“Ketika hari pernikahanku, aku menunggumu dengan cemas. Kenapa kau tidak datang bodoh?? Kau tidak tau kan apa yang terjadi? Aku berlari Rio.. Aku melarikan diri dari pernikahanku sendiri… Aku merasa buruk terhadap Adam saat itu, tapi hatiku menyuruh aku berlari. Aku mencarimu kemana-mana, aku membutuhkan kamu Mario..”
Lanjut Keisha sambil mengusap batu nisan bertuliskan “Mario Putra” yang ada didepannya sekarang.
“Saat aku dan Adam berada di depan altar dan pendeta menyuruhku mengulangi untuk mengucapkan janji sehidup semati, aku baru menyadari bahwa engkaulah yang aku cinta.. Aku mencintaimu lebih dari apapun dan aku membutuhkanmu. Bodoh memang,karena aku baru menyadarinya disaat aku kehilanganmu.. Aku menangis, mencarimu ketempat dimanapun biasanya dirimu berada. Aku tak peduli dengan kakiku yang berlari tanpa alas kaki karena high heels itu hanya memperlambat aku mencarimu, aku tidak peduli dengan tatapan heran dari orang-orang yang melihatku dengan gaun pengantin yang sudah acak-acakkan dan make up yang berantakkan karena tangisku. Yang aku inginkan saat itu adalah menemukanmu dan memelukmu erat dan tidak akan membiarkan aku kehilanganmu. Tapi apa? Aku tidak menemukanmu Rio…” Kini Keisha mulai terisak.
“Dua hari berlalu sejak hari pernikahan gagal itu, kabar buruk datang menghampiriku. Mereka bilang kau meninggal dalam kecelakaan pesawat. Kau tau betapa tidak percayanya aku saat itu? Aku menganggapnya sebagai lelucon walau aku sudah sangat histeris saat itu. Sampai pada akhirnya temanmu datang padaku dan memberikan video itu padaku. Dasar bodoh!! Untuk apa kau keluar negeri? Kenapa kau tidak.mengatakan padaku kalau kau mencintaiku lebih dari sekedar sahabat?? Karena aku mencintaimu juga Mario… Aku selalu menunggu kata-kata itu keluar dari mulutmu, tapi nyatanya tak pernah terjadi…..”
Bahu Keisha bergetar dan isakannya semakin keras. Adam yang menemani Marsha didalam mobil sambil tetap mengawasi Keisha, hendak menghampirinya ketika melihat istrinya seperti orang yang sedang menangis. Namun ia mengurungkan niatnya.. Entah mengapa ia merasa harus memberikan banyak waktu bagi Keisha.
“Duniaku sangat hancur saat itu kau tau? Aku mengalami depresi berat. Beberapa saudaraku bahkan mengatakan aku mulai gila. Tetapi Adam selalu berada disampingku. Ia ternyata tidak pernah menyerah kepadaku. Hingga setahun kemudian, ia kembali melamarku dan aku mengatakan Iya. Dan kemudian kami berdua melangsungkan pernikahan walau hanya sederhana. Kami memiliki seorang anak perempuan bernama Marsha. Nama yang lucu bukan? Ya, nama itu adalah nama gabungan dari namaku dan namamu.. Kau tau? Bahkan Adam yang memberikan nama itu. Ia bilang, agar aku tetap mengingat persahabatan kita. Ah,Marsha juga sangat lucu Mario. Tingkahnya menggemaskan walau kadangkala menyebalkan seperti dirimu dulu :”) “ Kata Keisha sambil tersenyum miris di sela-sela isak tangisnya.
“Aku bahagia Mario, tetapi kadang bahagia tanpa dirimu terasa hampa. Mario ,aku tau kau akan menjagaku dan selalu memperhatikanku dari atas sana. Aku hanya ingin kau tau bahwa aku mencintaimu Mario.. Aku mencintaimu, selalu, dan selamanya….”