Ibrahim menyambut Sherley dan Ramli yang mengawali pembukaan class mode dengan di filmkan Agnes. Ternyata Agnes cukup mengenal Ibrahim yang meminta petunjuk Agnes Descartes yang akan menempatkan Erick di Brunei Darussalam karena Agnes akan mengikuti Sherley memegang Korea Selatan dan Ramli sendiri konsen di Shanghai China.
Perut Sherley yang mulai membesar sehingga kurang nyaman berpakaian, maka Sherley menggunakan pakaian desainer Park Kim Sun dan desainer adiknya Lusi Sarwo Edy dimana perut Sherley tak kelihatan membuncit. Park Kim Sun yang saat ini tinggal bersama Kyung Soon di Incheon membuat Roger Casugay bersemangat karena Park Kim Sun pempercayai pabriknya membuat produk pakaian jadi seluruh desainnya juga desain Lusi . Dan ketika Sherley pulang ke Indonesia Lusi yang menggantikan Sherley sekalian meninjau lagi pabrik karena dulu pernah bersama Ramli kakaknya dan Ambar adiknya waktu menjadi model hijaber . Roger Casugay menyanjung Lusi yang pandai merancang pakaian sekaligus menjadi model kakaknya Ramli.
Roger Casugay : ” Oh ya Nona Lusi, apakah adik anda maksud saya Nona Ambar kini menjadi penyanyi..karena saya sering melihat di MME ( Mustofa Mahmud Entertainment ) ?”
Lusi : ” Dia menyalurkan hobbynya saja…dan masih mengajar di Erlina Entertainment..kenapa..?”
Roger Casugay : ” Saya terkesan sekali akan suaranya serta gayanya yang mempesona…jangan-jangan malah menjadi gacu’annya MME…?! ”
Lusi : ” Saat ini memang dia sedang fokus menyanyi dan mengajar saja…di Semarang dan memang sekarang ini sedang ada kontrak dengan MME ”
Roger Casugay : ” Jadi Ia tak ikut mengajar di Korea Selatan ini…?”
Lusi : ” Kalau pas kuliah dia tak bisa ikut di luar negeri….paling ke Brunei Darussalam karena yang mengatur kak Ramli…”
Roger Casugay : ” Senang ya punya kakak yang amat sayang sama keluarga….oh ya tolong desainkan lagi pakaian remaja karena saya ingin membuat semangat para remaja untuk mengisi kesibukannya di dunia model ” Lusi menyanggupinya dan meminta ijin akan meninggalkan Incheon menuju Seoul dan pulang ke Indonesia bersama Sherley. Roger Casugai menitipkan salam untuk Ambar yang berpesan agar mengajar ke Seoul .
Ternyata Sherley sudah janjian sama Ramli untuk ketemuan di Jakarta terlihat pesawat yang ditumpangi Ramli baru saja landas ketika Sherley mengambil bagasi .
Sherley : ” Kita cek in bareng kak Ramli ya..tu pesawatnya barusan landing ”
Lusi : ” Jadi kita bareng dong….siip lah…” .
Sherley menunggu sebentar karena Ramli menelepon,jam sembilan seperempat Ramli cs sudah sampai Semarang dan Irfan sudah siap menjemputnya bersama pak Sarwo orang tua Ramli. Irfan melambaikan tangannya begitu melihat Ramli , dengan dibantu porter troli sudah terangkut di bagasi mobil. Lusi memeluk bapakmya yang sudah menunggu mereka semua. Bagasi kini sudah pindah dalam mobil Erlina Entertainmen ( EE ).
Lusi : ” Ibuk tak ikut pak…?”
Pak Sarwo : ” Ibu mempersiapkan kamar di Bukit Asri bersama Mukidi ….bagaimana kalian mengajar apakah kesulitan dengan bahasanya..? ”
Lusi : ” Campur aduk pak…kadang menggunakan bahasa Inggris…kadang pula bahasa Jepang ataupun Mandarin dan bahasa Korea sendiri bahkan Melayu mereka mengerti termasuk bahasa Indonesia…ada murid baru dari Korea Utara di kota apa lupa Lusi tapi ngomongnya sama dengan Korea Selatan ”
Sherley : ” Dari Pyongyang……Lee Da-hyeon kan namanya…?”
Lusi : ” Ya….cantik dia…. amat cerdas dan postur tubuhnya seperti Ambar…”
Sherley : ” Jadi kangen nih sama Ambar….he..he…”. Sesampai rumah Mukidi diperbolehkan pulang ke Bugel.
Ambar : ” Kakaaaaak……sombongnya semuanya tak ada yang menghubungi Ambar…..?!”
Lusi : ” Kami lagi sibuk….maaf ya bontot….?!”
Ramli : ” Eh …kamu dapat salam dari pemilik pabrik pak Roger Casugay ya Lus… ” Sherley yang masih membenahi kopornya selesai langsung mandi dan Ramlipun menyusulnya. Ambar kelihatan sekali kesepian. Ambar membantu kakaknya .
Bu Sarwo : ” Ayook makan…mumpung masih hangat lo…tu bapak sudah menunggu kalian…”
Ambar : ” Bentar buuuk kak Lusi masih mandi…”
Bu Sarwo menemani suaminya disusul Ramli dan Sherley yang sudah mandi terakhir Lusi dan Ambar yang memakai kaos kembar pembelian Lusi di bandara Incheon mereka cantik-cantik dan amat cocok dengan warna pink yang cerah. Mereka makan sambil membicarakan Roger Casugay yang menginginkan Ambar tampil lagi, tapi Ramli menyarankan tunggu setelah kamu smester empat dulu..kan tinggal dua bulan saja dan Ambar menurut pada kakaknya, dengan wajah riangnya Ambar mendengar Ramli mengijinkankannya.
Ambar : ” Terima kasih kak …. Ambar akan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan tak mudah percaya dengan rayuan ” saking senangnya Ambar mencium pipi Ramli dan Sherley.
Bapak dan ibu Sarwo berpandangan sambil tersenyum melihat keceriaan Ambar. Lusi sebenarnya kasihan pada adiknya Ambar tapi itu demi masa depannya agar lebih menjaga diri dalam pergaulan. Waktu Ambar dan Lusi masuk kamarnya masing-masing bapak ngobrol dengan Ramli.
Bapak : ” Betul kau ijinkan Ambar mengajar lagi…? ”
Ramli : ” Iya pak…sekalian mengevaluasi kuliahnya ..apakah dia tetap eksis dan tahan diri dengan emosinya…karena wanita harus pandai menjaga diri…, laki-laki itu semua hampir sama dalam menentukan cintanya meskipun ada beberapa wanita mengatakan laki-laki itu egois itu hanya untuk membahagiakan pasangannya juga “. Pak Sarwo memahaminya karena betapa sayangnya Ramli pada adik-adiknya dan tak meninginkan terjebak dengan pergaulan yang salah.
Bapak : ” Kalau tentang Kamal menurutmu bagaimana …”
Ramli : ” Ramli kira sama pak dengan Ambar masih emosian dia…atau karena sesuatu tentang latar belakang keluarganya yang dari Mesir tentang peradapannya atau lainnya ” Ramli tak mau membicarakan Kamal lebih lanjut karena yang tahu persis adalah adiknya Ambar. Sudah jam dua belas malam maka bapak mengakhirinya dan Ramli menyusul istrinya untuk beristirahat.
Erwin menelepon Ambar ketika masih tidur, karena tak terangkat maka Erwin mengirim pesan lewat WA kalau Ia pagi ini akan ke studio musik yang berada di rumah Park Kim Sun untuk sementara dan sudah di ijinkan olehnya. Ambar menelepon Erwin.
Ambar : ” Maaf ya Win…, aku ada di kampus sekarang karena ada pengumuman kelulusan..”
Erwin : ” Bagaimana kamu lulus kan….?”
Ambar : ” Alhamdulillah aku lulus…dan sekarang aku sedang mengisi sks di kampus … oh ya Win… aku mendapat bantuan dari Kamal yang akan aku belikan rumah di Sriwijaya karena permintaan Kamal dan harganya sudah cocok..”
Erwin : ” Hemmm…itu pasti hadiah darinya …karena dia berencana akan tinggal di Indonesia agar lebih dekat denganmu..”
Ambar : ” Kok kamu tahu…apakah dia bilang padamu…? ” Ambar agak sewot mendengarnya.
Erwin : “Tidak non..aku coba menebak saja …habis uangnya banyak, mana bapaknya selalu kasih uang terus…!!”
Ambar : ” Masak….?! kok aku tak tahu….”
Erwin : ” Aku melihatnya sendiri pak Mahmud memberikan uangnya pada Kamal…” Ambar hanya melongo mendengar keterangan Erwin dan mematikan hapenya karena Kamal menelepon
Kamal : ” Bagaimana sudah dapat rumah yang disamping Erlina Entertainment…?”
Ambar : ” Sudah….besok akan aku selesaikan pembayarannya..” Erwin kebingungan karena hape Ambar sibuk…karena tadi hapenya dimatikan Ambar tak lama kemudian Ambar mengirimkan pesan : ” Sorry Win…tadi Kamal telepon… dan untuk sementara hape aku matikan “. Untung saja Kamal tak menceritakan pada Erwin karena Ambar akan menceritakan ini pada kakaknya Ramli sebagai surprise.
Ambar kini amat mempercayai Kamal akan cintanya meskipun Ambar masih bingung dengan Ratchanok yang sering menghubunginya secara diam-diam dan Ambar menanggapinya biasa-biasa saja dan Rachanok yang menceritakan kalau diberi nomor Ambar dari Kamal. Ambar sebenarnya tak mengetahui apa maksud Rachanok menghubunginya dan itu akan ditanyakan saat ketemuan nantinya di Semarang melihat rumah yang direncanakan sebagai studio rekaman untuk Ambar. Malam harinya waktu makan malam Ambar meminta restu kakaknya Ramli kalau akan membeli rumah di Sriwijaya.
Lusi : ” Serius….?! ”
Ambar : ” Iya…bener….dari kontrak menyanyi dan rekaman di studio MME …” bapak dan ibu terbelalak mendengarnya lalu bersyukur
Ramli : ” Wow ..surprise…tapi engkau akan membeli rumah daerah mana…?” . Sherley kagum dengan kemampuan Ambar.
Ambar : ” Di sebelah kantor Erlina Entertainment…..”
Ramli : ” Masak…yang bener saja…itu toko alat kesehatan…masak dijual…?”
Ambar menunjukkan DPnya dan berharap kakaknya membantunya ke notaris.
Ramli : ” Tapi apakah kontrakmu nyampai segitu….pasti ada tambahan dari Kamal ya…?” Ramli langsung menembak pendapatan Ambar.
Ambar : ” Kak Ramli kan tahu pendapatanku masih kurang…tapi Kamal memberikan hadiah katanya dari Umi Almira ”
Ramli : ” Baik besok pagi kakak akan bantu ke notaris, kamu siap lo besok pagi …” .Malam itu mereka belum tidur dan masih membicarakan rencana Ambar.