Jaket Kulit Magetan Ninggal Janji episode 1


Kirana terkantuk-kantuk dalam bus yang penuh penumpang sarat untung saja dia dapat tempat duduk,  dalam rangka cuti kerja untuk menengok calon mertuanya yang sakit di rumah sakit Widodo ngawi. Hujan mulai turun dan deras sekali penumpang berhimpitan karena yang dekat pintu belakang maupun depan kena siraman air hujan . Awan nampak gelap sekali..geluduk dan halilintar bersaing untuk pamer kebolehannya Kirana mengecek barang bawaannya dan  masih aman sebentar lagi akan masuk terminal Kertonegoo Ngawi  banyak yang sudah siap-siap akan turun sementara hujan masih tetap sombongnya dengan geluduk dan halilintar bersahutan, Bus sudah masuk terminal  Kertonegoro Ngawi karena  hujan deras bus mencari tempat untuk berlindung yang aman agar penumpang bisa keluar lancar satu persatu penumpang turun Kirana kaget ternyata kekasihnya sudah ada didepan pintu keluar dengan menggunakan payung

” Mas Andreas…? ” seru Kirana pelan, Andreas menarik dan memeluk tubuh Kirana agar tak kehujanan dan membawa ke shelter untuk beristirahat. Andreas melepas jaketnya dan memakaikan ke Kirana.

” Banyak sekali bawaan kamu Jeng Kirana..?” kata Andreas

” Gak apa mas..hanya oleh-oleh saja” Andreas segera menelepon Ibunya kalau Kirana sudah sampai Ngawi dan akan langsung menuju Rumah sakit tapi masih menunggu hujan reda. Andreas mengajak makan di samping shelter karena bau rawon membuat perut lapar, demikian juga Kirana ikut  lapar. “Gurih dan nikmat rawon di terminal ini mas..kerupuk udangnya cocok sekali ” kata Kirana

” Iya.. apalagi pecel dan kerupuk gendarnya…sayang sudah tutup ”

” Kalau pecelnya sih pastiii..tapi dimana-mana banyak kok yang jual pecel ”

” Mas …ayuk brangkat sudah reda hujannya..” kata Kirana

” Ayuuk selak ditunggu Ibu sama bapak ” Andreas menstater motornya dan menaruh bawaan Kirana di depan , Kirana memeluk Andreas dan motor segera melaju ke Rumah Sakit Widodo yang deket dengan terminal Ngawi. Di rumah sakit ibu sudah menunggu  Kirana.

” Nak Kirana …bagaimana kabar keluarga  Semarang..? ”

” Bapak ibu baik dan sehat, mereka belum bisa menengok bapak karena masih sibuk kerjaan , beliau menitip salam kepada bapak dan ibu semoga pak Rosmawan lekas sembuh.

” Terus cuti kamu jadi satu minggu nduk..?” tanya Ibu Rosmawan

” Cuma di acc 3 hari buk..kasihan murid-murid kalau kelamaan cutinya”

” Oh ..ya sudahlah…yang penting sekarang kamu sudah disini ketemu mertua kamu…” kata  bu Rosmawan sambil tersenyum. Bapak sedang tidur ketika Kirana sampai…dan kini terbangun mendengar suara Kirana, dan tersenyum melihat ibu dan anaknya Andreas.

” Wawan gak kesini buk,..? ” kata bapak mencari Wawan adik Andreas

” Sebentar lagi pak ini masih diperjalanan arah sini ” sahut Andreas

” Alhamdulillah….bapak kok jadi lapar ya bune..?”

” Ya..pak ini sudah siap nasi dan sayur serta lauknya..” Ibu mempersiapkan makan siang bapak, Kirana dan Andreas membongkar bawaan Kirana dan disitu ada cake buatan Kirana kesukaan bapak. Andreas memamerkan cake yang dibawa Kirana spontan bapak meminta cake itu ibu langsung menyuapi bapak nikmat sekali kelihatannya cake ini dan ibu mencicipinya, ” Heeeem…enak…betul-betul enak semoga bapak lekas sembuh ya pak…karena sudah keturutan cake buatan nak Kirana ”

” Iya bu bapak pasti segera pulang ke rumah dan minta dibuatin nak Kirana lagi ..bisa kan nak Kirana..?”

” Iya tentu bisa bapak ” sahut Kirana . Bapak sudah kenyang makan cake buatan Kirana, nasi itu dimakan Ibu akhirnya, karena Andreas dan Kirana sudah makan di terminal tadi siang. Wawan sudah sampai di rumah sakit dan langsung menyalami Kirana dan Ibunya

” Kak Kirana sampai di rumah sakit jam berapa tadi..?” tanya Wawan

” Jam 12.00 Wan..”

” Terus pulangnya kapan …masih lama kan ..?”

” Lusa sudah pulang Wan..” jawab Andreas

” Kenapa pelit sekali mengeluarkan cuti kak..?”

” Kasihan murid-murid nanti kalau gurunya lama cuti..”

” Kalau begitu besok Wawan diantar beli jaket di Magetan ya kak..?”

” Iya bisa..akan kakak antar kamu ke Magetan ”

Ibu dan Kirana akan diantar pulang ke rumah oleh Andreas sementara Wawan nanti yang jaga bapak.

” Ayok bu aku antar ibu dulu..” pinta Andreas . Ibu segera mengemasi bawaan pakaian kotor dan lain-lain. Kirana membersihkan meja di rumah sakit dan mengaturnya.

” Cakenya jangan di singkirkan biar di meja saja, nanti akan bapak makan lagi nak Kirana ” pinta bapak

” Inggih pak , ini cuma dibersihkan saja.” jawab Kirana

” Wan ..kamu masih mau makan …? tolong sekalian ambilkan jeruk sama pisang buat bapak biar ditaruh disini…” tanya Kirana

” Gak kak, nanti saja….aku pingin makan kucingan di rumah sakit ini ” kata Wawan

” Kuliahmu kapan selesainya..?

” Ini lagi skripsi ..jengkel aku …rasane pingin muring ae..bolak-balik pembimbingku data terus sing di uyel-uyel marai kaku ati ”

” Sabar iku penyakite skripsi…ojok digae ning ati..turuti wae…mengko rak rampung.” Kirana menasihati Wawan agar bersabar menghadapi dosen.

” Kak itu mas Andreas dah nyampek, ” teriak Wawan . Kirana segera mengemasi tas nya dan pamit pada mertua laki-lakinya, juga Wawan adik iparnya. Andreas menemui bapaknya dulu dan selanjutnya pulang bersama Kirana.

” Wan jaga bapak baik-baik ya…” Kirana mengingatkan Wawan

” Tentu kak…hati-hati dijalan juga ya kak ” Kirana mengangguk dan sepeda motor segera melaju di jalan Supriyadi. Sampai rumah ibu sudah menyiapkan kamar untuk tidur bersama Kirana.

” Nah disini  Nak Kirana tidur sama ibu, dan ini lemari kosong untuk tempat pakaian dan lain-lain.

” Terima kasih bu, ..oh ya ini cake untuk ibu akan Kirana masukkan di kulkas saja ya ”

” Iya trima kasih…pingin sebenarnya belajar bikin kue-kue ..sama kamu…tapi ya sudahlah ibu dah tua biar ibu istirahat saja sama bapak” Kirana mandi dan ibu membuatkan teh hangat serta memotong kue dari Kirana. Senang sekali ibu didatangi Kirana seperti memiliki anak perempuan saja, dan ibu amat sayang sama Kirana ketika tidur Kirana dipeluk dan dimanja. Kadang Kirana jadi geli tapi ia menahannya karena ia dielus-elus rambutnya dan berharap waktu pernikahannya segera datang, dan bisa pindah di SMP Ngawi ini biar bersama-sama kumpul dengan keluarga bersarnya. Tapi Kirana juga bingung karena ayah dan ibu kandungnya berharap bisa tinggal dirumah Semarang, untung masih ada kakak Kirana yang tinggal bersama ibu dan bapak sehingga harus mengalah dan mengiklaskan Kirana tinggal di Ngawi.

Karena Andreas juga cuti, dan adiknya Wawan ingin usaha jaket kulit apalagi sudah banyak yang memesan mau tidak mau Andreas mengantar Wawan ke Magetan dan Kirana menjaga ibu dan bapak di rumah sakit. Ketika dokter melakukan visit, melihat kondisi umum pak Rosmawan sudah membaik dan menyetujui permintaan istri pak Rosmawan untuk pulang. Karena besok hari Sabtu maka kepulangannya diundur Minggu katanya pamali kalau pulang rumah sakit hari Sabtu. Kirana senang sekali dan segera menghubungi ayah ibunya di Semarang.Bapak Ibu Kirana  dan kakak laki-lakinya di Semarang  akan menjemput Kirana di Ngawi pada hari Minggu sekalian silaturahim ke calon besan. Andreas dihubungi Kirana  ketika di Magetan

” Mas..bapak sudah boleh pulang besok pagi, tapi ibu ambil Minggu untuk pulangnya bagaimna ?”

” Alhamdulillah ini mas lagi  pilih-pilih jaket untuk pesanan Wawan,  sekarang  masih di toko Karya Pahala 1 dan sudah dibungkus satu pak, tinggal pilih yang lainnya..aku segera kembali nanti jam 11 sudah sampai rumah.”

” Iya mas Kirana tunggu di rumah sakit ”

Infus pak Rosmawan sudah dilepas, kini pak Rusmawan sudah jalan-jalan, dan sudah makan sendiri cake buatan Kirana, Ibu mendampingi bapak terus khawatir kalau jatuh.

” Ibu duduk saja bapak baik-baik saja kok..”

” Habis bapak jalannya jauh , ibu khawatir dong..?”

” Ya..sudah…tak cedak kene-kene wae..”

Kirana mau membelikan makanan ibu tapi ibu menolaknya karena mau makan bareng sama bapak dan memang setiap harinya ibu begitu. Jam satu Andreas sudah sampai rumah sakit dan mengajak ke terminal untuk makan pecel disana. Kirana senang dan memeluk erat calon suaminya. Ketika makan Andreas minta selfi bersama Kirana sambil memeluknya mesra.

” Malu ah mas…dilihat orang …”

” Mereka itu sudah mengalami masa-masa seperti kita sayaaang…jadi mereka sudah paham..he..he….”

” Ya enggak segitunya ahh…” Kirana mencubit paha Andreas sehingga membuat kaget dan berteriak.

Minggu itu begitu ceria, jam 10.00 mobil pak Karsilan sudah sampai dirumah sakit untuk bersilaturahmi ke keluarga besan pak Rosmawan, dan mengantarkan pulang ke rumahnya sekalian menjemput Kirana pulang ke Semarang. Andreas memeluk erat calon istrinya. dan membukakan pintu mobil. Ada perasaan aneh dimata Kirana melihat Andreas yang sempat meneteskan air mata ketika ditinggal Kirana.

” Mas aku sudah sampai Semarang jam 20.00 dan aku besok sudah mulai mengajar lagi, bagaimana kabar usahanya Wawan..?”

” Dia di online kan dan yang beli banyak karena membayar dulu sehingga lancar pembayarannya bahkan sampai Luar Negeri pemesannya. Aku jadi ikut bantu Wawan untuk pengadaannya kalau habis ngajar brangkat ke Magetan sesuai pesanan Wawan.

Enam bulan sudah Wawan menekuni usaha onlinenya, dan keuntungannya maro dengan harga jaket kulitnya,  sedangkan ongkosnya dikirim dahulu baru barang dikirimkan ke pemesannya.  Lancar sekali usaha mereka membuat bapak dan ibu Rosmawan bangga kepada kedua anakknya yang akur itu.

” Kak Andreas  ini ada pesanan 50 jaket untuk dikirim ke Singapore tolong pilih sesuai keterangannya ”

” Sip..oke..habis ngajar berangkat langsung ” kata Andreas yang kini membeli mobil Avanza second buat usahanya , dan langsung pulang mengepak jaket tersebut dengan label Kirana Jaket Kulit Magetan. Andreas getol sekali mengais rupiah bekal untuk perkawinannya dan didukung Wawan adiknya yang mengurusi admint usaha itu. Wawan yang lulus ekonomi langsung terjun kedunia bisnis dan menekuninya karena jaket kulit itu yang pertama mengenalkan Kirana maka Wawan menggunakan Kirana untuk nama usahanya. Sepulang mengajar Andreas mengecek jaket yang akan dikirim adiknya ke Jakarta disini harganya di Jakarta paling tinggi khawatir kalau nanti dimainkan harganya ke Luar Negeri. Kirana sempat beberapa kali ke toko jaket Kirana mengantar pembeli dan memilihkan barang  ketika berada di Ngawi dan berkenalan dengan Andreas pengajar matematika di SMPN Ngawai 1.

Siang itu ibu menghubungi Andreas untuk mengantarnya arisan ke Nganjuk di rumah sahabatnya, tapi hape Andreas tidak aktif, ibu bingung dan menghubungi Kirana apakah dia ke Semarang kok gak ngasih kabar, sampai sore Andreas juga tidak memberi kabar. Ayah dan Ibunya kebingungan, Wawanpun bingung dia menelepon gak diangkat padahal ada pesanan yang ditunggunya belum datang-datang. Akhirnya Wawan menyusulnya bersama pemesan jaket itu ke Magetan, sampai di pertengahan jalan terjadi kemacetan yang begitu panjang karena ada kecelakaan, Wawan dengan sabar menunggu kejenuhan ini dan bertanya-tanya pada kendaraan yang berlawanan arah,

” Tabrakan om mobil Avanza H 8220 CC ..terguling masuk jurang dan truk Fuso G 7000 BA di jalur rawan .” Seketika itu juga Wawan lari ke tujuan dan menyuruh pembeli untuk pulang karena ia tak sanggup hari ini menyelesaikan pesanannya terpaksa di kengsel. Wawan lari ditengah-tengah jalan melampaui mobil-mobil yang merambat dan dia menuju arah balik menurut keterangan mobil itu menuju arah Ngawi..Air mata Wawan mengalir karena hujan Wawanpun berteriak tak terdengar orang.

” Mas…Andreas….semoga bukan engkau….”tapi karena plat mobil itu  dari Kirana yang membuat Wawan pikirannya sekarat ” Mas semoga bukan engkau….mas…aku amat sayang kamu mas…Mbak Kirana …semoga kamu kuat….”

Wawan sampai ditempat kejadian dan banyak orang yang turun ke jurang untuk menolong pengendara mobil itu..dan Wawan menjerit ketika betul pengendara itu kakak kandungnya yang pingsan kejepit setir ..” Pak tolong di dongkel pintu itu saja saya pemiliknya tapi tak ada alat untu mencukil pintunya baru kemudian ada orang yang membawa linggis untuk mendobrak pintu samping. Alhamdulillah sudah bisa terbuka dan semua orang ikut membantu mengeluarkan Andreas. ” Kak sadar kak ini aku adik kamu Wawan ”  Andreas tak kuat membuka matanya dan tangannya memeganng tangan Wawan dengan kencang sekali, datang mobil ambulan  dan menunggu korban diangkat ke atas . Wawan mengangkat kakaknya dibantu orang-orang dan polisi menerima korban kecelakaan untuk laporan dan segera dimasukkan ambulan bersama Wawan.

Andreas mencengkeram lengan Wawan  sementara darah mengalir dikepalanya sudah beku. Di ambulan Wawan memeluk kakaknya yang basah kena air hujan bersama dirinya juga. Andreas dibersihkan perawat dan mengganti pakaiannya, sementara Wawan mandi dan memeras pakaiannya langsung di UGD lagi, ketika ditanya Polisi Wawan menjawab” Saya adiknya yang akan mengurus kakak saya” Wawan menelepon Kirana ” Kak….mas Andreas kecelakaan ..Dia sekarang di Rumah Sakit Widodo Ngawi…ibu dan bapak jangan di kabari dulu..biar Wawan yang mengabarinya.” Kirana pingsan mendengar kabar buruk itu dan kakaknya mas Bambang melanjutkan pembicaraan dengan Wawan. “Saat ini juga saya dan keluarga akan ke Ngawi nunggu Kirana siuman dulu”  Andreas sudah di masukkan ke ICU. Kirana menangis histeris dan segera masuk ke mobil diambilkan tas kerjanya serta handphone yang jaga rumah kakak perempuan Iparnya, pakaian ganti Kirana sudah disiapkan iparnya di bagasi, Ibu memeluk Kirana , bapak didepan dengan mas Bambang. mobil langsung menuju Ngawi.

Kirana langsung masuk di ICU diantar Wawan , Pak Rusmawan dan ibu sudah berada di situ sedang menangis ditemani ibu Karsilan menghiburnya. Pak Karsilan bertanya pada perawat tentang riwayat pasien dan perawat menjelaskan serta segera menghubungi polisi setempat yang menangani kecelakaan tersebut.

” Mas ini Kirana …buka mata emas…” Kirana mencium kekasihnya yang tinggal beberapa bulan akan menikahinya . “Bagian mana yang sakit mas….?”  Andreas pelan membuka matanya dan tersenyum dalam kerinduan air matanya mengalir karena menahan sakit di dada…Kirana memegang tangan kekasihnya yang mulai melemah….Kirana menciumnya berkali-kali tak ingin Andreas tidur… tapi malang sekali Andreas sudah tak kuat dadanya terasa berat dan kepala bagian belakang berdenyut kuat sekali ..Andreas gegar otak dan tak kuat menahan pukulan setir di dada sehingga nafasnya tersengal-sengal. Andreas sudah tiada……..Kirana menjerit histeris  dokter segera menanganinya…tapi tak berhasil Andreas dinyatakan meninggal pukul 03.15 WIB.

Kirana segera dibawa keluar ruangan, Ibu dan bapak Rosmawan  menangis …semua besedih…semua melelehkan air mata . Mayat Andreas dibawa ke ruang jenazah Kirana mengikuti jenazah dan ikut masuk dia memeluk kekasihnya menciumnya. mata itu sudah tertutup dan perawat menggandeng tangan Kirana  untuk meninggalkan ruangan.

Selesai….


Jaket Kulit Magetan Ninggal Janji

Jaket Kulit Magetan Ninggal Janji

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Kirana terkantuk-kantuk dalam bus yang penuh penumpang sarat untung saja dia dapat tempat duduk,  dalam rangka cuti kerja untuk menengok calon mertuanya yang sakit di rumah sakit Widodo ngawi. Hujan mulai turun dan deras sekali penumpang berhimpitan karena yang dekat pintu belakang maupun depan kena siraman air hujan . Awan nampak gelap sekali..geluduk dan halilintar bersaing untuk pamer kebolehannya Kirana mengecek barang bawaannya dan  masih aman sebentar lagi akan masuk terminal Kertonegoo Ngawi  banyak yang sudah siap-siap akan turun sementara hujan masih tetap sombongnya dengan geluduk dan halilintar bersahutan, Bus sudah masuk terminal  Kertonegoro Ngawi karena  hujan deras bus mencari tempat untuk berlindung yang aman agar penumpang bisa keluar lancar satu persatu penumpang turun Kirana kaget ternyata kekasihnya sudah ada didepan pintu keluar dengan menggunakan payung " Mas Andreas...? " seru Kirana pelan, Andreas menarik dan memeluk tubuh Kirana agar tak kehujanan dan membawa ke shelter untuk beristirahat. Andreas melepas jaketnya dan memakaikan ke Kirana.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset