Ramli menemani Ambar ke Notaris Achadiyati di kawasan Sriwijaya untuk mengurus pembayaran rumah barunya sebagai rumah produksi dan memiliki kamar tidur tiga.
Achadiyati : ” Harga ini sudah termasuk pajaknya…?”
Ny Wan Cho Song : ” Pajaknya tetap dibagi dua…nona Ambar dan anak saya Ling Ling ” Ramli hanya menyaksikan saja dan membawa uangnya secara tunai karena memang keinginan Ny Wan Cho Song dan anaknya Ling Ling .
Achadiyati : ” Pajak pembuatan akte juga berdua kata Nn Ambar sesuai janji LingLing juga surat keterangan Bangunan serta PBB akan saya buat menyusul apabila sudah jadi akta tanah dan bangunannya, apa nanti akan ada rencana pemugaran..? kalau ada gambarnya disiapkan agar nanti saya daftarkan sekalian untuk mengurus PBB ( Pajak Bumi dan Bangunan ) serta izin mendirikan bangunan( IMB ).
Achadiyati : ” Ini rumah diatas namakan Nona Ambarwati Sarwo Edy..? ” Notaris Achadiyati menanyakan pada Ramli.
Ramli : ” Ya benar…karena memang sesuai dengan pembeliannya ”
Achadiati : ” Tolong di hitung uangnya dan apakah ada perantaranya…? ”
Ramli : ” Tidak…, Ny Wan Cho Song ( Noto Susilo ) sendiri yang menawarkan pada adik saya..”
Achadiyati : ” Baik ini kwitansi sebagai bukti kalau tanah dan rumah berada di tempat saya beserta fotocopi pembayarannya ditempat saya dan Akte kepemilikan terbaru akan jadi sekitar tiga bulan, dan mulai saat ini rumah sudah menjadi hak Nona Ambar dan kunci segera diberikan semuanya ” Nyonya Wan Cho Song menyerahkan kunci-kunci serta surat-surat yang lainnya. Ambar menerimanya dengan senyum bahagia. Uang sudah terhitung dengan benar sebesar Dua Milyar Tujuh Ratus Lima Puluh Sembilan Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah dengan DP Tiga Ratus Juta Rupiah ” Serah terima disertai penanda tanganan bukti sudah selesai dan Ny Wan Cho Song meninggalkan Notaris Achadiati. Ramli dan Ambar bersalaman dengan notaris dan masih berbincang tentang pemugaran rumah yang diinginkan Ambar sesuai dengan keinginan Kamal.
Ruko berlantai tiga memang cocok untuk studio rekaman yang bakal menjadi pegangan hidup Ambar. Lusi mengucapkan selamat kepada adiknya yang sedang menerima telepon dari Kamal.
Lusi : ” Selamat ya…engkau sudah punya rumah sendiri….”
Ambar : ” Terima kasih kak Lusi” sambil memeluk kakaknya Lusi .
Lusi : ” Jadi nyambung ke Erlina Entertaiment….? ”
Ambar : ” Iya..agar lebih mudah parkirnya ”
Lusi : ” Waaah besar lo rumah produksimu…. menyamai kak Ramli…”
Ambar : ” Terima kasih kak….tapi belum aku bangun menunggu Kamal datang ke Indonesia , o ya..kak Lusi jadi beli rumah….? di Sriwijaya masih ada yang di jual…?! ”
Lusi : ” Kakak belum sreg di Sriwijaya…kak Lusi ingin di Bukit Asri….biar dekat dengan bapak/ibuk dan kak Ramli..”
Ramli mempersiapkan keberangkatannya ke Brunei Darussalam , Ambar ingin ikut tapi Erwin akan datang untuk latihan sehingga tak jadi ikut, tapi Lusi akan menemani Erwin jika diperbolehkan Ambar sehingga dia bisa ikut ke Brunei Darussalam membantu kakaknya. Sherley sangat senang melihat Ambar bergairah lagi ditemani Shinta dari Soraya Modeling . Sampai di Brunei Darussalam Ambar berkenalan dengan Ibrahim yang seorang direktur di perusahaannya dibidang cinema dan Entertainment.
Ibrahim : ” Hallo nona Ambar, apakabar denganmu…?”
Ambar : ” Hallo pak Ibrahim, saya senang sekali dapat berkenalan dengan anda seorang bisnismen yang handal…”
Ibrahim : ” Yeahhh..anda begitu yakin memanggilku pak….? saya masih muda dan masih lajang jadi belum menikah….!”
Ambar : ” Oh maaf…jadi bagaimana kalau kupanggil kak Ibrahim saja….”
Ibrahim : ” Itu akan lebih baik , trima kasih ” Ambar cepat akrab dengan Ibrahim karena Ambar mudah bergaul dengan siapa saja . Ramli langsung membriefing semua mentor dan membagi kerja sekalian pada seluruh mentor yang dikelola Ibrahim.Disinilah Ambar mengetahui secara detail tentang rekaman suara dan pengaturan instrumennya yang dilakukan Ibrahim bersama anak buahnya, yang memakai model dengan berhijab seperti dirinya. Ramli meminta Ambar menjadi modelnya….olala mata Ibrahim melotot melihat betapa piawainya Ambar membawakan diri dan enak sekali menata jalannya yang sepontan.
Senyum serta gayanya amat memikat keseharian dan seperti kakaknya Lusi.
Ibrahim : ” Sungguh anda amat beruntung Mr Ramli memiliki adik yang molek-molek…..saya senang sekali mengenalnya secara langsung ” puji Ibrahim yang membuat Ramli tersenyum saja karena memang sudah kebiasaannya seperti itu. Ramli memberikan memberikan pelajaran dibantu Ambar dan mereka semuanya mempraktekkannya.
Ramli : ” Okey minggu depan saya akan melakukan evaluasi mata pelajaran hari ini dan ini ada cidi ( cd ) untuk mengulang pembelajarannya “. Ramli istirahat lalu berkeliling masing-masing klas melihat bagaimana mentor memberikan pelajaran pada seluruh siswanya. Ramli ganteng itu sudah menjadi bagian model dan berpakaian up to date dan kelihatan begitu muda terus. Ramli diwawancarai sama wartawan Brunei tentang cara mengatur diri sendiri, Ramli hanya berdasarkan pengalaman saja yang Ia lakukan harus nyaman sehingga bisa menambah percaya diri seseorang, ” Jadi dengan percaya diri akan menambah nilai penampilan seseorang ” , begitu ucapannya. Selesai mengajar Ramli dan Ambar pulang dan dari Jakarta langsung ke Semarang dan beristirahat sebentar baru sorenya menuju Shanghai. Sherley membantu dengan menata pakaiannya yang akan dipakai berangkat ke Shanghai .
Sherley : ” Capek sayaaang…sini aku pijit sebentar….” tapi malah Ramli yang memijit istrinya dan menggoda perut Sherley yang mulai berubah bentuk. Ramli tertawa memandanginya perut Sherley yang sudah mencapai sembilan bulan.
Sherley : ” Sayang….aku ingin melahirkan nyaman tolong nanti antar ke kak Firman untuk memeriksa bayiku….”
Ramli : ” Iya …ini sudah dekat waktunya dan minggu-minggu ini aku tak akan keluar khusus menjagamu saja serta berolah raga bersamamu agar lancar melahirkan dedek …”
Sherley : ” La ini terakhir kamu menuju Shanghai..biar bapak yang mengantarkan aku ke tempatnya dokter Firman..” . Ramli berangkat ke Shanghai dan pulangnya akan bareng bersama Park Kim Sun karena akan menjaga Sherley melahirkan. Lusi berangkat ke Seoul dan pulangnya bareng Park Kim Sun sedangkan Ramli yang dari Shanghai dan mereka bertemu di Jakarta lanjut ke Semarang. Dokter Firman melakukan operasi caesar , kakaknya Erlita yang merupakan kembaran Erlina menemani dokter Firman kedalam ruangan persalinan yang berada di rumah Bu Darmawan orang tua Erlita dan Erlina sendiri sedangkan Erlita mantannya Ramli( di edisi Juragan Untir-untir kepuntir cinta ) seorang bidan puskesmas.
Di Kokrosono tempat bersalinnya Sherley yang ditunggui tiga keluarga besarnya yaitu keluarga pak Darmawan, Keluarga Pak Sarwo Edy dan papahnya Park Kim Sun yang sampai di Semarang Jam tiga pagi saat Sherley selesai operasi. Ramli sujud syukur di ruang tunggu dan Ia melihat istrinya melahirkan karena pesawatnya mengalami delay .
Ramli :” Dedek kenapa langsung keluar ‘gak nunggu papi dulu tiba di sini…..? ”
Sherley : ” Maaf sayang aku tak tahan karena amat sakit sekali tekanannya dedek…” Ramli merasa terharu karena ditelpon kakaknya Erlita yang mengabarkan Sherley hendak melakukan caesar sekarang karena air ketuban sudah pecah sedangkan Sherley tak kuat mengejan ” Sherley berada di ruang VIP Rumah Bersalin Kokrosono dan mereka semua berkumpul kecuali Laras…yaaa..Laras adiknya Erlita meninggal dunia terserang covid-19 kemarin. Bu Sarwo yang menyusul bersama Ambar sangat bersuka cita menyambut kelahiran dedek Malvin , mereka pada istirahat di rumah bapak /ibu Darmawan yang menyambut cucunya yang kedua. Anak Erlita sudah berumur empat tahun dan sudah masuk PAUD.
Pagi ini amat bersejarah tanggal 21 November merupakan tanggal kelahiran Marvin anak sulung pasangan Ramli dan Sherley. Park Kim Sun mengendongnya dan minta di foto untuk dikirimkan ke kyung Soon di Incheon , Sherley memandang semua yang hadir dan berucap syukur atas kelancaran melahirkan.
Bu Sarwo : ” Gantengnya cucu pertama oma….persis seperti papinya Ramli dulu…lucu sekali…Alhamdulillah ya Allah telah Engkau beri cucu kepada kami bayi laki-laki ” Puji syukur Bu Sarwo di aamiini seluruh yang berada diruangan.