Diary Playboy Wanna Be episode 4

Chapter 4 : Karena Lidah Memang Tak Bertulang

Setelah siang itu, gw pun mulai merajalela. Banyak kebohongan gw lontarkan ke pacar gw (sekarang dah jadi ex). Demi kelangsungan karier playboy yang baru dirintis ini, gw memutuskan merahasiakan fasilitas baru ini dari orang-orang terdekat gw seperti pacar, ortu, sahabat, temen kantor dan semua yang deket ma gw. Hanya temen-temen kuliah S2 aja yang tahu. Itupun karena bang Erwin memutuskan apartemen itu sebagai markas untuk belajar bareng.

Satu hal yang menarik ialah cara gw menyembunyikan apartemen ini dari mereka. Kepada pacar gw, alibi yang digunakan adalah gw tinggal di tempat Yusa, salah satu teman kuliah gw. FYI, gw punya sohib erat di kampus. Kita bertiga, gw, Yusa dan Herman adalah anak-anak muda yang berkesempatan kuliah S2 di antara teman-teman kuliah lainnya. Di kelas kita, didominasi oleh bapak-bapak dan ibu-ibu yang rata-rata sudah berkeluarga. Hanya beberapa anak muda yang umurnya setara gw dan sohib gw. Kelakuan kami pun gak jauh beda. Gokil dan gak jelas.

Ok, back to story. Demi mensukseskan alibi gw, maka gw mengenalkan pacar ke Herman. Kebetulan dia sedang ada expo kantor di salah satu mal di Jakarta utara. Maka gw pun membawa si ibu negara menemui Herman yang juga kebetulan sedang menunggu pacarnya.

“hallo bro ! gimana expo lo? Sukses kah?” seru gw ketika kami mampir di acara kantornya
“yah,, lmayan lah. Banyak customer hari ini. Tadi aja ada yang invest 300 jt”. Herman adalah seorang funding officer di salah satu bank swasta
“oh iya, ini kenalin cwe gw. Dinda” kata gw
“Dinda”, cwe gw pun mengulurkan tangan mungilnya.
“Herman” sembari tersenyum.

Tidak butuh waktu lama, Herman pun sudah menjalankan aksi marketingnya. Menawarkan produk baru yang sedang di launch hari itu. Walaupun gw tahu, itu cuma salah satu cara Herman mengalihkan pandangan managernya yang melihat anak buahnya mulai santai-santai gak jelas. Tak lama, pacar Herman pun datang. Selesai berkenalan, kami pun memisahkan diri dari pasangan itu. Sambil jalan, gw menceritakan lebih detil tentang persahabatan gw dengan Herman dan Yusa. Secara jelas gw terangkan profil mereka pada sang pacar, berulang-ulang dan selancar mungkin. Bahkan pacar gw pun tahu no telp Herman

Kalian mungkin bertanya untuk apa saya melakukan hal tersebut. Ini lah salah satu strategi perang terkenal. Gw lupa istilahnya. Intinya ialah kalau mau menyembunyikan jarum, maka sembunyikanlah dalam tumpukan jerami. Kalau mau berbohong maka berikanlah dahulu kebenaran sebanyak banyaknya. Buat si target mempercayai anda dengan cerita-cerita yang memang benar adanya. Gunakan fakta, kenalkan pada peran di cerita anda, bawa dia merasa bahwa anda adalah orang yang paling jujur sedunia. Hindari kata-kata, “Percaya ma gw. Gw gak pernah bohong kok”. Lebih bijak jika anda menggunakan “Yah, silahkan aja lo nilai gw sendiri. Gw bukan orang paling jujur sedunia kok. Tapi setidaknya gw bisa lo percaya”. Believe me, that sentence make other people believe in you a lot. Setelah serangkaian membangun kepercayaan tersebut, maka anda telah siap untuk menebar umpan kebohongan. And once again, believe in me. They’ll catch it.

Taktik ini adalah taktik standar para playboy. Wanita atau pria yang sudah “berpengalaman” pasti tahu trik ini. Tinggal bagaimana kita mengembangkan dan mengaplikasikan teori tersebut dalam kenyataannya. Kalian akan melihat banyak penerapan dari ilmu dasar ini dalam cerita-cerita gw selanjutnya. Seperti malam itu, ketika gw selesai bercerita tentang keakraban gw dan geng gw, serta merta gw mendapatkan pelukan mesra dari sang pacar. Dia pun tidak mempermasalahkan gw yang menginap tiap Jumat malam di kostan Yusa. Salah satu alibi yang gw bangun untuk menutupi kebohongan gw. Bahkan dia pun tidak menanyakan profil Yusa lebih lanjut karena sudah percaya tentang kebenaran cerita gw tentang Herman. Yup, she’s already catch my bait.

Tapi, ternyata busuk itu pasti tercium juga. Nanti akan gw ceritakan bahwa kesombongan adalah awal dari semua malapetaka.


Diary Playboy Wanna Be

Diary Playboy Wanna Be

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2013 Native Language: Indonesia
cerita ini kejadian nyata saat gw pertama kali tinggal di apartemen (well,, sekarang juga masih seh), tempat dimana gw mulai meng explor bakat terpendam gw. jadi playboy. tapi emang kayaknya gw gak begitu bakat jadi playboy karena kebanyakan maen hati ma cewe yang gw deketin. dan gw juga bukan playboy yang sukses (makanya judulnya diary playboy wanna be). ceritanya lebih berkisar soal gw yang berusaha deketin cewe hanya untuk bersenang-senang tapi sekaligus menjaga agar my real girlfriend tetap merasa cowonya adalah satu2nya bagi dia.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset