Diary Playboy Wanna Be episode 26

Chapter 26 : Beginning New End (Final Chapter)

Gw kebangun dengan sedikit pusing. Gak kerasa sudah ketiduran di sofa hampir 2 jam. Jam sudah menunjukkan waktu 15.30 WIB. Seharusnya sebentar lagi petugas dari Ray White datang. Kamar itu kini sudah kosong. Gak ada lagi sepeda lipat Doppelgangger, tumpukan baju kotor yang dilempar sembarangan, buku-buku kuliah yang berserakan, atau barang-barang yang tidak penting lainnya. Begitupun ruang tengah. Hanya tersisa sofa dan TV yang jadi fasilitas awal. DVD player plus sound system sudah dibawa oleh Bang Erwin. Dapur juga sudah bersih. Alat-alat makan dan masak sudah gw simpan di mobil. Sekali lagi sebatang rokok gw nyalakan. Pintu balkon dibuka dan seketika udara sore menerpa seakan membawa kenangan

Hubungan gw dengan Virly gagal. Kita putus kurang dari 1 bulan sebelum habisnya masa sewa apartemen ini. Pada akhirnya gw tidak bisa mengalahkan logika. Permasalahan Bali dan Om Rudi terus saja muncul ke permukaan. Salah gw memang, tapi setidaknya gw menuntut apa yang menjadi hak gw. Sebuah penjelasan. Toh akhirnya Virly memang menjelaskan kronologisnya dan gw pada titik tertentu bisa meneima alasan itu. Ketika jawaban Virly sudah memuaskan gw dengan jawabannya, dia pun minta putus. Saat itu gw setuju. Hubungan kami tidak akan bisa sampai akhir. Itu pasti

Pathetic. Karena merasa gw cukup kuat untuk menerima keputusan itu, maka gw dengan rela bersepakat untuk tetap menjadi teman. Ternyata gw memang menyedihkan. Hari-hari setelah putusnya hubungan, gw habiskan dengan meratap dan menyesali. Bahkan gw sempat mengemis ke Virly. Saat-saat itu adalah waktu yang sangat lama rasanya. Biasanya gw akan dengan mudah terlarut dalam pekerjaan tapi sayangnya gw sedang dalam masa menunggu untuk pindah ke pekerjaan baru. Maka satu bulan itu adalah penyiksaan yang sangat berat. Seakan-akan karma berbalik dan menunjukkan wujud dalam bentuk yang sekejam-kejamnya. Gw hancur. Harus diakui itu. Tidak ada lagi kepercayaan diri, keyakinan akan logika, kelicikan mengelabui wanita atau ketenangan menghadapi situasi. Semua hilang. Pada akhirnya gw kembali seperti sediakala. Percaya hanya pada diri sendiri.

Ketukan pintu membuyarkan lamunan. Petugas Ray White dateng. Setelah pengecekan kelayakan, gw pun menyerahkan kunci apartemen. Sebelum menutup pintu, semua kejadian satu tahun ini berkelebat panjang. Bang Erwin, Grace, Viona, Andien, Tania, Ian, wild night party, Dinda, malam minggu yang sendirian, masak fast food tidak sehat, berbotol botol chivas,martel, mix max dan heineken, serta tentunya Virly.

“Klek” pintu itu pun gw kunci untuk terakhir kalinya
“Terima kasih ya mas atas kerjasamanya” sapa petugas Ray White.
“Iya, sama-sama” jawab gw. Kami pun berjalan meninggalkan pintu menuju lift. Sesaat gw berhenti. Ada yang hilang dan tertinggal disana. Rasanya gw belum siap untuk semua ini. Setahun rasanya terlalu singkat.
“Kenapa mas? Ada yang ketinggalan?” tanya petugas itu.

Semua yang terjadi setahun ini adalah anugerah dan cobaan buat gw. Pertama kali membuka pintu apartemen ini gw datang dengan status anak baik-baik, jauh dari kehidupan malam, gak pernah nyentuh miras, punya hubungan yang percintaan yang penuh kasih sayang, dan pastinya bukan playboy. Kini ketika pintu itu ditutup gw hadir dengan sosok baru. Akrab dengan minuman keras dan dunia malam, ketidakpercayaaan akan cinta, kekecewaan yang mendalam dan pastinya, kemampuan sebagai playboy yang harus diakui kini sudah diatas rata-rata. Kecewa ? Tidak juga. Ini proses. Tanpa ini semua gw akan menyesali hidup. Sekali lagi, ini proses menjadi lebih dewasa.

“Gak. Gak ada yang ketinggalan. Semua udah dibawa” sahut gw. Dan akhirnya gw pun melangkah menuju medan pertarungan lainnya.


Diary Playboy Wanna Be

Diary Playboy Wanna Be

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2013 Native Language: Indonesia
cerita ini kejadian nyata saat gw pertama kali tinggal di apartemen (well,, sekarang juga masih seh), tempat dimana gw mulai meng explor bakat terpendam gw. jadi playboy. tapi emang kayaknya gw gak begitu bakat jadi playboy karena kebanyakan maen hati ma cewe yang gw deketin. dan gw juga bukan playboy yang sukses (makanya judulnya diary playboy wanna be). ceritanya lebih berkisar soal gw yang berusaha deketin cewe hanya untuk bersenang-senang tapi sekaligus menjaga agar my real girlfriend tetap merasa cowonya adalah satu2nya bagi dia.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset