Jangan Anggap Aku Seperti Dulu episode 1

Curahan Hati Seorang Pendiam dan Introvert

Hai teman.. Jika kau memang temanku seharusnya kau bisa pahami celah perasaanku. Ahh, tidak.. Sepertinya kau memang tak memahamiku sama sekali, meskipun kau mengenalku sejak kita berebut tempat duduk di kelas yang baru, membeli es potong dan memakannya bersama di kantin sekolah dasar.

Kau mengenalku sebagai bocah lugu yang manja, pendiam dan juga cengeng. Ya.. Aku memang kerap menangis ketika kau mengusiliku dan meledekku di depan teman-teman yang lain yang semakin mengolok-olokku. Namun perlakuan itu justru semakin membuatku menjadi seorang yang pendiam dan introvert.

Tapi kehidupanku kini telah berubah. Semenjak kepergian ayahku di usiaku yang baru menginjak 12 tahun, aku mulai belajar untuk hidup mandiri tanpa sosok ayah yang selalu menasihatiku. Satu tahun berselang ibuku pun jatuh sakit.

Keadaan itu menyeretku untuk tumbuh menjadi laki-laki yang tangguh, tegar, berani, dan bertanggungjawab. Aku sudah tak pernah meneteskan air mata lagi.

Kini aku bukanlah seorang bocah cengeng yang kau kenal dulu, yang selalu kau olok-olok dan diremehkan semua orang. Tahun demi tahun berlalu dan kita dipertemukan kembali bak saudara kandung yang terpisah lama.

Kini kau pun telah berubah dengan segala perjalanan hidupmu. Namun aku melihat ada yang salah denganmu, kau masih memandangku dengan yang kau ingat dulu, pandangan yang sama seolah merendahkan.

Aku memang pendiam sejak kecil, dan bukan berarti seorang pendiam yang sabar tak pernah merasa kesal atau marah pada seseorang, berkelahi, atau berkata panjang lebar sekedar meluapkan emosi.

Teman, aku juga manusia biasa yang punya perasaan. Saat kau melihatku marah, kau mungkin mengiraku ngambek dan baper, bersifat kekanak-kanakan, tanpa mempedulikan sebabnya, bahkan kau berpikir aku akan menangis. Semetara kau kembali meledekku bahkan di depan teman-teman mu yang baru ku kenal.

Arghhh…! Aku pun merutuki diriku sendiri yang bersifat pendiam ini. Sangat menyebalkan menjadi seorang pendiam sejak kecil, dan mempunyai teman-teman yang telah mengenalku cukup lama. Jika apa yang ku lakukan berlawanan dengan apa yang mereka kenal dulu, akan membuat mereka kaget dan mengolokku kembali. Mungkin bagi kalian itu hanyalah candaan semata, sebagai penghibur dikala sepi, dan aku pun ikut tertawa menyenangkan hati kalian.

Tapi percayalah, jauh di lubuk hati, sungguh tak mengenakkan mendapat perlakuan seperti itu. Atas perubahanku aku ingin diakui bukan diberikan rasa pertemanan serendah ini.

Pada akhirnya memang yang paling bisa mengerti kita adalah diri kita sendiri. Aku tidak menyalahkan siapapun, ini memang takdirku. Bagaimanapun kau akan tetap menjadi sahabat terbaikku, selamanya.

Depok, 29 Januari 2021


Jangan Anggap Aku Seperti Dulu

Jangan Anggap Aku Seperti Dulu

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Hai teman.. Jika kau memang temanku seharusnya kau bisa pahami celah perasaanku. Ahh, tidak.. Sepertinya kau memang tak memahamiku sama sekali, meskipun kau mengenalku sejak kita berebut tempat duduk di kelas yang baru, membeli es potong dan memakannya bersama di kantin sekolah dasar.Kau mengenalku sebagai bocah lugu yang manja, pendiam dan juga cengeng. Ya.. Aku memang kerap menangis ketika kau mengusiliku dan meledekku di depan teman-teman yang lain yang semakin mengolok-olokku. Namun perlakuan itu justru semakin membuatku menjadi seorang yang pendiam dan introvert....Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk segera baca cerita ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset