Cinta Monyet Bersemi Di Putih Abu-Abu episode 35

Chapter 35

Hari pun berlalu, cuman keluarga om tau gue kayak gini. Dan tak teraasa udah 1 bulan lebih gue terbaring di RS. Gue tau biaya transplatasi ginjal harganya bisa jual 1 ruko, bisa-bisa tante dan keluargnya bisa dagang kaki lima lagi demi gue. Kalau gue gak donorin mungkin gak kayak gini, tapi di sisi lain gue gak donorin cia bakal gak da semangat hidup. Gue gak menyesal lakuin ini, gue nyesal pada diri sendiri karena gak bisa jaga pola hidup sehat.
Berapa hari setelahnya gue masih belum kasih tau reka shanty ataupun yang lainya. Memasuki 2 bulan dimana sudah bulan Juni, om jun kasih kabar bahwa ada pendonor yang cocok sama gue. Terlintas pikiran gue adalah cia, tapi gak mungkin dia aja gak tau gue sakit, pikir gue. Dan rencana operasi 15 juni bertapatan dengan ultah gue. Antara senang atau sedih, karena entah biaya dari mana tante bisa biayain gue.

***15 juni***

Hari ini operasi gue, gue termasuk beruntung karena gak menunggu terlalu lama mendapat donor ginjal yang cocok. Dan operasi di mulai pagi hari gue pun kembali masuk meja operasi, waktu pun berlalu gue seperti mimpi ketemu papa mama dan cia lagi sekeliling gue dan bayangan itu semakin pudar di iringi cahaya masuk, gue pun mulai siuman.
Seperti ada 2 orang di samping kiri dan 1 orang samping kanan, ternyata om tante dan ci reny, perasaan lega ternyata bukan cia. Tak lama om jun pun masuk, tanyain keadaan dan lain-lain.
“Edo minta maaf yah, udah repotin tante sama om jun juga” ucap gue masih lemas.
“Pasti tante dan om jun keluar uang banyak banget ya” lanjut gue.
“Ngak kok, om jun juga ngak” jawab tante
“loh terus siapa?” tanya gue lagi
“Kakek km do” sambung om jun.

Masih gak percaya, kakek yang begitu benci mau bantuin gue. Om jun jelasin dia yang biayain semua dan kakek gue tau masalah donorin ginjal. Dari situlah kakek gue mulai berubah dan menyesali sikap terhadap gue dan biaya RS di tanggung kakek. Gue pun tanya ke tante kenapa kakek bisa berubah, tante pun jelasin. Kakek gue teringat ketika mama terima donor ginjal juga, dan ternyata itu dari papa. Makanya kakek gue berubah karena itu.
Jadi papa pernah donor ginjal ke mama, pantes aja tante bilang kalau gue mirip kayak papa karena ini. Tante pun certain kakek nenek dan adik mama ikut hadir dalam operasi tadi pagi, padahal kakek mau ngomong langsung tapi karena gue lama bangun. Mereka dah balik dan ucapan tante ternyata itu semua yang kakek mau gue bilang langsung. Di lain sisi gue senang bukan karena di biayain, karena kakek bisa berubah dan yang terpenting dia anggap gue ada sebagai cucunya, itu sudah cukup bagi gue.

***1 minggu kemudian***

Udah hampir 1 minggu gue dirawat, kondisi gue semakin pulih, reka pun telpon gue karena cia bakal tunangan hari ini.” Jleeebbbb” hati terasa sesak. Gue pun bilang gak bisa hadir karena ada urusan keluarga, semua alasan udah gue keluarin semua. Reka pun oke, nada bicaranya seperti orang senang. Berbaring sambil menonton tv sangat membosankan. Di tambah tante izin keluar mau beli makanan.
“Kreeeeekkkk” suara pintu
“Udah balik tante?” tanya gue, tapi tak ada jawaban. Mungkin suster pikir gue dan memilih memejamkan mata.
“Woiii bangunnn keboooo….” Teriak yang ternyata reka.
Gue langsung buka mata, dan kaget itu reka, shanty. Heran kenapa mereka bisa tau, reka pun jelasin bahwa tante yang kasih tau reka dan shanty. Jadi mereka udah tau apa yang gue alamin.
“Eh cia tau gak gue disini?” tanya gue ragu
“Ngak lah. Dia kan sibuk tunangan “ jawab reka.
“ohh kalian dari acaranya ya” ucap gue
“iaahh.. “ sambung shanty.
Tak lama ngobrol, tiba-tiba suaa kaki melangkah kea rah gue. Dan itu cia sambil bawa buah-buahan. Gue pun bengong, bagaimana bisa tau, reka bilang gak ada yang tau. Cia pun berdiri samping reka, dan Shanty dan reka izin keluar, tinggalah gue dan cia. Perasaan gugup campur aduk, karena udah lama gak ngobrol langsung.
“ternyata lo pembohong ya do.. gak nyangka” wajahnya kini terlihat serius
“maksudnya?” tanya gue.
“Ia, gue tau pas gue sakit yang tulis surat dan bunga itu lo” jawabnya
Cia pun jelasin secara detail, dan awal dia cuek sama surat karena shanty selalu bacain setiap surat itu datang, semakin lama cia baca sendiri dan merasa aneh ketika surat selamat atas udah donor ginjal pas datang saat itu juga, harusnya 1 mingguan baru sampai seperti surat sebelumnya. Dan satu lagi ketika mau operasi di mulai tanda tangan suratnya bukan tanda tangan andri, melain itu tanda tangan gue. Gue hanya bisa diam cia certain detail.
“Lo kenapa lakuin ini dan pakai nama andri?”
“cuman mau lo sembuh aja” jawab gue ragu
Cia pun bilang emang benar andri datang ke indo setelah dia pulih dan langsung coba lamar, tapi di tolak karena shanty dan reka gak setuju. Dari situlah reka jelasin semua ke cia dan bahwa mulai di usut satu persatu sama cia.
“Gue juga tau ginjal yang sekarang di gue ini punya lo do” di genggamny tangan gue.
“Kenapa lo lakuin demi gue? Kenapa?” air mata mulai mentes membasahi pipinya.
“_________” gue hanya diam.
“Kenapa lo gak bilang?, gue gak mau dengar andri sebagai alasan buat itu, karena harapan sekarang bukan andri tapi lo do..” jawabnya
“_____” gue masih diem jawabnya cia.dan tangisnya masih pegang tangan gue, keadaaan masih hening.
“karena gue pengen orang yang berharga bagi gue bahagia ” jawab gue sambil beraniin pegang tangannya
“Tapi kenapa, lo mau donorin yang belum tentu orang itu berharga bagi gue?” tanyanya
Pertanyaan yang akhirnya menuju satu jawaban, yaitu karena perasaan gue yang dulu masih tertata rapih dan tak bisa terungkap karena duluan sama seseorang.
“Maksd lo ini?” sambil ambil sepucuk surat yang sangat dekil
“Itu apa?” tanya gue
“Ini surat yang lo buang pas pengumuman UN, shanty kasih ke gue pas udah kasih tau semua.
Dan itu ternyata surat cinta yang gue buang pas cia di tembak duluan sama andri, awin yang ambil surat itu dan suruh shanty simpan. Gue hanya bengong kini surat beberapa tahun lalu masih ada,
“Ini buat gue kan?” tanyanya
“Iah tapi dulu..” jawab singkat
“Boleh gue baca?” sambil bukaa suratnya
“Ehhhhh.. jgann..” ucap gue panic
“dieemmmm….” Perintahnya.
Dan akhirnya surat itu pun terbuka, dan cia baca satu persatu kata yang gue tulis.

“Dear Cia.
Menikmai awal perkenalan dengamu terasa renyah. Pertemanan yang kita lakukan tak lebih dari sekedar untuk berteman, lambat laun kita semakin dekat. Dan perasaan itu seperti cahaya lilin datang tiba-tiba di kegelapan, menerangi hariku dan bisa membuatku banyak belajar dari sikapmu. Dari situlah aku mulai berharap kamu tau yang ku rasain saat ini, namun ku tak tau bagaimana harus menyampaikannya. Dan memilih memendam, mepertahankan pertemanan ini karena ku takut rasa nyaman yang sudah terjalin begitu lama hilang begitu saja. Selalu ada keinginan selalu ada didekatmu, meski akal pikiran memperingatkanku jarak harus tertap terjaga. Dan ku punya 2 pilihan menyatakan perasaan tau berusaha untuk melupakan perasaan itu.
Kini gue memilih menyatakan perasaan ini lewat surat ini, bahwa ku sadar sekarang cintaku bukan cinta monyet yang bersemi di putih abu-abu. Dan hanya ku mau bilang bahwa aku menyukaimu, apakah isyarat tak pernah terbaca?, kamu tak perlu menjadi pembaca pikiran itu. Terlalu nyata segala rasa yang ada untukmu, Dan harapan, sesuatu yang membuatku mampu bertahan dalam keadaan tersulit sekalipun. Ku sudah terima koskuensinya setelah kamu baca surat ini. Dan terima kasih menerangi hariku selama ini.

Dariku

Yang hanya bisa mencintaimu dalam diam.


Cinta Monyet Bersemi Di Putih Abu-Abu

Cinta Monyet Bersemi Di Putih Abu-Abu

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2015 Native Language: Indonesia
Sebuah cinta monyet yang tumbuh saat masuk Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMA.Banyak siswa cantik yang mengikuti MOS saat itu , tapi pandangan Edo hanya tertuju pada satu gadis.....Siapakah gadis itu..? yuk dibaca cerita lengkapnya dibawah ini!

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset