Namanya Kristin. Kupanggil dia Kit. Sebenarnya alasan aku memanggil dia dengan sebutan Kit adalah sebatas iseng saja. Toh akhirnya dia oke-oke saja dengan nama panggilanku itu. Lagipula, menurutku nama panggilan itu cukup unik, dan mungkin saja dia satu-satunya orang di dunia yang memiliki nama panggilan seperti itu.
Pertama kali aku berjumpa dengannya adalah pada saat aku mulai belajar bersekolah. Ehem… Maksudku saat aku pertama kali mengikuti Taman Kanak-Kanak. Dia adalah salah satu siswa yang paling menarik perhatianku pada saat itu. Dia adalah anak yang pendiam, jadi sangat cocok jika kujadikan dia sasaran keisenganku. Bahkan tidak jarang kubuat dia menangis karena kejahilanku. Hehehe… Maklum, masih anak-anak. Tapi anehnya, dia tidak pernah bersikap bermusuhan denganku. Sikapnya yang super ramah itulah yang membuatku tertarik kepadanya. Eitss… Jangan salah sangka dulu, maksudku tertarik untuk menjadi sahabatnya. Lagipula, masa sih masih TK sudah main naksir-naksiran? Yah, mungkin saja zaman sekarang ini sudah banyak yang begitu, mulai main cinta-cintaan sejak kecil, seperti adikku itu tuh. Masih kecil, tapi katanya pacarnya sudah lima orang. Wah, kok bisa ya? Kakaknya ini saja sampai saat ini masih belum punya pacar, tapi kok… Ya sudahlah. Lagipula di zaman masa kecilku dulu kan berbeda. Selain itu, saat itu kami kan masih terlalu polos untuk mengerti soal cinta.
Seiring dengan berlalunya waktu, tanpa disadari persahabatan pun mulai terjalin. Persahabatan yang benar-benar tulus, mengalir bagai air. Dan tanpa kusadari pula, aku telah menjadi salah satu sahabatnya yang paling dekat. Dia telah menjadi bagian dari hidupku, dan akupun menjadi bagian di hidupnya. Yah, setidaknya begitulah menurut pendapatku.
Setelah perjumpaan kami itu, kami terus melanjutkan merajut persahabatan kami, bahkan sampai saat kami lulus dari SD. Kami masuk ke SD yang sama, dan lebih kebetulan lagi, kami sekelas. Jadi, kami bisa terus bertemu hampir setiap hari. Tentunya di sekolah, karena rumahnya terletak cukup jauh dari rumahku.