Setelah mendengar semua penjelasan tante semua, terasa badan ini lemas sekali. Pikiran kembali seperti berhenti berpikir, masih tak percaya walau kenyataan seperti itu. Masih tersisa isak tangis tante sambil jelasin semuanya. Dan semua pertanyaan sudah terjawab semua, rasa air mata ini tak terbendung, tapi terus tahan gak mau tante liat.
“tante… edo ke kamar yah.. “ gue berusaha senyum
“kamu gpp kan do? Tante takut.” Tanyanya yang begitu kwahtir.
“iahh kok tante..” senyum lebar dengan sedikit air mata menetes.
Gue pun ke kamar sambil membawa kotak, dan duduk lantai sambil memang kalung dan 2 lembar foto. Gue tatap kedua wajah papa mama yang saat di foto menggambar kegembiraan setelah anak satu-satunya yaitu gue, lahir dengan selamat dan sehat. Gue elus pakai jepol wajah mereka di foto, rasa rindu akan kasih sayang dari papa mama gak bakalan gue dapetin, walau tante berusaha menganggap gue anaknya, tapi itu serasa berbeda.
“Pa…Ma… tante bilang edo gak boleh cengeng sampai ketemu papa sama mama,”
“dan anakmu ini udah 17 tahun, udah besar kan pa ma? Hehe” sambil elus foto
“Sekarang edo udah tau papa sama mama ngumpet dimana..”
“papa mama udah di surga ya kan?.. tapi boleh gak edo sekali ini nangis di depan mama papa?” gue peluk foto ke dada gue, dan nangis sekuat-kuatnya. Rasa begitu tak bisa di ungkapkan harus menerima kenyataan, sambil mengulang cerita tante.
“Pa… Ma.. edo kangen kalian, edo udah banyak bahan yang mau edo certain sama kalian. Kenapa pa.. mama.. kalian pergi duluan?” seperti anak kecil yang merajuk mainan, gue masih tak bisa berhenti nangis.
Gue merasa setiap tetesan air mata gue mewakili setiap masalah yang harus di tahan dengan air mata, gue meringkuk sambil memeluk erat foto dan kalung itu, kembali tangis gue pun pecah lagi, pikiran seperti amburadul dan sesekali teringat kejadian menyakitkan saat penguman UN, tapi rasa ini lebih sakit dari itu, gue tak berdaya dan hanya bisa menitikan air mata sambil terus memeluk foto dan kalung peninggalan papa mama.
Entah beberapa lama gue menanggis, serasa air mata ini kering. Tapi ingin terus dan terus menangis, mau menangis sepuas-puasnya. Tak lama gue tertidur dengan posisi yang sama, tak perdulikan hawa dingin lantai dan sebanding rasa kangen dan rindu.
Dan tak lama bermimpi kejadian yang begitu mengiris hati, dan begitu rasa rindu tak tegur sama dengan cia yang kini telah ada yang punya, senyumnya yang begitu sempurna dan gue sadar bukan siapa-siapa. Gue merasa seperti setengah sadar, seperti ada yang peluk gue, bayangin itu menjadi semakin nyata dan berbentuk papa mama yang peluk gue bersamaan.
“Walau papa mama udah pergi, tapi kami gak menyesal melahirkan kamu, kami tak menyalahkan kamu, karena ini semua takdir do” Ucap bayangan mama begitu nyata.
“Kamu harus kuat, gak boleh kayak gini terus, ini buat papa mama sedih” ucap papa.
Tak berlangsung lama papa mama peluk gue, rasa pelukannya begitu terasa hangat dan nyata membuat rasa begitu nyaman serta tentram. Tapi tak berlangsung lama bukan hanya terasa 2 orang tapi 3 orang yang seperti peluk gue. Dan tak lama gue pun terbangun..
Langit kamar terasa gelap, air mata yang sudah mengering begitu terasa di mata. Badan terasa tak bisa gerak, dan gue lihat kiri kanan ternyata tante dan om lagi tidur di samping gue sambil peluk tubuh gue yang saat itu masih posisi meringgkuk. Dan 1 lagi ternyata ci reny juga ikutan tidur di dekat gue tangannya juga seolah peluk tubuh gue.
Terbayang kembali wajah papa mama di atap kamar yang gelap, masih belum bergerak gue masih menatap atap kamar. Walau papa mama udah pergi duluan, tapi udah gue bisa gue temuin kasih papa mama ada disini, yaitu di keluarga sederhana tante. Lewat merekalah kasih cinta papa mama di salurkan walau tak secara langsung. Tapi bisa di rasakan kasih cinta papa mama mengalir deras sejak awal. Gue pun tersenyum tegar dan gue kembali berhalusinasi papa mama ikut tersenyum lebar dan mengangguk, tidak lama bayang-bayang itu mulai pudar.
Cinta Monyet Bersemi Di Putih Abu-Abu episode 25
Chapter 25
Diposting Dilihat ?, Dirilis February 28, 2021
, Cinta Monyet Bersemi Di Putih Abu-Abu
Sebuah cinta monyet yang tumbuh saat masuk Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMA.Banyak siswa cantik yang mengikuti MOS saat itu , tapi pandangan Edo hanya tertuju pada satu gadis.....Siapakah gadis itu..? yuk dibaca cerita lengkapnya dibawah ini!