Di ujung jalan episode 17

Bab 17 - Hurt (again)

Ardi berlari menuju parkiran dan langsung tancap gas menuju rumah Nata. Ia tau kalo Nata mungkin sudah kecewa dan tidak lagi mempercayainya. Tapi nggak peduli soal itu, Ardi hanya mau memberikan penjelasan, entah penjelasannya akan diterima atau enggak sama sekali. Beruntung jalanan menuju daerah rumah Nata lancar, 20 menit kemudian Ardi sampai di depan rumah Nata dan memencet bel.

TING TONG TING TONG

“Ardi ? Ngapain kamu ke sini ?” Nata bertanya seolah nggak melihat apapun tadi.
“Aku pengen ngejelasin soal foto salah paham yang tadi kamu liat….”
Nata terlihat enggan, tapi akhirnya membiarkan Ardi masuk. Ardi mengekor Nata masuk ke rumahnya. “Duduk, Ar. Tapi maaf aku gak buatin minum buat kamu.”
Bagus! Ini pertanda kalo Nata mengusirnya secara halus. Ardi tahu ia sudah banyak mengecewakan Nata. “Nat, please dengerin aku dulu. Itu gak seperti ada yang di foto…”
“Aku pengen kita mikir ulang buat pernikahan kita 2 minggu lagi. Aku takut kalo perasaan kamu yang masih belum jelas gini, nantinya bakal bikin trauma di aku lagi.”
“Tadi aku ke rumah Bulan, aku pengen ‘nyelesaiin’ semuanya, seperti kata kamu. Tapi pas aku bilang mau nikah, dia langsung deketin dan cium aku. Dia foto dan kirim ke kamu…. terlepas dari semua itu… aku cuma sayang kamu, Nat.”
“Aku bingung, Ar. Dari awal kamu cerita soal Bulan, aku sebenernya ngerasa kalo dia masih sayang kamu. Aku nggak sepenuhnya bisa nerima kehadiran Bulan, tapi aku gak bisa egois, karena dia sahabat kamu, jauh sebelum kita saling kenal. Tapi ngeliat foto tadi, aku mikir… kalo kita masih tetep maksain buat nikah, akan lebih banyak tindakan dia yang nekat dan mungkin bikin kamu berubah pikiran…”

Ardi menatap mata Nata, terlihat raut kekecewaan yang dalam di matanya. Ardi nggak mau menyakiti Nata lagi, Tapi Ardi juga nggak mau membatalkan pernikahannya. Kalo Nata nggak egois, berati Ardi juga harus mengalah… “Kalo emang itu udah keputusan kamu, kita bakal mikir ulang buat lanjutin pernikahan ini atau enggak,” kata Ardi sambil memegang tangan Nata.

“Makasih Ar, untuk pengertiannya.” Nata tersenyum kaku.
“Nat, boleh nggak aku peluk kamu ? Aku nggak tau ini bakal jadi yang terakhir kalinya atau enggak… tapi let me hug you this time.”

Nata gak menjawab pertanyaan Ardi. Ardi mendekati Nata, lalu memeluk Nata erat agak lama. Setelah agak lama, Ardi merenggangkan pelukannya lalu mencium bibir Nata singkat. “Makasih untuk semuanya, Nat. Maaf, tapi aku masih sayang kamu sampe sekarang.”

Setelah itu, Ardi langsung berjalan menuju pintu rumah Nata, tanpa mengatakan apapun. Nata juga gak berusaha untuk menahan Ardi, tapi faktanya perasaannya untuk Ardi juga masih sama. Dia juga masih mencintai Ardi.

Begitu Ardi pergi, Nata berusaha untuk menahan tangisnya. Sebenarnya ia gak mau membatalkan pernikahannya, tapi itu semua karena ia teringat pembicaraannya dengan Bulan beberapa waktu lalu….

***

Nata mendorong troli penuh sayuran hijau dan makanan sehat lain yang sengaja ia pilih untuk Ardi. Kebiasaan Ardi yang hampir setiap hari minum kopi dan jarang makan sehat membuatnya ikut prihatin. Nata memutuskan untuk membuat beberapa jenis salad untuk diantarkannya ke kedai. Tapi kegiatan memilih sayurnya terhenti, ketika seorang perempuan berpenampilan sedikit mewah dengan mendorong sebuah troli berisi aneka susu dan keju.

“Nata ya ? Gue Bulan,” kata perempuan itu sambil mengulurkan tangannya ke arah Nata.
“Gue Nata.” Nata juga menyambut uluran tangan Bulan sambil tersenyum.
“Bisa bicara ? Kita minum kopi di cafe sebelah….”
Nata agak ragu, kemudian ia memilih untuk mengiyakan. “Boleh, kebetulan lagi waktu senggang.”

Nata dan Bulan memutuskan untuk duduk sambil memesan segelas cokelat panas, Nata terlihat tenggang, akhirnya ia berhadapan dengan orang yang menjadi ‘hantu’ masa lalunya Ardi.
“Dari tatapan lo… kayaknya Ardi udah cerita banyak soal gue ke lo.” Bulan membuka pembicaraannya sambil menunjukan ekspresi agak sinis.
“Iya, sedikit banyak gue tau soal lo sama Ardi.”
“Lo marah gue tiba-tiba balik ke Indonesia ?”
“Gue sama sekali gak ada hak buat marah. Itu adalah keputusan lo untuk memilih kembali atau nggak sama sekali… Tapi yang gue sayangkan adalah… lo balik setelah Ardi udah melupakan lo.”
“Lo salah besar, Nat. Ardi gak pernah ngelupain gue… Gue selalu ada dipikiran dia…”
“Dari mana lo tau ?”
Bulan menatap Nata sinis, lalu terkekeh pelan. “Nama kedai punya Ardi… La Lune, itu artinya Bulan dalam bahasa Perancis. Dan lo cukup pinter buat mikir artinya kan ? Dia bahkan gak mengganti nama kedai itu, bahkan setelah kalian berencana buat menikah.”


Di ujung jalan

Di ujung jalan

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2016 Native Language: Indonesia
Kisah perjalanan cinta muda mudi pemilik kedai kopi yang jatuh hati dengan seorang reporter food and travel.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset