Di ujung jalan episode 4

Bab 4 - Karyawan Baru

Nata sampai di La Lune hampir pukul 11.30. Ia bingung tentang baju apa yang seharusnya dikenakannya selama bekerja. Nata memutuskan untuk mengenakan kaos polo berwarna hitam dan celana bahan warna cokelat.
Nata memantapkan diri untuk memulai kerja nya di kedai milik Ardi.

“Hey, kamu ngapain di depan pintu ?” Tanya Ardi begitu melihat Nata hanya berdiri di depan pintu.
“Hmm… Saya mau masuk kok, tadi cuma lagi rapi-rapi baju aja.”
“Oh gitu. Ngomong-ngomong ini celemek dan name tag kamu. Di sini untuk baju sama bawahannya bebas, tapi celemek dan name tag harus dipakai tiap hari.”
Nata mengangguk-angguk kepalanya. Ia merasa harinya akan sedikit melelahkan.

“Ayo masuk dan mulai bekerja. Hari pertama kamu bisa membantu mengantarkan pesanan dan menjadi kasir.”

***

Nata memijat-mijat pelipisnya. Hari ini badan Nata terasa pegal-pegal, keadaan kedai bisa dibilang hampir selalu ramai. Apalagi ia bertugas mengantar pesanan, ada saja permintaan tamu yang membuatnya harus bolak-balik ke meja yang sama.
Ia juga harus mencuci semua gelas dan memolesnya.
Sekarang hampir jam 11 malam dan ia baru selesai mencuci dan memoles semua gelas.

“Akhirnya selesai juga,” seru Nata sambil merenggang-renggangkan tangan dan punggungnya.
“Kamu keliatannya cape banget, Nat.”

Ardi datang tiba-tiba entah dari mana, sambil membawa secangkir hot chocolate.

“Iya nih. Hari ini rame banget, apalagi saya belum kebiasa gini.”
“Nanti juga terbiasa kok. Mari diminum dulu.”
“Makasih. Kamu belum pulang ?”
“Saya mana tega tinggalin karyawan baru saya sendiri. Anyway, saya dan Bimo mau makan ramen terenak di Jogja. Kamu harus ikut, karena saya tau kamu belum sempet makan siang.”
“Tapi ini udah jam 11 malam, saya harus segera cari taksi sebelum makin malam.”
“Kamu ikut atau besok jadi pengangguran ?”
“Kayaknya kalo gini saya gak bisa milih…”

***

“Jadi kamu mau pesan apa ?” Tanya Ardi ke Nata yang sedari tadi hanya membolak-balikan buku menu.
“Sebenernya saya jarang banget makan ramen, jadi saya kurang tau. Saya ikut kamu aja.”
“Oke kalo gitu.”

Setelah memesan ramen, Ardi kembali meneliti laporan pendapatan selama bulan Febuari. Bimo hanya mengangguk-anggukan kepala sambil mencatat beberapa penjelasan Ardi.
Nata terlihat bosan sambil mendengarkan musik dari hp nya.

“Kamu bosan ya?” Tanya Ardi sambil menutup laptopnya.
“Lumayan. Saya ngantuk banget sebenernya. Makanya tadi agak setengah hati antara ikut atau enggak.”
“Kayaknya lu berdua ngomong resmi banget deh pake ‘saya’ dan ‘kamu’.” Bimo tertawa berusaha mencairkan suasana.

“Ah enggak juga kok Mas Bim. Saya lebih nyaman pake ‘saya’ atau ‘kamu’.
Bimo menganggukan kepala. “Jadi lo tinggal sama siapa di Jogja ?”
“Saya ngekos. Sekitar 15 menit dari kedai, orangtua tinggal di Semarang.”

Pembicaraan mereka terhenti saat seorang pelayan mengantarkan ramen pesanan mereka.
“Terus, kamu udah nikah?” Tanya Ardi to the point sambil melihat sekilas cincin yang melingkar di jari manis Nata.
Nata terdiam sebentar. Lalu menyeruput mie ramennya dalam-dalam.

“Ramen di sini enak juga…..” Nata kemudian meneguk es teh nya tanpa menjawab pertanyaan Ardi

Baik Ardi maupun Bimo nggak ada yang berani menyinggung soal status Nata yanh belum terjawab.

***

Setelah berpamitan satu sama lain, Ardi mengantar Nata pulang dengan mobilnya, sedangkan Bimo balik ke kost nya dengan motornya yang diparkir di depan kedai.

“Saya minta maaf karena pertanyaan saya yang menyinggung kamu tadi…” Ardi berusaha membuka pembicaraan dengan Nata.
Nata tersenyum singkat sambil mengelengkan kepalanya. “Saya gak papa kok. Saya hanya sensitif soal status, dan cincin ini memang karena saya sudah menikah.”
“Kamu menikah di umur yang sangat muda.”
“Iya, mungkin itu kesalahan saya. Pernikahan kami nggak bertahan lama, hanya sekitar 6 bulan.”
“Maaf… Saya nggak maksud untuk bikin kamu sedih.”
“Gak papa. Kamu juga penasaran kan ?”

Ardi gak menyangka kalo Nata menikah di umur yang sangat muda. Ia jadi penasaran dengan kehidupan karyawan barunya itu…


Di ujung jalan

Di ujung jalan

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2016 Native Language: Indonesia
Kisah perjalanan cinta muda mudi pemilik kedai kopi yang jatuh hati dengan seorang reporter food and travel.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset