Sherley waktu itu baru berulang tahun ke-1 dan sedang berlarian mengejar kupu-kupu, Park Kim Sun langsung memeluk Sherley saking rindunya. Sherley yang berteriak karena tak pernah disentuh seorang ayah mengagetkan Chin Sun Yeong yang sedang menjahit baju baju putrinya dan memburu suara Sherley yang mempertemukan suami tercinta. Tangis Chin Sun Yeong tak tertahankan memeluk Park Kim Sun yang membopong Sherley Kyung Soon dan membawanya masuk rumah diikuti Adam Lee dan Min Do Yoon.
Park Kim Sun memandangi Chin Sun Yeong yang nampak kurus dan pucat mukanya.
Park Kim Sun : ” Sayang..apakah kamu sakit….? dimana mama Jessica Jung..?”
Chin Sun Yeong : ” Mama sebulan yang lalu meninggal dunia karena sakit …?” Chin Sun Yeong menangis sambil memeluk Park Kim Sun, Adam Lee tak tega dan mengajak Sherley bermain dengan Min D0 Yoon.
Adam Lee mengajak mereka keluar untuk bersenang-senang dan menelepon sahabatnya Roger Casugay kalau akan menginap disana sambil berbisnis, Roger sangat senang sekali karena Adam Lee amat ditunggu kedatangannya. Roger asli negara Philipina menikah dengan Jeong Da Rae seorang pengusaha kain asal Busan yang akan membuka garmen dengan arahan Adam Lee , sepantasnya disambut dengan hangat kedatangannya .
Selama satu bulan Park Kim Sun dan Chin Sun Yeong tinggal di Incheon dan saat itu juga Sherley Kyun Soon menjadi model pakaian anak-anak. Sungguh sayang Chin Sun Yeong terserang kanker darah dan meninggal dunia di Incheon yang dimakamkan disamping makam Jessica Jung ibunya. Sherly menjadi piatu dan selalu diajak kemana saja oleh Park Kim Sun berbisnis dan merupakan model anak-anak andalan Busan Korea Selatan. Jelang sekolah Sherley di titipkan Jeong Da Rae sambil menjadi model pakaian anak-anak, jelang remajapun Sherley tetap eksis menjadi model remaja sampai saat ini.
Ramli melihat foto-foto Sherley Kyung Soon di facebook tahun 2009 milik Park Kim Sun yang hanya dipakai untuk menyimpan dokumen foto-foto kenangan saja , Sherly melakukan semua itu karena sudah terbiasa melakukan setiap harinya berkat didikan Park Kim Sun, kadang Min Do Yoon memberi masukan karena pengalamannya menyaksikan fashion show diberbagai negara Asia khususnya Korea dan Philipina.
Jeong Da Rae sedang menjemput sekolah Sherley dia bertemu dengan seorang wanita penjual makanan terbuat dari tepung beras di tepi jalan menggunakan gerobak makanan yang wajahnya mirip Chin Sun Yeong yang menawarkan dagangannya dibantu ayahnya , Jeong Da Rae membelinya dan makan ditempat sambil menunggu Sherley selesai sekolah.
” Enak sekali Tteokboki buatan anakmu ini pak… cantik lagi anak kamu “, kata Jeong Da Rae kepada bapak tersebut.
” Terima kasih nyonya , Kyung Soon memang hebat memasak makanan dari tepung beras ….. dan lezat lagi “, puji sang bapak yang menyerahkan makanannya untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh Roger Casugay suaminya.
” Apakah tiap hari kalian keliling di sini..?”, tanya Jeong Da Rae sekali lagi.
” Iya sampai kelas pada pulang nyonya…”, jawab bapak itu. Sherley sudah keluar dan langsung memesan Tteokbokki.
” Eh..sudah tante belikan buat Sherley dan om Roger juga papah kamu “. Sherley tersenyum dan berkata : ” Maaf gak jadi….tapi sudah dibuatkan …ya deh gak apa Sherley tunggu”.
Jeong Da Rae : ” Kalian sepertinya akrap dengan Sherley…?”
Sherley : ” Iya tante namanyapun sama dengan Sherley…aneh kan…Sherley Kyung Soon, cuma panggilannya dia Kyung Soon sedangkan aku Sherley ”
Jeong Da Rae : ” Wow begitu ya…..? pantesan kalian akrap ..kalau bapak namanya siapa…?”
” Saya Lee Daeyol nyonya….orang miskin …. berbeda dengan nona Sherley seorang model..terkenal lagi..”. jawab Lee Daeyol merendah
Jeong Da Rae : ” Mungkin belum saatnya saja pak….bersabar ya…?!”
Sherley dan Jeong Da Rae segera meninggalkan sekolah setelah Jeong Da Rae menghabiskan makanannya.
Park Kim Sun sudah menanti putrinya untuk merencanakan renovasi rumah lamanya
Park Kim Sun : ” Papah harap kamu akan senang tinggal disini dan papah akan membangunnya untuk kamu”.
Sherley : ” Tentu…Sherley akan senang tinggal dirumah kita sendiri, apapun yang papah berbaiki Sherley akan suka dan menerimanya”.
Park Kim Sun : ” Papah akan menunggu rumah ini sementara kamu bersama tante Jeong Da Rae sambil menyelesaikan sekolahmu”.
Sherley : ” Iya papah Sherley akan mengecek rencana pakaian seragam sekolah yang diluncurkan paman Adam Lee untuk tahun depan.
Lulus SMA Sherley lebih serius menggeluti dunia modeling dan semakin mapan kemampuannya serta pendapatannya, tapi Sherley selalu menjaga Park Kim Sung yang tak mau menikah lagi dan amat trauma dengan yang namanya pernikahan. Sherley amat menyayangi papahnya dan akan menemaninya selama-lamanya.
Park Kim Sun : ” Sherley Kyung Soon putriku jika nantinya kamu menikah apakah masih akan menjaga papah…?”
Sherley : ” Papah siapapun jodohku harus menyayangi papah dan mau melindunginya juga, tak usah khawatir ….. papah tak akan hidup sendiri “. Park Kim Sun memeluk putrinya yang amat disayangi dan diperhatikan.
Berkat keuletan Adam Lee dan kerja keras Park Kim Sun garmen Jeong Da Rae berkembang pesat dan Sherley mulai melirik dunia kecantikan sebagai bisnis sampingan, waktu itu Sherley membaca majalah NOVA yang menulis artikel model Ramli dan Adam Lee yang menterjemahkan dengan bahasa Korea. Sherley bilang pada papahnya kalau ingin belajar bahasa Indonesia untuk mengembangkan dunia Model dan kecantikan.
Park Kim Sun yang saat itu sedang memperbaiki rumah mendiang istrinya Chin Sun Yeong di Busan menyetujui semua yang diinginkan putri semata wayangnya kerena Sherley amat cerdas dan menarik dalam pergaulan.
Sebelum berangkat ke Singapore rumah yang diatas namakan Sherley sudah jadi dan ditempatinya, Park Kim Sun membeli sebuah mobil sebagai sarana transportasi mereka berdua dan Sherley menyelesaikan event-event yang berkaitan dengan mode. Di Singapore itulah Sherley berkenalan dengan Ramli. Bagai mimpi …Sherley amat mengaguminya dan cinta sudah menempel sejak dia membaca majalah NOVA dari aplikasi hapenya. Pembawaan Ramli yang cuek terhadap Sherley kadang membuat Sherley sakit hati, tapi bagaimana lagi Sherley tetap mencintai Ramli dan akan tetap mempertahankan cintanya.
Ramli bersama Park Kim Sun berada di ruang keluarga kontrakan Rani Intertain di jalan Pandanaran II menceritakan pengalaman hidupnya bersama Sherley Kyung Soon yang memporak porandakan kehidupan Park Kim Sun , Ramli memeluk Park Kim Sun dan berkata : ” Sherly tak bersalah itu semua karena sudah menjadi jalan hidupnya dan Sherlypun tak mengetahui akan seperti ini ”
Park Kim Sun : ” Iya Sherley tak tahu apa-apa….kasihan dia…dia hanya menjalani hidup saja”.
Ramli : ” Bagaimana hasil tes DNA nya…?”
Park Kim Sun : ” Itu yang membuatku sedih…. sample darahku tak cocok dengan sample Sherley….. dan lebih dominan pada bapak dan ibu Darmawan serta Erlita…Aku bingung sekali…”.
Ramli : ” Mengapa bisa begitu…apakah ini suatu kebetulan…?”
Park Kim Sun : ” Apapun keputusannya aku amat menyayangi putriku Sherley..aku hanya perlu bukti saja….tapi siapa…. kejadiannya amat membingungkan…?” air mata Park Kim Sun mengalir lagi dan membuat matanya merah. Ramli mendapat telpon dari Sherley dan minta dijemput dirumah keluarga Darmawan. Park Kim Sun ikut menjemput putrinya di jalan Kokrosono depan sekolahan SD Bulu I dan II.
Sherley sudah menunggu papahnya dan segera pamit pada mereka
Sherley : ” Bapak/Ibu Darmawan Sherley akan pulang dulu ke rumah papah…dan akan membicarakan sesuai perjanjian kita…”.
Erlita : ” Sampaikan maafku pada kak Ramli….aku sudah membuatnya amat marah sampai tak berani menatap mukanya”.
Erlita menangis karena Ramli tak mau turun ataupun menyapanya.
Pak Darmawan : ” Sudahlah Erlita mungkin ini jalan terbaik buat semuanya…kita syukuri saja”.
Bu Darmawan : ” Hati-hati anakku Erlina …kabari kalau sudah sampai ya sayang…”. Erlita memeluk kembarannya
Park Kim Sun pamit dan meninggalkan Kokrosono, Ramli tak mau melihat Erlita hati Ramli menjadi tambah kaku dan geram.
Ramli : ” Kita ke Peterongan dulu ya …Ramli kangen sama bapak/ibu dan adik-adik seharian tak berkabar pada mereka”.
Sherley : ” Iya aku setuju..bagaimana papah..?”
Park Kim Sun : ” Papah menurut apa yang putriku inginkan ” sambil mengelus kepala Sherley yang merebahkan kepalanya di pelukan Park Kim Sun.
Hati Park Kim Sun rasanya amat lega mendengar panggilan Sherley *papah* dihadapan keluarga Darmawan, sungguh mulanya Park Kim Sun amat takut kehilangan Sherley Kyung Soon yang menemani kehidupannya bertahun-tahun.