Kampung Rosok Jombor Salatiga episode 1


Iskandar badannya sangat capek sekali tiap bulan Ia pulang dari Jakarta ke Salatiga dan meninggalkan uang sebesar satujuta kepada istrinya, rasanya masih kurang uang  yang didapat karena hanya habis buat naik bus dalam perjalanan, ” Mas….aku ingin cukup menerima uang darimu si Danang mau masuk SMP dan Makrub minta dibelikan sepatu sepak bola” kata Dewi istri Iskandar.

” La aku terus kon piye….? ” Iskandar keder kalau dimintain pendapat istrinya tentang duwit.

” Aku wis mati-matian golek duwit, jek mbok paido…aku dah bosan lihat mandore tiap hari lembur…terus bangunku agak siangan kalau pas capek, badanku tambah kurus…belum aku pulang..sudah sejak dulu kita dipertemukan di Jakarta..dan menikah sampai punya dua orang anak laki-laki…masak yo kamu tak bisa menghitung penghasilanku…Wiiikk…?” sambil kerokan dan dipijitin Iskandar mengingatkan masa lalu pertemuan mereka di rumah pak Romli di Jakarta, Dewi yang asal dari Bandung bekerja sebagai pembantu Rumah Tangga dan slalu digoda Darmo mandor bangunan pak Romli karena mau memperkosa Dewi terus diganti yang baru mandor Bibit dan Iskandar ikut kerja sama Bibit yang galak dan kurang senyum itu.

Dewi mengantar makanan tiap siang dan sore, kalau pagi mereka makan sisa lauk malam entah apa saja atau bisa membuat mie instant, untuk nasinya dan minum itu yang atur mandornya.

” Aku dulu lumayan gantheng to Wik..? sekarang aku jadi peyot – tuaan…kurus…tapi kamu tetep cantik , kulit putih, dan masih mau bantu jualan bubur sayur untuk makanan anak-anak tiap harinya , itulah yang membuat aku ingin pulang terus dan kumpul sama kamu, bagaimana saudara-saudaraku apakah kamu disakiti mereka..?” tanya Iskandar dan dijawabDewi :

” Mereka baik mas, selalu memperhatikan anak-anakmu, waktu Makrub sakit mereka memberikan obat sampai sembuh…oh ya Mas ..Mak-e kemarin kesini kumpul sama anak-anaknya dan membagi tanah yang disini terus katanya kamu dapat tanah yang kita tempati bersama Mak-e , yang di depan kita tanah kanggo pakde Mun dan samping untuk Lek Mus , sedangkan tanah belakang buat Yu Djatmi, kita dapat panjang karena ada Mak-e mau ikut sampeyan Mas… Yu Djatmi rencana akan pindah ikut suaminya di Ungaran dan bekerja disana, anak-anaknya sudah di Ungaran dan Mak-e nunggu kamu pulang sekarang ada di belakang sama Yu Djatmi kamu nanti kesana ya Mas..?” begitu kabar kemarin pas pertemuan keluarga. Iskandar langsung berdiri dan menyelesaikan pijatan istrinya.

” Aku mau ketemu Mak-e sekarang  dik…” kata Iskandar

” Nanti saja mas , mandi dulu terus sarapan biar aku yang ngabari mereka sedeng Mas Is selesai mandi” begitu Dewi mengatakan Iskandar langsung mandi.

Dewi memberitahukan mertuanya sama Yu Djatmi kalau Mas Iskandar semalem pulang dan sekarang masih mandi sebentar lagi akan menemui Mak-e , Ibunya senang sekali anak bungsunya sudah pulang, Dewi memberikan oleh-oleh dari Jakarta krupuk seblak dan telur asin dari Brebes kesukaan Mak-e. Dewi minta diri menemani suaminya dulu, Mak-e sudah gak sabar langsung menuju rumah Iskandar dan memeluk anak lelaki bungsunya, Sambil makan Iskandar mengobrol sama Mak-e. ” Mak ayuk sarapan, Wiik ..Dewik..tulong Mak-e ambilkan nasi biar sarapan bareng..”

” Iya mas ini juga sudah Dewik ambilkan nasi…. Naaahhh Mak sarapan dulu..ini ada telur asin juga dan megono dari Batang , sayang cuma sedikit jadi mak makan sini saja ” kata Dewik begitu sayang sama mertuanya.

” La iki megono ro sambele pisan nyamleng, matur nuwun di nehi sarapan yo Wik ”

” Iya Mak… kapanpun Dewik akan layani Mak-e ” jawab Dewi.

Mak-e menceritakan sama anaknya Iskandar tentang pertemuan kemarin sama pakde dan Lek-e masalah warisan dan sudah setuju, rencana Yumu Djatmi pindah ,  tanah itu kalau kamu mau susuki saja jika sudah ada rezeki kapan saja, kalau gak mau ya gak apa-apa titip rawat saja buat kandang atau terserah kamu, begitu kata Yu Djatmi. Nanti dia juga cerita sendiri, tapi nunggu kamu kumpul di Salatiga , jangan lagi di Jakarta karena Dewi pingin kamu balik di Salatiga, dia capek ngurusin anak-anak sendiri belum bersih-bersih rumah dan jualan masakan bubur sayurnya meskipun sedikit penghasilannya tapi semua membutuhkan bantuan Dewi tiap pagi hari.

” La aku terus kerja apa coba Mak..?” tanya Iskandar

” Kamu kan bisa lihat Lek mu jualan rosok semua warga sini jualan rosok dan saling bekerja sama, mereka guyub…cobalah sementara kamu lihat-lihat kira – kira kamu mau ambil sasaran mana..? dan mau pilih usaha apa..nanti akan dibantu paklek mu dan pakde kamu wis to kamu bakal sehat keluargamu ” Begitu Mak-e menjelaskan. Iskandar melihat isi rumah Pakde Mun ” walaahhh banyaknya barang-barang nya boleb pecahan ,  dan melihat barang-barang Lek Mus ternyata sama ..banyak sekali kertas bertumpuk-tumpik, Iskandar sama Maknya menunggu Lek Mus  yang akan mengajari berbisnis rosok. Dan ketika Lek Mus sampai rumah, dia langsung menyapa : AsalamuAllaikum ponakanku Iskandar ayo kerja disini saja nanti aku ajak keliling kampung Jombor dan kukenalkan semua orang-orang kampung Jombor yang semuanya jualan rosok dan sangat diminati pembelinya dengan harga yang lumayan harga jualnya kalau kamu mau ambil untung sehari seratus ribu itu bisa saja asal kamu getol kerjanya.

Nanti aku mau keliling di langgananku daerah Ungaran aku ambil lokasi daerah Nyatnyono yo mung montor karo kranjang iki sing dadi sarana kerja ku, nah kamu kan ada motor yang dipakai istrimu berbelanja setiap harinya itu jadikan alat sarana kerja dan kranjang rombong nanti aku pinjami buat ganti-ganti agar gak mudah rusak. Lek Mus dapat telepon dari Nyatnyono dan meminta datang ambil barang, Lek Mus mengajak Iskandar sekalian membawa rombong dan menatanya. Wis pokoknya kamu ngikuti aku saja. Sampai di Nyatnyono LekMus ketemu penelepon pak Kajar dan memasuki rumahnya.

” Ini mas ada lemari, ada rak piring , dan ini kertas-kertas, dan ember semplok , ada sepatu-sepatu , dan ini kabel-kabel listrik.. kira-kira berapa ya mas..? ” ” Tiga ratus ribu pak Kajar..tapi saya nitip lemarinya dulu angkutan saya cuma motor jadi gak bisa bawa” ” Waaahh..kayunya jati…lo mas…mosok cuma dihargai segitu…?” ” Maaf pak Kajar angkutannya juga mahal kalau pingin agak mahalan mbok di tambahin itu  kusen-kusen yang gak kepakai biar saya ambil sekalian..” ” O..ya gak papa… ini kursi bobrok juga mau..? sama kaca-kaca sekalian dah brapa..?”

Lek Mus menghitung , waahhh kacanya bagus itu..dan kursinya bisa diplitur sekalian lemari dan kusennya masih kuat , ” Dah pak saya tambahi dua ratus ribu biar jangkep  lima ratus ribu gih..? ”

“Baiklah mas Mus silakan di bawa” pak Kajar menerima uang lima ratus ribu dari Lek Mus dan membawanya dibagi sama Iskandar : ”  sepatu , kaca-kaca di tempat kamu juga buku-bukunya, kabel-kabel sama ember rosok yang lainnya biar aku yang bawa, kamu langsung pulang gak apa-apa atau mau ikut Lek Mus mutar sekali lagi..?”

” Ikut mutar sekali lagi gak apa Lek , biar lebih jelas …” kata Iskandar

” Yo ning mburiku wae ya…?”

Lek Mus memutar sambil berteriak rosok…..rosok.. mengitari kampung itu dan ada yang memanggil, Lek Mun diajak masuk ke dalam melihat barangnya dan Iskandar mengikutinya,

” Ini mas ada kenalpot motor saya, dan ini accu serta gosokan dan kipas angin berapa mas..?”

