola mainannya.
Wasilah : ” Nih…..makanlah…sambil menunggu Darman tiba…” Wasilah mengepel lantai dan mengelap pintu dan jendela sehingga kelihatan bersih kacanya dan Chuko bisa melihat yang ada di luar lewat jendela yang bersih itu. Chuko memandang keluar karena pintu pagar berderit ternyata Darman sudah tiba dan meletakkan sepedanya di halaman rumah mas Effendi. Chuko berada di belakang pintu menanti Darman masuk dan dibukakan pintu bu Wasilah.
Wasilah : ” Sudah selesai PRnya Darman…?”
Darman : ” Sudah buk…perut Darman laper nih….”
Bu Wasilah memberikan makanan sisa kemarin berupa ikan goreng dan diberikan pada Darman. Darman memeluk Chuko yang pingin di gendongnya tapi Wasilah menyuruh Darman mencuci tangannya dulu dan segera makan. Darman menurut pada ibuknya dan meletakan Chuko di tempat tidurnya tapi Chuko tak mau tidur dan mengikuti Darman menuju meja makan.
Darman : ” Kamu pingin makan ikan ya…? ” Darman memberikan secuil ikannya untuk Chuko. Karena sudah kenyang Chuko membiarkan ikan goreng tersebut di tempat makanannya . Chuko menendang bola dan mengenai kaki Darman, yang lantas kaki Darman ikut memainkan bola tersebut yang berebut dengan Chuko , dengan ancang -ancangnya Chuko menubruk bola tersebut mengenai Wasilah yang sedang memetik kangkung untuk di masak. Wasilah tertawa saja melihat kelucuan Chuko yang imut sekali sambil memegarkan ekornya. Darman selesai makannya lalu bermain bersama Chuko sementara ibuknya mencuci sambil memasak karena mencucinya memakai mesin pencuci jadi ringan pekerjaan bu Wasilah.
Mas Effendi pulang dan membawakan penggaruk bulu yang dipasangkan dekat kamar tidur Chuko, mulanya Chuko tak mengerti kegunaan alat tersebut lalu mas Effendi menggeserkan tubuh Chuko yang keenakan dan mulai belajar sendiri . Darman meihat Chuko menggaruk tubuhnya sementara mas Effendi makan siang dengan sayur tumis kangkung bersama mie goreng dan telur dadar. Darman keluar dan ingin bermain sepeda tapi Chuko mengikutinya dari belakang dan ikut mengejar sepeda Darman. Mas Effendi tak melihat Chuko dia mencarinya keluar dan memanggil- panggil nama Chuko supaya lekas masuk. Chuko tak mendengar yang ternyata sudah jauh dari rumah mas Effendi. Chuko berlari terus mengejar Darman tapi sayang dia di cegat sama anjing yang berada di ujung jalan. Chuko segera melompat ke pohon mangga yang berada di taman tersebut sementara sang anjing melolongkan suaranya mencoba menghardik Chuko. Bulu Chuko megar karena ketakutan sebab si anjing menggonggong terus dan temannya berdatangan ikut menggonggong. Chuko memanjat pohon semakin tinggi karena dilihatnya ada yang mengubernya dan mencoba menggigitnya …. Darman kembali lagi ke rumah mas Effendi dan tidak mendapati Chuko di tempat, mas Effendi menyuruh Darman mencari Chuko sepertinya di taman. Ia lupa menutup pagar ketika memasukkan mobilnya padahal Darman yang lupa menutup pintunya karena sudah ditunggu temennya untuk sepedaan. Chuko amat takut mendengar suara anjing – anjing tersebut dan ia memutar otak bagaiman supaya bisa lepas dari kejaran anjing tersebut.
Chuko mengeong dan terdengar Darman yang segera berlari ke arah suara tersebut. Tapi Darman takut suara anjing-anjing tersebut dan berlari kembali melaporkan pada mas Effendi . Wasilah keluar bersama mas Effendi sambil membawa sapu lidi siapa tahu berguna untuk jaga-jaga. Mas Effendi mengambil sapu bu Wasilah dan menghalau anjing-anjing kampung tersebut. Chuko yang masih berada di atas pohon melompat diatas mobil yang lewat karena disitu masih ada anjing yang mengawasi Chuko dibawah. Chuko melompat dan tepat diatas mobil yang berbunyi brrraaaak mengagetkan pengemudinya dan ikut jalannya mobil, sampai di depan rumah mas Effendi Chuko turun . Ternyata anjing-anjing tersebut tetap mengejarnya dan kehilangan Chuko yang sudah masuk lewat pintu belakang. Mas Effendi kembali lagi kerumah dan sepertinya tadi melihat Chuko berada diatas mobil yang lewat sambil membawa sapu lidi mas Effendi menghalau anjing-anjing tersebut.
Nafas Chuko terengah-engah karena ketakutan dan bulu badannya naik( berdiri kaku ) karena anjing-anjing tersebut memasuki pekarangan rumahnya. Chuko naik diatas lemari yang paling tinggi menghindari amukan anjing anjing tersebut. Mas Effendi mengusir anjing – anjing itu menggunakan gagang sapu. Darman bersembunyi di belakang ibuknya sambil membawa kayu yang ditemui di jalan untuk menghalau anjing-anjing tersebut. Mas Effendi menutup lagi pintu pagar dan menyuruh bu Wasilah masuk dan menutupnya lagi. Mas Effendi memanggil-panggil Chuko tapi Chuko tetep saja takut dan meringkuk di atas lemari . Darman ikut memanggilnya juga bu Wasilah. ” Chuko…..Chuko….kamu dimana…?! Chuko….Chuko …” .Mereka bergantian memanggil Chuko dan mas Effendi mengocok-ocok makanannya agar Chuko segera makan. Cuko yang mendengar suara kocokan makanannya mengeonlah dia.
Darman : ” Oh itu…Chuko ada diatas lemari……” Mas Effendi dengan memakai kursi menaikinya untuk mengambil Chuko yang ketakutan sambil meringkukkan badannya . Chuko sudah dipelukan mas Effendi dan mengelusnya lalu memberikan minuman juga makanan dan ditunggui mas Effendi . Darman disuruh menjaga Chuko agar tak keluar lagi karena mas Effendi akan segera berangkat kerja lagi . Bu Wasilah disuruh menutup pintu gerbang yang terlihat masih ada anjing yang menungguinya di luar dan bu Wasilah segera menutupnya pintu gerbang dan memeriksa rumah siapa tahu masih ada anjing yang mengikuti Chuko…ternyata tak ada. Chuko masih gemetaran karena baru pertama kali dia di kejar mahluk yang bernama anjing yang ganas dengan gigi-gigi yang runcing. Darman mengelus-elus Chuko yang belum berani makan dan minum karena masih takut. Bu Wasilah sedang menggosok pakaian ketika Chuko terbangung dan dia kelaparan lalu mendekati Darman yang asik menggambar. Darman terkaget melihat Chuko bangun dan memberinya makan serta minum.Darman dan Chuko bermain bola lagi dia tak melihat kalau ada anjing melihatnya dari jendela kaca mengawasi gerak-gerik Chuko.