Selepas memarkirkan motornya di parkiran, Mario melangkahkan kakinya menuju tempat dimana ia dan Keisha biasa bertemu di akademi keperawatan Keisha untuk menjemputnya. Rutinitas ini sudah ia lakukan berminggu-minggu setelah tahun ajaran baru dimulai.
Awalnya sangat sulit bagi Mario untuk berbeda universitas dengan Keisha. Mario merindukan sosok Keisha yang terlihat kesulitan saat sedang belajar, atau memperhatikan ketika Keisha tertawa lepas bersama dengan teman-temannya. Tapi paling tidak, Mario masih bisa bertemu setiap hari dengan Keisha.
Mario menghentikan langkah kakinya ketika melihat Adam sedang bersama Keisha.
‘Apa yang Adam lakukan disini?’ Pikir Mario.
Keisha melihat kedatangan Mario dan berlari menghampirinya dengan muka bahagia bercampur cemas.
“Rio, maafkan aku. Aku lupa mengatakan kepadamu kalau hari ini Adam mengajakku makan malam bersama.“
Muka Mario membeku saat Keisha mengatakan hal itu.
“Kau ingat? Hari ini hari Anniversary satu tahun aku dan Adam. Hehe.. Aku sangaaaaat bahagia. Aku kira ia tidak akan mengingatnya, tapi ternyata ia ingat. “
Kata Keisha dengan mata berbinar sambil sesekali melompat kecil layaknya seorang anak kecil yang diberi lollipop.
“Baiklah Keisha, aku tidak apa-apa. Nikmati malammu. “ Mario berusaha tersenyum dan mencubit pelan kedua pipi Keisha. Keisha mengangguk mantap sebelum akhirnya kembali berlari kecil menghampiri Adam. Mario berbalik untuk pulang. Ia mengepal keras tangan kanannya. Seharusnya ia sudah biasa melihat pemandangan Adam-Keisha didepannya. Tapi tetap saja hatinya terasa remuk.
#END FLASHBACK
“Kau tau?? Saat itu aku ingin sekali menarikmu ke dalam pelukanku dan melarangmu untuk tidak pergi bersama Adam. Aku membutuhkanmu saat itu, aku sangat membutuhkanmu melebihi apapun.. Tetapi melihat dirimu yang terlihat sangat bahagia dengan Adam, membuatku tidak bisa melarangmu. Lagi pula siapa aku? Aku hanya sahabat mu yang tidak mungkin melarangmu pergi dengan pacarmu. Bukankah akan sangat egois bila aku tidak bisa membiarkanmu bahagia? Walau hatiku sangat hancur saat itu… Ah Keisha, kata orang, cinta tidak harus memiliki. Tetapi mengapa tidak memilikimu seutuhnya membuatku mulai gila? “