Sabtu siang saat itu, menjadi petaka bagi Mario. Keisha datang ke rumah Mario dengan muka sangat bahagia. Mario yang sedang mencuci motornya kaget dengan kedatangan Keisha yang tiba-tiba. Keisha sangat berseri sambil memperlihatkan cincin berlian yang terpaut manis di jari mungilnya.
“Aku akan menikah Mario! Aku akan menikah.. Sebentar lagi aku akan menjadi Nyonya Adam. Semalam Adam melamarku!”
Kata Keisha sambil berkaca-kaca mengingat kejadian semalam.
Sontak ember yang berisi air sabun yang digenggam Mario dan akan dipakainya untuk mencuci motornya,terlepas begitu saja dari genggamannya. Keisha yang tidak menyadari keterkejutan Mario, langsung memeluk Mario erat.
Mario berusaha keras menahan tangisnya. Ia balas memeluk Keisha erat seolah itu akan menjadi pelukannya yang terakhir.
“Maukah kau menjadi pendamping pria ku? Kau tau kan, papaku sudah meninggal dan aku ingin kau yang mengantarkanku kepada Adam sampai didepan altar nanti..”
Kata Keisha pelan sambil menatap Mario yang masih memeluknya. Keisha tersenyum. Senyum yang selama ini selalu Mario sukai.
“Tentu saja Keisha, Semuanya akan aku lakukan demi dirimu…” Jawab Mario. Dan saat itu, air mata Mario pun mulai mengalir dari pelupuk matanya. Keisha menatapnya heran, “Hey, kenapa kau menangis Rio??”
“Aku menangis bahagia Keisha, sangat bahagia. Akhirnya kau menemukan jodohmu Keisha.” Kata Mario berusaha tersenyum.
Mendengar itu Keisha menangis lebih keras lagi,
“ Bodoh!! Ku harap jodohmu juga segera datang. Dia harus perempuan yang baik untuk bisa bersamamu..”
Mario menjawabnya dengan anggukan kecil,walau dalam hatinya, perempuan yang sangat ia inginkan adalah perempuan yang sekarang ada dalam pelukannya sekaraang.
“Kau pasti akan bahagia Keisha, pasti…” Kata Mario pelan sambil mengusap rambut Keisha.
#END FLASHBACK
“Aku berbohong Keisha, maafkan aku karena saat itu aku berbohong. Aku menangis bukan karena aku bahagia. Aku menangis karena aku kehilangan duniaku. Aku kehilanganmu. Seseorang lain akan memilikimu seutuhnya dan hidup bahagia denganmu. Hanya kau, hanya kau satu-satunya perempuan impian yang ingin kujadikan sebagai pendamping hidupku seumur hidup. Tapi faktanya, kau akan menjadi pendamping hidup laki-laki lain. Taukah kau betapa hancurnya aku saat itu? Maafkan aku tidak bisa ikut bahagia bersamamu Keisha, maafkan aku tidak bisa datang ke acara pernikahanmu. Aku tidak cukup kuat untuk melepasmu bersama dengan laki-laki lain. Aku berharap kau akan bahagia selalu dengan Adam dan memiliki banyak anak yang lucu seperti yang selalu kau dambakan sejak kau kecil. Aku selalu mencintaimu Keisha, aku selalu mencintaimu.. Aku mencintaimu bukan seperti seorang sahabat mencintai sahabatnya. Aku mencintaimu seperti cinta seorang laki-laki kepada seorang perempuan. Ini mungkin terlihat berlebihan. Tapi inilah yang sebenarnya Keisha. Aku sangat mencintaimu sampai aku mau mati rasanya karena tersiksa oleh semua ini. Selamanya aku akan mencintaimu Keisha….”