Elisa sedang menyiram bunga di teras rumah ketika ada pengamen sedang mendendangkan lagu kegemaran suaminya…( Kasih ibu..kasih yang suci mulia…tiada ada bandingnya….tak berharap kasih dan juga balasan tiada berharap sanjungan…)bait itu yang membuat hatinya begitu teriris.. airmatanya mengalir,rasa penyesalan tak mungkin mengubah keadaan menjadi seperti dulu lagi…” Mas..maafkan aku yang selalu kasar padamu selama masih hidup….sebenarnya aku tak ingin mengasarimu…tapi kelakuanmu membuat aku jengkel…kau tak bertanggung jawab pada anak-anak kita…kamu malah main perempuan dan tak pulang ke rumah, uang gajianmu juga tak kau berikan padaku…hingga aku marah..dan mengusirmu..karena kamu mabuk.!!…kau tak pernah memukulku…kau tak pernah menghinaku ataupun memarahiku …. sebenarnya apa yang engkau mau dariku?
Elisa merogoh saku bajunya masih ada sisa tertinggal 2000 ia berikan pada pengamen itu, dan ia segera mandi untuk istirahat. Elisa menyalakan vcd dan mengambil kaset Tetty kadi, ia kangen sekali pada mendiang suaminya, seolah-olah isi rumah itu hanya ada bibirnya, dikamar, di ruang tamu, di ruang makan, dapur dan ruang keluarga, betapa sadisnya aku…aku kecewa pada diriku sendiri. Mas semoga engkau bahagia di surga dan tak ada siksa di alam kuburmu, aku memaafkanmu dengan segala luka dihatiku..sudah lenyap rasa benciku…jengkelku…aku wanita yang mau menang sendiri…sampai anakku meninggalkanku dan membiarkan aku sendiri, betapa sombongnya diriku…..tak pernah mau mengalah…dan tak pernah menyesali kesalahanku…..kaset itu disetel berulang-ulang sampai Ia tertidur di kursi malasnya
tiba-tiba datang laki-laki dan menggulingkan kursi malasnya, Elisa meminta tolong…tapi tak ada yang datang..sampai ia terjaga….siapa kamu..? apakah tadi mas Irfan…? kenapa dia marah padaku..? dan mencoba menjatuhkan aku…Ya Allah… betapa besar dosaku padamu mas. Elisa segera mengambil air wudhu memohon pada Tuhan meminta ampun atas segala dosa yang pernah ia perbuat pada mendiang suaminya
Perutnya terasa lapar, ia membuat mie goreng instant sendiri rasanya enak sekali ketika cucunya datang untuk meminta dia bilang ” Marlina anakmu minta dibuatin mie goreng” dan cucunya menangis Elisa tak tega kemudian dia menyuapinya.Ketika Marlina selesai membuat mie goreng anaknya sudah main-main disamping neneknya dan tak mau makan mie goreng tersebut, Elisa menyuruh meletakkan mie di meja sampingnya siapa tahu cucunya minta tambah lagi….eehh..bener cucunya meminta tambah lagi ..tapi setelah disuapin mie itu di muntahkan….Elisa mencoba mie buatan Marlina, ternyata memang tidak enak…..karena cucunya masih menagis maka Elisa membuatkannya…dan cucunya mendekati trus bilang ” Kalau yang buatin nenek Firman suka nek…karena enak dan lezat ..” sambil memberikan jempol Firman. Elisa mengelus kepala cucunya, dan menyuruh duduk di kursi makan,
Fadli suami Marlina datang untuk menjemput, tapi Firman menangis tidak mau meninggalkan neneknya, ” Firman mau sama nenek…sama nenek…Firman menangis bergulingan hingga kotor pakaiannya, Marlina mencubit Firman, sang anak menjerit dan mengaduh sambil minta pertolongan neneknya…Firman memeluk erat-erat neneknya dan tak mau diajak pulang. Akhirnya Marlina pulang bersama suaminya dan Firman bersama di rumah nenek, dan Marlina menitipkan Firman serta meninggalkan baju gantinya. Nenek mengajak shollat Maghrib di rumah, Firman mengikuti neneknya untuk mengambil wudhu dan menata tempat shollatnya mengikuti nenek. ” Ayuk shollat.” Firman disamping neneknya,melihat gerakan shollat, dan berdoa, ” Firman shollat juga di rumah ? Firman menggeleng, mama dan papa shollat juga..? Firman menggeleng lagi “Firman gak tahu shollat itu apa nek..? tapi mama pernah memakai seperti ini pas Lebaran”.Elisa merasa gagal mendidik Marlina, Elisa menangis sambil berdoa kali ini agak kenceng Elisa berdoa biar cucunya tahu berdoa itu seperti apa
.” Nenek kenapa menangis ?”
” Nenek berdoa, agar Firman selalu sehat,pinter sekolahnya, dan tidak nakal, biar Mama dan papa sayang Firman ”
” Itu berdoa ya nek, Firman juga mau mendoakan nenek”.
” Ya Allah Firman mohon agar nenek diberikan kesehatan, dan nenek sayang terus sama Firman , membuatin mie terus., dan mau mengantar Firman kesekolah” Nenek terharu mendengar do’a Firman lalu memeluk dan mengucapkan terima kasih.Dan nenek minta di do’ain terus. Firman mengiyakan.
Nenek mengajak tidur Firman, Fiman menurut sama neneknya, sebelum tidur kita harus berdoa agar pada waktu tidur kita dilindungi sama Allah dan tidak diganggu sama syetan.nenek berdoa dan Firman mengikutinya.
Pagi-pagi Elisa bangun untuk shollat subuh, dan membangunkan Firman untuk diajak shollat bersama, Firman bangun dan menuruti perintah nenek, selesai shollat nenek berdo’a dan Firman ikut berdo’a.
” Nenek tadi berdoa apa..?”
” Nenek berdoa agar mama dan papa Firman diberikan kesehatan, dimurahkan rezekinya, dijauhkan dari bahaya dan tetap menyayangi nenek dan Firman, dan mau menjalankan shollat”
” Nenek kok berdoanya banyak sekali…emang boleh ..?”
” Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang kamu boleh berdoa apa saja dan kapan saja berapapun jumlahnya diperbolehkan malah Allah suka pada anak yang suka berdo’a”
” Begitu ya Nek, sekarang Firman mau berdo’a untuk mama dan papa,” Ya Allah sayangilah mama Firman, Firman ingin mama dan papa shollat seperti nenek, amiin”
” Anak pintar, berdoa terus setiap hari ya …agar mama dan papa Firman senang, nah sekarang Firman mandi ya..nenek siapin air hangat dan sarapan pakai telur ceplok ”
” Iya nek, Firman suka sekali telur ceplok” nenek senang karena cucunya tidak merepotkan dirinya, mandi sendiri, pakai sabun sendiri dan mensikat giginya sendiri,walaupun diawasi neneknya , Firman malah senang ditungguin
“Sarapan telur ceplok bersama nenek rasanya senang sekali, nanti Firman balik sini lagi ya nek ” Nenek Elisa mengangguk” akan nenek tunggu kedatangan Firman”
Nenek harus memakaikan sepatu, karena Firman belum bisa memakai sendiri, ” Nah, sudah rapi sekarang tinggal tunggu papa dan mama, nenek buatin susu ya..sambil nunggu papa dan mama jemput” ” Iya nek…Firman suka susu…nenek baik sekali”
Elisa merasa senang sekali, dibilang seperti itu pada cucunya…ya Allah terima kasih atas segala RahmatMu.. doa dalam hati Elisa sambil tersenyum mengaduk susu putih yang hangat untuk cucunya. Firman meminumnya susu hangat rasanya nikmat sekali dan ketika mama nya datang, Firman menawari susu untuk mamanya, tapi mamanya malah memanggilnya segera berangkat. Firman pamit neneknya dan mencium pipi nenek. Nenek mengulurkan tangan sambil mengucap assalamuAllaikum , Firman menyambut tangan nenek dan menciumnya.” asalamuAllaikum nenek ” nenek membalas “WaAllaikum salam” Marlina segera berangkat mengantar Firman.
Elisa menunggu cucunya sudah jam 14.00 belum juga datang..hatinya terasa kesepian,perasannya tak menentu. Ketika terdengar suara motor di halaman rumahnya yang sempit ia segera bangkit, dan dilihatnya Firman berlari memanggil neneknya….Elisa segera memeluk cucunya, dan menyuruh Marlina dan Fadli masuk
Elisa mengambilkan air es dan gelas untuk anak dan menantunya, Marlina mencium tangan ibunya demikian juga Idrus. ” Ibu…Marlina boleh bicara sebentar…?”
” Tentu anakku…apa yang membuatmu resah…?” Elisa yang merasa anaknya punya masalah. maka Ia mendengarkan keinginannya.
” Firman gak ada yang menjaga, Marlina bingung harus membagi antara pekerjaan dan ngurusin anak, apakah ibu bersedia untuk menjaga Firman..?”
” Kalau kamu mempercayai ibu, ibu akan jaga anak kamu Firman, sampai kapanpun”
Jawaban Elisa membuat tenang hati Marlina dan Marlina menata baju-baju firman dilemari plastik dekat lemari Elisa, tas dan buku-buku Firman dibawakan juga. Firman sedang asyik main kertas lipat dan menggambar, Marlina memberikan uang buat ibu dan keperluan Firman
” Sudah segini saja cukup untuk Firman,” kata ibu
” Nggak bu seminggu lagi Lina tambahin biar tidah menyusahkan ibu, mengurangi uang pensiun ibu ”
” Yaaa…terserah kamu sajalah….”
” Ibu , sekolah Firman itu dekat sini saja…tapi Lina tak ada waktu di kantor untuk jemput…dan Lina pulangnya sore bahkan sampai lembur kalau malam. Pembayaran sekolahnya biar Lina yang bayar, pokoknya Ibu hanya njaga in Firman saja, ibu terima kasih ya Lina akan ke kantor lagi, dan Lina akan sering-sering tengok ibu, Lina berangkat bu..”
” Lin tolong biasakan cium tangan ibu, dan kamu pamit sama Firman ” Marlina diam sejenak….iya bu maaf…AsalamuAllaikum ” lalu Lina mencium tangan ibu, Nenek memanggil Firman dan Firman segera datang, ” Mama kamu akan bekerja lagi, ayoo kasih salam “. Firman mencium tangan ibunya dan bapaknya dan Lina berucap.” asalamuAllaikum Firman ” dan Firman pun membalas” waAllaikum salam.
” Papa..papa belum ucap salam pada Firman”. dan Fadli berucap salam ” Assallamu Allaikum Firman ” WaAllaikum salam papa…muach” Fadli dan Marlina tertawa melihat Firman yang klihatan lucu..dan Fadli pun membalas ” muach..muach…muach” semua tertawa melihat Fadli bisa melucu….dan mereka keluar rumah dengan perasaan senang..
” Nenek shollat yuuk…”
” Nunggu adzan sebentar lagi masuk shollat Ashar ya…?”
” Kenapa harus nunggu..kan berdoa katanya kapan saja”
” Kalau shollat itu ada waktunya, dan shollat itu wajib jadi tidak boleh ditinggalkan, kalau mengerjakan shollat itu harus wudhu dulu untuk mensucikan diri,beda dengan berdoa , berdoa itu kapan saja tak mengenal waktu dan tidak wudhu pun boleh…lebih baik lagi pada waktu selesai shollat, Firman boleh berdoa sebanyak-banyaknya..
Ketika terdengar suara adzan, Firman segera mengambil air wudhu untuk melakukan shollat Ashar. ” Ayo nek, jangan ditunda-tunda ‘ Maka mereka melakukan sholat bersama. Nenek senang ditemani Firman..dan Firman pun senang karena Nenek tak pernah melarang yang diinginkan dan selalu mengerti apa yang Firman butuhkan