” Seratus saja dik kalau mau saya ambil sekarang ”

” Ya sudah mas boleh, kalau speaker aktif mau gak mas..? ”

” Masih nyala gak dik ?” dan dicobanya speaker tersebut ternyata masih bisa bunyi.

” ya sudah dik saya hargai speakernya seratus ribu rupiah jadi semuanya dua ratus ribu rupiah”

” Baik mas boleh dibawa sekalian” Iskandar memasukkan barang-barang itu di rombongnya sedangkan speaker dibawa Lek Mus..mereka langsung pulang ke kampung Jombor, ketika baru masuk mereka di jegat pak Asmuni dan meminta sepatu=sepatu kalau ada, Iskandar langsung mengeluarkan sepatu sepatu itu..sambil berkenalan sama pak Asmuni, ” Waah kamu dapat sepatu boot asli kulit dan sepatu sepatu lainnya aku beli tiga ratus ribu ya,?” Dan Lek Mus mengiyakan, setelah menerima uang langsung menuju pak Charman ” Pak Lemari sama kursi siap ambil di Nyatnyono mau…?”  ” Okey mumpung sepi tak ambil setelah kamu kabari ya..?” begitulah transaksi model rosok yang lumayan menggiurkan Iskandar ,  sekarang kita ke mas Makmur menjual gosokan dan kabel  dan Lek Mus mendapat dua ratus ribu sedangkan kaca-kaca dibawa ke pak Tan dan di hargai seratus lima puluh ribu, knalpot dhargai tiga ratus lima puluh ribu, “Untuk speaker dan kertas itu specialis aku dan pulang ke rumah sekarang”

Sepulang dari keliling LekMus memberi uang pada Iskandar dua ratus ribu untuk bensin dan angkat junjung, ” Waaahh mayar banget ….ternyata mencari uang disini mudah…dua ratus ribu kalau aku di proyek bisa tiga hari …disini cuma sehari gak ada, betul juga kata Mak-e dan Lek Mus aku akan coba mencari lokasiku besok.

” Kenapa kamu ngelamun Is….capek…?” tanya Lek Mus sepulang dari ambil lemari sama pak Charman

” Tadi aku cuma bawa uang satu juta dan masih sisa  sekarang jadi  satu setengah juta dikantong plus dua ratus ribu yang aku berikan ke kamu  plus speaker aktif dan buku-buku, lumayan kan ?” itu hanya khusus Nyatnyono. Besok pagi aku akan mengantarmu ke daerah Perum Pudak Payung coba itu lokasi barumu dan kamu harus berteriak seperti aku besok pagi, Rosok….rosok..yang kertas , yang mesin cuci , gosokan dan apapun akan kami beli…rosok…rosok…pokoknya yang bisa kamu bawa pakai motor itu kunci usaha barumu. Iskandar semangat menatap ke depan. dan meminta uang istrinya satu juta untuk usaha besok pagi , Dewi senang dan memberikan uang itu kepada suaminya.

Selesai.


Kampung Rosok Jombor Salatiga

Kampung Rosok Jombor Salatiga

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Iskandar badannya sangat capek sekali tiap bulan Ia pulang dari Jakarta ke Salatiga dan meninggalkan uang sebesar satujuta kepada istrinya, rasanya masih kurang uang  yang didapat karena hanya habis buat naik bus dalam perjalanan, " Mas....aku ingin cukup menerima uang darimu si Danang mau masuk SMP dan Makrub minta dibelikan sepatu sepak bola" kata Dewi istri Iskandar." La aku terus kon piye....? " Iskandar keder kalau dimintain pendapat istrinya tentang duwit." Aku wis mati-matian golek duwit, jek mbok paido...aku dah bosan lihat mandore tiap hari lembur...terus bangunku agak siangan kalau pas capek, badanku tambah kurus...belum aku pulang..sudah sejak dulu kita dipertemukan di Jakarta..dan menikah sampai punya dua orang anak laki-laki...masak yo kamu tak bisa menghitung penghasilanku...Wiiikk...?" sambil kerokan dan dipijitin Iskandar mengingatkan masa lalu pertemuan mereka di rumah pak Romli di Jakarta, Dewi yang asal dari Bandung bekerja sebagai pembantu Rumah Tangga dan slalu digoda Darmo mandor bangunan pak Romli karena mau memperkosa Dewi terus diganti yang baru mandor Bibit dan Iskandar ikut kerja sama Bibit yang galak dan kurang senyum itu.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset