Jellybeans episode 23

Part XXIII Marvin’s eyes : Beautiful Girls

“Nggak kemana-mana lu Vin?” Tanya Rengga padaku yang sedang merebahkan tubuhku pada kasur kecil di ruang tengah beca, melamun.
“Mobil gw di pinjem Reo. Dia mau jemput Rhea.”

“Oh. Kemarin hari pertama gw kerja di café, Rhea nemenin gw seharian. Bener-bener perhatian tuh cewek! Beruntung banget Reo bisa dapetin cewek kayak gitu!” ujar Rengga.

“Ngomong-ngomong, elu udah ada target belum di taruhan kita? Deadlinenya empat belas hari lagi lhoo!” Ledekku berusaha menyindir. Karena setahuku, Rengga saat ini belum memiliki target.

“Owgh! Dua minggu lagi yah? FIUH! Belum ada target gw! Udah lah! Gw pasrah ajah. Lagian khan Ribby sama Gerald keliatannya belum ada target juga.” Rengga terlihat pasrah dengan keadaannya yang sampai saat ini masih juga berstatus ‘jomblo’.

“Dasar lu!” Aku beranjak dari rebahanku dan berdiri menuju mesin pendingin untuk mengambil minuman kaleng.

“Trims.” Ujar Rengga menangkap kaleng coke yang kulemparkan padanya seraya membuka knop pengunci kaleng tersebut. “Elu sendiri gimana? Siapa yang akhirnya elu pilih?” Rengga pun menanyakan tentang hal yang aku lamunkan tadi.

“Wah, gak tau deh nih Ga! Gw bingung antara Amanda atau Kiky, coz Cindy terus-terusan berusaha deketin gw sama kedua cewek itu. Gw bingung Ga!” Aku pun mulai mencurahkan hatiku pada Rengga, sohibku.

“Gila lu yah! Masih juga elu deket sama yang namanya Cindy itu!”

“Maksud lu? Emangnya kenapa kalo gw deket sama Cindy? Bukannya elu juga kenal deket sama Cindy?” tanyaku heran.

“Cindy? Nggak kok. Gw kenal sama dia cuma karena gw sama-sama suka buku karya Eiji Yoshikawa, samurai.”

“Lha trus, kenapa gw nggak boleh deket sama Cindy?” tanyaku masih juga heran.

“Begini, gw lihat-lihat nih ya, Kayaknya Cindy tuh suka sama elu. Tapi, yang gw heran, kenapa Cindy justru malahan nyomblangin lu sama Kiky, temennya dan sama Amanda, sahabatnya? Menurut gw itu aneh banget Vin!.” Aku pun segera memotong ucapannya…

“Nah, berarti Cindy nggak suka sama gw khan? Kalo emang dia suka sama gw, buat apa dia antusias banget ngedeketin gw sama Kiky dan Amanda. Buat apa Ga?” tanyaku mulai naik darah. Kenapa Rengga berfikir macam-macam ke Cindy yang jelas-jelas bantuin aku dalam mencari the right one?

“Itu yang buat gw bingung Vin. Gw ngerasa ada yang aneh sama sikapnya Cindy….”

“Alah! Bilang aja lu nggak mau gw menang di taruhan kita! Iya khan?!” Aku mulai marah dengan dugaan-dugaan Rengga.

“Kok lu mikir gitu? Gw cuma ngasih solusi yang baik buat lu. Gw cuma berusaha ngebaca situasi aneh yang ada di hubungan lu dengan Cindy.”

“Gw gak butuh solusi lu!” Aku segera pergi meninggalkan ruang tengah menuju kamarku, kamar ku dan Rengga.

Di kamar aku mendengarkan musik keras-keras berusaha menutupi suara Rengga yang masih juga mengoceh tentang Cindy dari luar kamar.

Hari ke-17

”Cari siapa yah?” tanya seorang wanita separuh baya membukakkan pintu rumah yang ku datangi, rumah Amanda.

”Maaf tante, Amandanya ada?” tanyaku berusaha se-sopan mungkin.
”Oh, ini pasti Marvin yah? Amanda ada di kamarnya. Ayo masuk dulu.” Ujar Mamanya Amanda yang ternyata sudah mengenaliku. Mungkin Amanda bercerita kalau aku ingin mengajaknya jalan hari ini.

”Duduk dik Marvin. Tante kebelakang dulu yah. mau minum apa nih?” Mamanya Amanda mempersilahkan-ku duduk di ruang tamu rumahnya.
”Terima kasih tante. Nggak usah repot-repot….”

Nggak lama kemudian Pembantu rumah Amanda mengantarkan secangkir teh manis hangat. Sesuai dengan kondisi udara di musim pancaroba seperti ini.

”Diminum mas! Nanti keburu dingin.” Sapa Pembantu Amanda sambil mengerling nakal. Wah wah! Nih pembantu nampaknya jatuh cinta padaku! Bahaya nih! Bisa-bisa merusak keturunan….

”Si mba’ ini gimana sih? Masih panas begini, ada juga bibir saya melepuh nanti!” Ujarku berusaha mengajaknya bercanda biar dia semakin terbang.

”Ah si mas bisa aja. Mas temennya non Amanda yah? Kok bisa cakep banget gini sih mas? Kayak artis-artis di tivi, siapa tuh namanya yang pemaen film itu mas? Dimas Andrean. Iya mas mirip bangeet!” Tuh tuh tuh pembantu itu mulai nakal. Sekarang posisi dia udah ada disebelahku. Pake mirip-miripin aku sama Dimas Andrean pula? Jelas gantengan aku lah! Cuma sayangnya beda nasib aja antara aku sama Dimas Andrean.

Untungnya aku tidak duduk di sofa panjang yang ada di pojok ruangan. Untungnya sekarang aku duduk di bangku single, sehingga pembantu itu hanya dapat meraih duduk terdekatku di bangku single yang ada disisi kananku.

”Namanya siapa mas?” Pembantu itu menjulurkan tangannya kepadaku, tanda ia mau berkenalan. Wah, mulai genit yah pembantu jaman sekarang.

”Marvin…” Jawabku jujur sambil menjabat tangannya.

”Nggak nanya nama saya?” Pembantu itu mengedipkan sebelah matanya, menggodaku.

”eh-uh, hmm, namanya siapa mbak?”

”Jangan panggil mbak. Panggil aja saya Rifa…”

”Iya iya… Rifa… ngomong-ngomong tangan saya bisa kesemutan nih kalo terus-terusan di remes kayak begini.” Ujarku sambil berusaha melepaskan tanganku dari remasan tangan Rifa. Gila, sakit euy.

Untungnya nggak lama kemudian Amanda datang. Ia terlihat cantik saat terlihat sedang menuruni tangga rumahnya.

”Saripah! Kamu ngapain disitu! Ganggu Marvin ya? Dasar genit!!” Amanda segera menegur Rifa alias Sarifah yang sedang menggangguku. Amanda terlihat sedikit cemburu melihat aku sedang menggenggam tangan Sarifah.

”Eh e-non… Saya kebelakang dulu non…” wajah Sarifah terlihat memerah, malu. ”Yuk mas Marvin.” Izinnya padakku yang segera kubalas dengan senyuman dan kedipan sebelah mataku, menggodanya. Terlihat mukanya bersemu merah.

”Diminum dulu Vin…” Amanda duduk disebelahku dan mempersilahkanku meminum teh manis yang dibuatkan Sarifah special buatku.

”Ok.” Kali ini tidak kutolak pinta seseorang untuk meminum teh manis itu. Disamping Amanda yang memintaku, teh manisnya sekarang sudah tidak terlalu panas, sehingga akan terasa hangat jika diminum.

”Udah siap?” Tanyaku sambil meletakkan cangkir ke atas meja.

”Yuk!”

”Nggak ijin sama mama kamu dulu?” tanyaku.

”Mama lagi tidur siang.”

”Oooh…”

Jadwalku hari ini ialah, mengajak Amanda jalan-jalan, mengitari kota, dan makan siang diluar.

Amanda terlihat cantik. Ia memang selalu terlihat cantik dan pintar. Sepanjang jalan kami membicarakan berbagai hal. Kebanyakan pembicaraan kita hanyalah seputar kampus. Amanda terlihat begitu antusias setiap aku membicarakan tentang perkuliahan, ia memang tipe cewek kutu buku. Wajar kalau dipikirannya kebanyakan tentang pelajaran bukan tentang hal-hal lain seperti gossip, film dan hal-hal dunia hiburan lainnya. Hal itulah yang saat ini membuatku menyatakan bahwa ”AMANDA! ELU CEWEK YANG GW CARI!!”

Setelah puas berjalan dengan Amanda, aku segera mengantarnya pulang. Lalu aku melaksanakan jadwal keduaku. Menjemput Kiky untuk nonton….

”Kok lama banget sih Vin! Gw nungguin lu dari tadi nih!” Kiky sedang menungguku di depan pintu rumahnya dengan dandanan yang, waw! She look so beautifull!!

”……” Aku terkagum melihat tampilan Kiky. Ia memakai tank top berwarna hitam dilengkapi dengan legging putih. Bukan pakaiannya yang menampakkan kecantikannya, tapi dandanannya. Nggak biasanya kiky dandan secantik itu… tiba-tiba…

”Huy! Kok bengong?Terpesona yah?? Gimana cantik khan? Hasil dandanan gw nih! Lu suka nggak?” Tiba-tiba Cindy sudah ada di hadapanku. Rupanya Cindy-lah dibalik semua penampilan Kiky kali ini. Nggak biasanya Kiky yang sehari-hari terlihat agak tomboi bisa berubah menjadi amat sangat feminin dan teramat cantik.

Waw! Cindy memang hebat.! Jelas dugaan Rengga salah. Cindy itu dewi penolongku untuk mencari cinta. Sepertinya Kiky lah pilihan ku….

Aku pun menikmati malam itu dengan hati penuh dengan bunga. Sungguh! Ini hari keberuntunganku. Ditemani oleh dua wanita cantik sehari penuh. Thanks God..


Jellybeans

Jellybeans

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2014 Native Language: Indonesia
Cerita ini menceritakan tentang Lima orang sahabat. Cowok semua. Rengga, Marvin, Ribby, Gerald dan Reo. Mereka memiliki latar belakang, watak dan permasalahan hidup yang berbeda-beda, khususnya masalah cinta. Mungkin agak basi yah kalo dimana-mana selalu cerita yang mengandung unsur cinta.. Tapi di cerita yang satu ini, akan dipaparkan lebih dalam hal-hal yang erat kaitannya dengan persahabatan, cinta vs persahabatan, masa depan vs persahabatan dan persahabatan vs persahabatan

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset