Sore itu begitu dingin,rintik hujan membuat Laila meringkuk malas mandi,..bunyi klakson mobil mengagetkan kemalasannya
” Bapak..!..bu bapak pulang bu…”. segeralah dibukakan pintu dan berlari menghampiri mobil perusahaan, dari mobil keluarlah laki-laki setengah umur sambil menjinjing buah rambutan
“bapak, enggak pergi lagi to..?”
“he..he.. memang mau pergi kemana lagi nduk….ni..buah rambutan ..sana bawa masuk..”
Dari dalam rumah keluarlah saudara2 Laila: Yanto si sulung, Ema anak kedua, Mila anak ke tiga, Aming anak ke 4, Sopi anak ke 5, Farra anak ke 6 dan ibu Dayat kira2 berrumur 45 th.
Pak Dayat sendiri sopir peusahaan milik Pemerintah,yang sering Luar Kota mengantar Pimpinan untuk meninjau pekejaan. ” lo pak,katanya mau jemput Pakde sekalian ?”seru ibu
“Gak jadi bu , pakde menunda kedatangannya”.
” Emang kenapa ditunda pak ?”
“Firman sakit sudah dua hari ini badannya panas, mau dibawa ke dokter dulu, eh Yanto, Aming tolong tu di begasi ada buah durian diambil ya….Yanto dan Aming begegas menjalankan perintah bapaknya dibantu Ema. Mila , Sopi dan Fara
“Laila, mandi dulu nduk..dah sore nanti masuk angin lo..itu rambutan taruh di dapur saja”.
” iya ibu, hhmmm pingin incip rambutan dan durian”
“Sudah..ayoo segra mandi”. Lailapun segera masuk kamar mandi dalam hatinya gembira sekali dapat oleh2 dari bapaknya.
” Wah…baunya harum sekali..mana besar2 lagi ” guman Yanto
” Bu ini durian ditaruh dimana ?berat he Bu..” tanya Ema
” Di samping rambutan situ Ema, hati2 kakimu Ema”. jawab ibu
“Eh Mila tolong bantu Laila mandi dan beresin semua Ema ibu bantu bapak dulu”.
“Beres ibu..kan ada asistennya Sopi sama Fara….ya kan..?
” Siaap kak…he..hee.” jawab adik2 Ema bareng
Adzan Maghrib berkumandang mereka semua mempersiapkan diri untuk shollat berjamaah.Selesai shollat mereka menuju ruang makan .” kok duriannya banyak sekali pak”.ibu bertanya ” alhamdulillah…itu juga sdh bapak bagi sama pakde tadi bu ..”.Durian itu hasil panen dari pak Bos di ladangnya di Gunungpati”.
” Besar sekali pak buahnya tebal lagi manis”. tambah ibu
” Anak bapak mana nih, kok anteng …owhh lagi asik makan rambutan..bapak kangen nih denger suara nyanyiannya…ayook dooong..” rayu bapak
” Iya pak, asal besok dibawain oleh2 lagi ya pak
Malam itu begitu riangnya keluarga pak Dayat, bergurau ..bercanda dengan rukunnya, Yanto sedang persiapan ujian SMK, Ema persiapan Ujian SPG, Mila klas 1 SMP, Aming klas 6 SD, Sopi klas 4, Fara klas 2, dan Laila sendiri masih TK.
Melihat banyaknya anak-anak pak Dayat, tentu gak luput dari banyak permasalahan, terutama untuk membayar SPP, maklum waktu itu belum ada istilah KB, sehingga ibu Dayatpun harus bekerja di pasar guna mencukupi kebutuhan keluarganya. Ibu Dayat sangat trampil dalam berjualan kain batik juga kain jarik
Anak-anak mereka sepulang sekolah bergiliran menemani ibunya di pasar membantu berjualan ataupun menjaga lapak . Kehidupan yang rukun dan bantu membantu mewarnai kehidupan keluarga ini.
Yanto anak berprestasi, dia menjadi juara PON dalam olah raga balap sepeda selain itu Yanto juga mengajar karate dari honor itu ia pakai untuk mencukupi keperluan sekolah dan membagi kepada adik-adiknya, sungguh anak yang membanggakan keluarga.
Ema sangat pandai mengatur adik-adiknya dalam membagi tugas dirumah tentu tak luput campur tangan ibu dan yang terus memberikan nasihat pada anak-anaknya agar selalu mengaji dan jangan meninggalkan sholat, itu yang selalu ditanamkan bu Dayat.
Mila yang rajin membantu ibunya dalam memenuhi pesanan pelanggan di pasar dan pandai menjahit mengurangi kelelahan ibunya, membuat ibu tak merasa lelah dan selalu senyum pada pelanggan.
Aming yang diam-diam memperhatikan bapaknya dalam mengendarai mobil kantor minta diajarin bapaknya..bagaimana mungkin dia masih kecil belum boleh mengendarai mobil tapi dia sudah hafal nama alat-alat yang dipergunakan di bengkel kantor bapaknya dan sering diajak ke kantor kalau ada waktu luang.
Sopi dan Fara lebih banyak menjaga Laila di rumah, karena masih kecil, kadang Mila mengajari menyanyi dan bermain bersama dan bila hari telah sore..saat ibu pulang dari pasar lantai sudah bersih kamar tidur rapi meskipun sangat sederhana sekali keadaannya tapi menganggap itu berkah
Laila gadis kecil yang ramah dan sering diajak ke pakde di Candi dan bude di Tlogosari untuk bernyanyi dan sangat berani tampil menerima undangan untuk menyanyi, suaranya merdu enak didengar sehingga banyak orang-orang memintanya untuk bernyanyi dan Laila banyak menerima uang dari menyanyi, dikumpulkannya uang itu sampai penuh satu kaleng biskuit khong guan bahkan sampai dua, tiga kaleng kalau liburan sekolah
Dia hanya senang menjalaninya dan uang itu diberikan ibunya untuk keperluan-keperluan ibu dan keluarga, sungguh mereka semua begitu menyayangi Laila. yang pandai bernyanyi dan menari, kakak-kakaknya yang mengajari semua itu juga dari sekolah Laila.Orang pada gemas dan selalu membalas dengan senyuman serta suka berkelakar
Begitulah keadaan setiap harinya hingga pada suatu hari, Yanto dan Ema kegirangan karena lulus sekolah. “Bapak ibu kita sudah lulus Yanto ingin bekerja saja dan Ema juga ingin mengajar sekolah . ” Alhamdulillaaaaahhh…wasyukurillah…anak-anak menginginkan bekerja ,apakah sudah kamu fikirkan masak-masak Yanto, Ema ?”tanya ibu penuh syukur
” Sudah pak,bu..Ema sudah berencana dan mencari sekolah tujuan mengajar ,sepertinya kepala sekolah SD ” FATIMAH”tempat Ema magang menerima Ema dan besok Ema kesekolah itu pada jam 07.00 untuk berkenalan dengan guru-guru dan juga murid-murid ” jawab Ema
” Yanto juga berencana kerja di pabrik tekstil bagian mesin sesuai jurusan pak,bu ..tapi masih menunggu Koh Liang karena dia yang menawarkan pekejaan tersebut, dan sangat membutuhkan tenaga Yanto…..bagaimana pak,bu..boleh ya…?”.
Bapak manggut-manggut dia terharu, anak-anaknya sudah bisa berfikir sendiri dan mencari nafkah sesuai keinginannya tak terasa air matanya mengalir pelahan,menyadari hal tersebut bapak segera memeluk kedua anaknya sambil berkata ” Semoga Gusti Allah mengabulkan permintaan kamu anak-anakku”. Keluarga itu saling berpelukan adik-adik Yanto pun senang mendengarkan keinginan kakak-kakaknya. Begitu sederhananya pemikian keluarga Pak Dayat membuat keluaga itu tenang dalam berfikir dan tidak terpengaruh urusan dunia luar
Sebenarnya Yanto ingin melanjutkan jenjang yang lebih tinggi, tapi keadaan keluarga yang pas-pasan membuat Yanto pupus …mungkin kedepannya Yanto ingin melanjutkan kuliah begitu juga pemikiran Ema, dia sungguh menerima keadaan ini, memiliki adik yang begitu banyak..masih ada kesempatan ke depan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Akhinya Ema mengajar di kelas 3 SD FATIMAH sedangkan Yanto pekerja pabrik bagian Diesel dan Aming masuk ke Sekolah Teknik dia bercita-cita membuka bengkel sepeda motor dan mobil.Kesederhanaan membuat pemikiran kita tidak neko-neko dan menentramkan perasaan pribadi
SELESAI