Diary Playboy Wanna Be episode 7

Chapter 7 : Its All About Trust and Comfortable

Hubungan gw dan Viona bisa dikatakan hubungan paling tidak jelas. Kita memang berkomitmen bahwa pertemanan tidak mencukupi bagi perasaan kami berdua. Viona butuh seseorang yang menyayanginya, menemaninya ketika sedang bad mood, memberinya pujian setinggi langit serta perhatian ketika dia sedang off (tidak kerja). Gw membutuhkan pelampiasan kesepian, rasa sayang, keinginan memperhatikan, serta sentuhan sentuhan penuh cinta dari pasangan gw. Semua kebutuhan kami bisa dipenuhi satu sama lain. Kecuali kebutuhan bersentuhan dengan penuh cinta (well, u know what I mean )

Jarak adalah masalah utama. Viona, seperti yang gw bilang di chapter sebelumnya, adalah mami dengan anak buah ratusan dan jaringan yang tersebar di seluruh kota besar di Indonesia. Job-job dari diskotik seluruh Indonesia membuatnya tidak pernah bisa stay di suatu tempat dalam waktu yang lama. Walaupun sempat pulang ke rumah, kami tetap tidak bisa bertemu. Rumah Viona di Bandung, dan gw di Jakarta. Seingat gw, selama hubungan kami, Viona hanya 3 kali stay di Jakarta. Itu pun hanya satu hari. Dan parahnya di saat saat paling sempit itu ada aja halangan buat ketemuan. Entah tiba-tiba saja gw harus lembur seharian, atau tugas keluar kota, atau Viona yang kecapean dari perjalanan luar kota.

Jujur aja, salah satu fantasi terbesar gw sebagai pria adalah punya pasangan yang bisa menservis baik dari non fisik (perhatian dan kasih sayang) serta fisik (sentuhan, cumbuan, dan seks pastinya). Untuk kasus Viona, bisa dikatakan gw gak pernah dapet apa-apa. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai untuk menanyakan kabar gw juga tidak sempat. Ritme pekerjaan kami pun berbeda. Gw yang kuli kantoran ini terbiasa dengan jam kerja dari jam 8 hingga jam 5 sore sedangkan Viona mulai sibuk jam 7 malam hingga jam 3 pagi. Waktu luang pun praktis berkebalikan. Saat Viona sedang bosan dan butuh perhatian, gw masih sibuk dengan rangkaian meeting kebalikannya saat gw santai di malam hari dan menelpon pacar tercinta itu, yang gw dapati adalah hentakan music dugem, tempat dia berkelana setiap malam.

Tapi untungnya gw diberkahi kesabaran dan kasih sayang yang sangat besar kepada orang-orang yang gw anggap special, termasuk Viona. Seperti siang itu, ketika hp butut gw bergetar ditengah-tengah meeting dengan klien.

“yang, kamu lagi ngapain?”
“err,, aku lagi meeting. Nanti ku hubungin lagi ya” bisik gw
“yahh,, Aku lagi BT neh. Temenin aku ngobrol ya” dia masih saja mencoba merengek manja.
“nanti di telp ya. Jangan sekarang” atasan gw sudah mulai melirik. Bahaya neh.
“tut..tut..tut” Sambungan telpon terputus tiba-tiba sebelum gw melanjutkan kata-kata.

Tak lama, hp gw bergetar lagi. SMS dari Viona.
“T__T” isinya simple saja.gw langsung tahu. Viona ngambek.

Ini sifat jelek dia yang gw gak suka. Moody dan tukang ngambek. Walaupun sifat itu sangat jarang keluar kecuali dia sedang bad mood parah dan pelampiasannya hanya dilakukan ke gw. Maka setelah meeting di kantor klien itu selesai, gw pun minta izin ke atasan untuk nongkrong di kantor klien dengan alasan bertemu klien lainnya. Tujuannya jelas. Menenangkan Viona yang lagi ngambek.

Hubungan gw dengan Viona pun contoh nyata bahwa kepercayaan dan kenyamanan adalah unsur paling penting dari suatu hubungan. Dengan pekerjaan Viona yang keluar masuk diskotik serta profesinya sebagai striptease dancer, pastinya banyak pria hidung belang yang berusaha menjamah dan mendekatinya. Belum lagi kemungkinan Viona kesepian dan mencari pelampiasan ke orang lain. Tapi kami berdua percaya bahwa masing-masing bisa menjaga perasaannya. Gw juga gak munafik kalau gw juga punya pacar saat itu. Viona hanyalah pelarian dari hubungan gw yang emang lagi dalam masa-masa jenuh. Gw percaya Viona gak bakal menyerahkan tubuhnya bagi pria-pria yang tidak dia sukai dan Viona percaya gw tidak macam-macam di Jakarta (secara gw sudah melakukan image branding diri gw sebagai pria baik-baik yang secara tidak sengaja terjebak dalam acara striptease teman kuliah gw).

Kami nyaman dengan ini semua, walaupun Viona harus beberapa kali BT karena gw gak bisa nemenin dia di siang hari, gw yang harus puas dengan backsound dugem tiap malam, kecemburuan Viona ketika tahu gw akan party tanpa dia atau gw yang harus menahan keinginan having sex with a professional striptease dancer. Tapi sekali lagi, kami saling percaya dan nyaman dengan itu semua. Maka hubungan paling gak jelas itu pun masih terus berlanjut.


Diary Playboy Wanna Be

Diary Playboy Wanna Be

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2013 Native Language: Indonesia
cerita ini kejadian nyata saat gw pertama kali tinggal di apartemen (well,, sekarang juga masih seh), tempat dimana gw mulai meng explor bakat terpendam gw. jadi playboy. tapi emang kayaknya gw gak begitu bakat jadi playboy karena kebanyakan maen hati ma cewe yang gw deketin. dan gw juga bukan playboy yang sukses (makanya judulnya diary playboy wanna be). ceritanya lebih berkisar soal gw yang berusaha deketin cewe hanya untuk bersenang-senang tapi sekaligus menjaga agar my real girlfriend tetap merasa cowonya adalah satu2nya bagi dia.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset