Jellybeans episode 15

Part XV Gerald’s eyes : That’s What Friend Are For

Hari ke-9

“Thanks yah udah mau temenin gw disini. Malahan elu sampe nginep disini.” Ujarku pada Marvin dan Ribby yang rela nginep di rumah sakit untuk nemenin adikku yang masih belum juga sadarkan diri dari obat bius yang semalam diberikan oleh dokter guna meredakan rasa sakitnya. Sedangkan orang tuaku, saat ini mereka sedang dalam perjalanan dari singapura.
Mereka baru dapat penerbangan sore ini. Yah, mungkin malam ini mereka baru sampai di Indonesia.

“Gak usah gitu lha Ger. Udah sewajarnya gw sebagai temen elu ngelakuin ini semua buat lu.” Jawab Ribby yang kayaknya dari hati banget.

“Iya Ger. Lagian khan gak menutup kemungkinan terjadi apa-apa di pihak keluarga gw dan gw butuhin elu.” Marvin menambahkan.

“Yah, alesan apapun dari mulut lu gw terima. Pokoknya makasih banget!” mendengar penuturanku, kedua sohibku itu langsung tersenyum.

Yah gitu deh. Adikku Mira. Mobil yang dia bawa menabrak mobil lain yang melaju kencang kemarin siang dan sekarang Mira udah sadarkan diri setelah hampir setengah harian dia gak sadarkan diri. Sekarang Mira lagi tidur, mungkin efek samping obat yang diminumnya atas saran dokter.

Sohib-sohibku, Rengga, Reo, Ribby, dan Marvin banyak membantuku dalam hal ini. Kemarin mereka semua ada disini untukku dan adikku, Mira. Bahkan Ribby dan Marvin rela menginap untuk nemenin aku di rumah sakit. Bener-bener sohib ku banget! Reo dan Rengga tadinya juga mau nginep. Tapi, mereka gak bisa. Rengga harus menjaga beca yang emang ada di daerah gak aman itu. Sedangkan Reo, dia masih sibuk sama turnamentnya. Pastinya aku bisa wajar dengan itu semua.

“Gimana Dina Ger?” Tanya Ribby tiba-tiba.

“Dina?”

“Iya Dina. Gimana ceritanya?” Marvin pun turut antusias.

“Gak urus dan gak mau urus” jawabku ringan.

“Reo liat dia lho di mall sama cowok barunya. Kemaren dia cerita sama gw, katanya mesra banget! Malahan cowoknya mukul salah satu temennya Reo.”

“Iya iya gw tau kok, Rengga yang cerita sama gw.” Akupun gak mau kalah dengan Marvin yang seakan-akan hanya dia yang tau tentang cerita itu. Tapi, yah seperti yang aku bilang, aku nyesel banget sama kemarahan aku waktu itu ke Rengga dan Marvin. Sekarang aku udah sepenunhnya percaya sama sohibku, termasuk Rengga sewaktu dia cerita tentang Dina itu.

“Lho, kok gw gak tau! Gimana ceritanya? Gimana?” Ribby yang kayaknya baru denger tentang sekuel itu pun mendesak aku dan Marvin untuk menceritakannya ke dia. Tuh anak emang pengen tau segala masalah.

“Sssst! jangan berisik! Adek gw lagi tidur.”

Kamipun memelankan suara kami dan mulai cerita. Tentang Dina yang pastinya udah aku lupain dari pikiranku. Seminggu. Waktu yang singkat untuk aku bisa ngelupain seseorang. Dan orang itu adalah Dina. Dan aku harap dia gak akan balik lagi ke kehidupanku.

Lalu aku mendengar Ribby yang katanya baru aja dapet eksyen figure seharga hampir 2 jt dari seorang cewek. Lalu katanya cewek itu mau jadiin Ribby pacar yang kedua disamping hubungannya sama cowoknya yang ada di Inggris. Udah gitu, sampe sekarang Ribby pun masih sering ditelpon dan kadang diajak jalan sama cewek itu. Trus, cerita tentang Marvin yang katanya lagi deketin cewek temen sekelasku. Dia masih belum mau kasih tau nama dari cewek itu. Rahasia. Begitu katanya.

Wah, ternyata temen-temenku udah pada mulai dengan game itu. Serius banget mereka!

“Gamenya masih lanjut yah Vin?” tanyaku menanyakan tentang jalannya game gilanya Marvin.

“Masih lah!” Sesaat Marvin melihat handphonenya. Kulirik sedikit, ternyata dia lagi liat kalender di handphonenya. “Hari ini udah hari ke 9 lho! Jangan maen-maen. Waktu kita semua tinggal 21 hari lagi. Tepatnya 20 hari 9 jam lagi.”

“Weeee!! 20 hari lagi! Argh! Gw khan belum ada target Vin! Parah lu ah!” 20 hari!! Argh! Kok bisa-bisanya aku gak begitu mikirin game itu. Gak mau kalah! Pokoknya aku gak mau kalah. Lho, Ribby kok keliatanya santai yah? Apa dia udah punya target? Cewek yang dia ceritain tadi? Dia bilang itu gak mungkin. Apa dia anggep TTM bisa tetep menang? Jelas nggak lha! Dia pasti tau perataurannya. Dan kayaknya Ribby juga udah punya target. Tinggal aku yang belum..? Ugh….

KLIK

“Kenapa bro?” sapaku.

“Gw dirumah sakit. Adek lu kamarnya dipindahin yah?”

“Ogh iya iya. posisi lu sekarang dimana?”

“Ini gw di lantai dua. Tempat kemaren. Di sektor melati. Adek lu sekarang di sektor apa? ruang berapa?” tanya Reo detil.

“Hmm, duh, gw kurang tau deh ini sektor mana.. tapi gw masih di lantai dua kok. Trus kalo dari situ….” Reo memutus.

“Bentar-bentar. Ini gw sekarang di ruan 2B sektor melati.”

“Iya jalan lurus aja ntar ada belokan ke kanan…”

“. . . . . ” lama gak terdengar suara Reo.

“Gw dah di belokan nih. Trus kemana lagi?”

“Lu ikutin jalan. Gw di ruang 4A. Ruang VIP.”

“Ok!”

“Sama siapa lu?”

“Rengga dan Rhea.”

“Ok deh. Gw tunggu.”

KLIK

Gak lama kemudian Reo dan Rengga pun datang. Reo dateng ditemani Rhea. Dan dia bilang dia minta dukungannya karena besok dia tanding perempat final. Dan kalo dia lolos, pertandingannya dilaksanakan besok juga. Segera ku iyakan dengan anggukan. Aku pasti akan doain sohib-sohibku. Yap bener, Merekalah sohib-sohibku.


Jellybeans

Jellybeans

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2014 Native Language: Indonesia
Cerita ini menceritakan tentang Lima orang sahabat. Cowok semua. Rengga, Marvin, Ribby, Gerald dan Reo. Mereka memiliki latar belakang, watak dan permasalahan hidup yang berbeda-beda, khususnya masalah cinta. Mungkin agak basi yah kalo dimana-mana selalu cerita yang mengandung unsur cinta.. Tapi di cerita yang satu ini, akan dipaparkan lebih dalam hal-hal yang erat kaitannya dengan persahabatan, cinta vs persahabatan, masa depan vs persahabatan dan persahabatan vs persahabatan

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset