Jelang maghrib Iskandar sampai rumah terlihat heran , karena melihat buliknya Fatimah sedang berkelahi dengan sesuatu…..Iskandar melihat Masrul sedang meditasi maka disuruhlah ibunya Chotijah juga Munajad bapaknya untuk menjaga Ratemi adiknya dan melarang ke rumah Masrul.
Iskandar : ” Pak jaga adikku Ratemi….dia dalam bahaya ..”
Munajad : ” Ati-ati Lee…..bulikmu sedang berkelahi…..” Ternyata Fatimah berkelahi dengan nenek Kabilah…..
” Kok aneh…ada apa ini lek Fatimah kok malah berkelahi dengan nenek Kabilah ” begitu fikir Iskandar.
Sementara Masrul berbicara pada Iskandar lewat telepati agar tak kedengaran si Tangan Molor. ” Is bapak /ibukmu tak bisa masuk karena pintu sudah di pasang rajah sama bulikmu Fatimah…jadi suruhlah kesini saja untuk membantu membantu membacakan Alfatihah untuk bulikmu Fatimah. Rupanya perkelahian tersebut hanya untuk mengelabuhi Si Jengger Ayam dan Tangan Molor yang segera harus pergi meninggalkan Masrul dan yang lainnya.
Nenek Kabilah menemui Fatimah dan menjelaskan terlepasnya borgol SiJengger Ayam karena ulah Tangan Molor yang meminta bantuan Si Jengger Ayam yang memiliki keberanian pada nenek Kabilah yang saat itu sedang mencari kembang kanthil untuk mengurung Si Jengger Ayam , KH Tantowi mendengarkan pesan dari Masrul untuk membelikan bunga kanthil ..Tantowi segera membelikan bunga kanthil yang ada di pasar Minggu. Masrul menangkap bunga kanthil tersebut yang mau di rebut Si Tangan Molor untung Fatimah menendang Si Tangan Molor maka Tangan Molor menggelepar-gelepar termakan rajah yang dipasangkan Fatimah di salah satu jari jemarinya .
Asap hitam membubung tinggi dan menghancurkan Tangan Molor sedangkan Si Jengger Ayam berubah wujud menjadi seorang wanita yang badannya pucat pasi penuh lumpur lalu ambruk ketanah maka Masrul segera memasukkan potongan tubuh Tangan Molor ke dalam botol yang sudah terdapat manteranya , Si Jengger Ayam tersedot bunga kanthil dan masuk dalam genggamnya Fatimah lalu diletakkan di himpitan Alquran dan akan dipindahkan ketempat yang lebih aman setelah Iskandar menikah.
Pernikahan Iskandar sederhana karena Ratna takut pada keadaan permusuhan yang sedang melanda Iskandar walaupun Masrul mengatakan sudah aman Ratna hanya melakukan ijab dan kabul saja sedangkan perayaannya menunggu ketenangan hatinya. Setelah seminggu Ratna mendatangi rumah mertuanya dan menginap disana.
Fatimah melihat bunga kanthil dalam himpitan Alquran yang belum menunjukkan layu dan masih segar.
” Kok aneh bunga kanthil ini masih segar biasanya sudah layu…tapi ini kok malah semakin segar…..dan masih harum sekali, siapakah sebenarnya Si Jengger Ayam itu…? ” : Begitu fikir Fatimah dan segera menemui nenek Kabilah.
Nenek Kabilah : ” Janur Gunung anakku …ada perlu apa menemui nenek….? ” kata nenek Kabilah.
Fatimah : ” Maafkan cucumu nek….mengapa bunga kanthil tak mau layu dan malah segar….? ”
Nenek Kabilah menyuruh berpuasa selama tiga hari lalu setelah selesai melakukan ngebyar dan bertafakur dengan tujuan
1. Tafakur bisa menambah rasa syukur kepada nikmat-nikmat yang diberikanNya seperti dalam surat An Nahl ayat 14,
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.”
2. Tafakur dapat menumbuhkan rasa takut terhadap adzab yang akan diberikan Allah. Sehingga mempersiapkan diri agar dari perbuatan noda, dosa, segala macam maksiat. Berikut bunyi dari surat Al Baqarah ayat 266,
أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
Artinya: “Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya.”
Banyak godaan dalam berpuasa, laluilah dengan sabar dan iklas karena akan menguak tabir Si Jengger Ayam demikian nasihat nenek Kabilah .
Fatimah menuruti perintah nenek Kabilah dan putrinya Umiyatul disuruh menjaga Ratemi dan menyuruh berada di ruang santri setelah pulang sekolah sedangkan Solichin membantu ibuknya serta menjaganya selama berpuasa sunah .
Hari pertama puasa.
Sepulang mengajar Sarah kesakitan perutnya terasa amat mulas dan berkeringat , Fatimah membantu menenangkannya karena perut Fatimah baru enam bulan berjalan.
Fatimah : ” Tenangkan dirimu usia kandunganmu masih terlalu muda…makanlah yang kamu mau seperti buah- buahan yang segar akan membantu kesehatan janin dalam tubuhmu..” Umar membelikan buah mangga dan jeruk, Sarah memakannya dengan lahab dan Fatimah merasa sangat pingin sekali tapi dia sedang berpuasa dan puasanya tak diceritakan pada Sarah maupun Umar putranya. Dan baru dimakannya setelah berbuka.
Hari kedua puasa.
Achmad terjatuh saat mencoba sepeda motor yang dibelikan Masrul , Fatimah amat bersedih melihat ragilnya terluka tapi dia tetap sabar dan tawakal dan memberikan nasihat
Fatimah : ” Hati-hatilah…pelan saja dan nunggu kak Solichin pulang pramuka ya….?!”
Achmad : ” Tapi Achmad sudah bisa kok buk….” Fatimah tetep saja melarang Achmad menaiki sepeda motornya…walaupun katanya sudah bisa, Achmad menunggu kakaknya Solichin dan jelang Asar Solichin sudah sampai rumah. Achmad meminta kakaknya membantunya menaiki sepeda motornya dan Solichin membantunya.
Solichin : ” Loh kamu kan sudah bisa waktu kakak ajarin kamu milik motor kakak…”
Achmad : ” Tapi waktu di lihat ibuk aku terjatuh dan suruh menunggu kak Solichin….”
Solichin membantu melancarkan Achmad naik sepeda sampai masuk jalan raya pasar Minggu dan kembali ke arah pulang sampai tiga kali dan belajar menaiki sendiri kadang memboncengkan kakaknya Solichin kadang kakaknya Umiyatul minta di goncengkan.Diam-diam Fatimah mengintip dari jendela kamarnya melihat Achmad sudah lancar dan ketika Solichin di goncengkan lalu memasuki pekarangan rumah terdengar Achmad gembira sekali dan memanggil-panggil ibuknya.
Achmad : ” Buuuk ..ibuk Achmad sudah lancar mengendarai motornya ” Fatimah keluar dan menyaksikan Umiyatul di gonceng sekali lagi. Rasa senang membuat Achmad meyakinkan ibuknya kalau Achmad sudah lancar menaiki sepeda motornya. Sarah ikut menyaksikan adiknya dan ketika di tawari untuk menggonceng Sarah belum mau karena Umar sudah pulang dari memberikan tausiah di kampusnya, Sarah menjemput di depan pintu menunggu Umar keluar dari mobil.
Sarah : ” Kak Umar kok pak Asrori tak ikut bersama….? ” sambil mencium tangan Umar suaminya
Umar : ” Tadi sudah kakak antar ke rumahnya… karena ada perlu dengan dekan yang sudah menunggu dirumanya dan kakak sempat ikut memberikan usulan tentang rencana rencana membuka kelas baru dibidang dakwah dan kakak ikut mengampu di materi dakwah ”
Sarah : ” Alhamdulillah kak….akhirnya tercapai juga keinginanku ….yang merupakan pendapatan untuk dik Imaniar yang segera menjadi maduku….” Umar kurang mendengarkan Sarah berkata -kata karena menyaksikan ibuknya yang di gonceng Achmad adik bungsunya selagi belajar motor dan Umar belum yakin karena baru melihatnya naik motor.
Hari ke tiga puasa
Adik Imaniar yang bernama Sholeh terpeleset waktu mengendarai sepeda motor mengantar Imaniar mengajar yang mengakibatkan Imaniar masuk Rumah Sakit di Kaliwungu. Fatimah bersama Masrul dan Umar serta Sarah mengunjunginya… Fatimah amat tertekan menjalankan puasanya yang terakhir kali tetapi dia tetap menjalaninya sampai terakhir dan selanjutnya dia menjaga Imaniar bersama Sarah sedangkan Umar ke kampusnya untuk mengisi mapel di kampusnya untuk yang pertama. Imanir segera pulang dan menggunakan kruk penyangga kakinya . KH Harun Al Rasyid beserta ibu barusan pulang dari Magelang dan langsung menuju Rumah Sakit menemui putrinya sedangkan biaya rumah sakit sudah di urus Fatimah dan Sarah.
Kini Fatimah menjalankan ngebyar sambil bertafakur di ruang santri dia tak tidur dan Masrul menemaninya sampai subuh sambil membaca Alquran .