Herlian mengundurkan diri karena amat dipermalukan Astuti yang ngoceh kesana kemari , merasa disakiti Herlian juga memfitnah masalah keuangan proyek yang dikorupsi Herlian dan sopirnya…meskipun pak Haji kurang percaya karena disulut pak Marmo yang cemburu kesuksesannya dan berniat merebut posisi Herlian.
” Ini memang kesalahanku…mencintai perempuan laknat itu…janda beranak 2 sebagai PK ( Pemandu Karaoke ) maksudku ingin membahagiakan kehidupannya, malah merusak rumah tanggaku sendiri…dan Marmo sejak awal memang menginginkan posisiku…mereka berdua bersekongkol menghancurkan aku…. ” , begitulah yang terfikirkan Herlian karena dulu Dimas pernah mendengar percakapan antara Marmo dan Astuti….tapi kini Dimas sudah dikeluarkan karena merongrong pak Haji .
Herlian mendapat telepon dari pak Arjuna direktur PT Rejo Makmur Sentosa
Pak Arjuna : ” Gak usah sedih brow…mang ngono kuwi Marmo….tak tahu trima kasih, sudah…ketempatku saja..kebetulan aku butuh projeck manajer ataupun pengawas proyek…..segera saja ini banyak proyek yang harus di tangani, aku tunggu dalam jarak dekat penyelesaiannya “.
Herlian : ” Siap Boss…besok pagi saya luncuran kantor…”
Pak Arjuna : ” Sore ini yo berangkat ke Ungaran langsung ke rumah saya sekalian nginap ditempat saya dan bisa ngobrol lama….”
Herlian : ” Inggih ini saya nunggu istri dulu yang dalam perjalanan pulang”.
Pak Arjuna : ” Sekalian bawa pakaiannya pak karena besok kita akan ke Wonogiri dan saya perkenalkan pada seluruh staff di sana ”
Herlian : ” Iya pak…segera berangkat…terima kasih…”. Pak Arjuna mematikan hapenya dan Harlian segera mandi sambil menunggu Naila pulang rumah.
Tak berapa lama yang ditunggupun tiba, Herlian menyambut istrinya dengan senyum lebar….Naila senang suaminya sudah ganteng dan rapi. Herlian membukakan pintu mobil istrimya dan membawakan sneck dari Salim.
Mbok Ratemi : ” Jangan Den…biar simbok saja yang bawa..”
Herlian : ” Ya sudah aku gendong istriku saja he..he..he…”
Naila : ” Eh..eh…eh…ada apa ini pah…kok tumbenan dan cakep….”.
Andin : “Papah….kita jalan-jalan yo….”
Herlian : ” Papah masih repot…besok saja ya… papah masih banyak urusan..”
Naila : ” Ya…mamah istirahat dulu…masih capek nih…” Andin agak cemberut…tapi tak tega ngliat papahnya yang siap pergi…
Andin naik ke kamarnya sambil membawa sneck ke atas untuk bayu dan Andin, Naila makan sneck berdua dengan suaminya.
Naila : ” Tumben dah rapi mau kemana…?”
Herlian : ” Mau ke pak Arjuna..”
Naila : ” Pak Arjuna siapa…? proyek baru….?” Herlian mengajak ke kamar dan menceritakan kalau dia sudah resign gak ikut pak Haji lagi, mulanya Naila agak kecewa tapi karena Herlian dipanggil pak Arjuna direktur PT Rejo Makmur Sentosa …Nailapun tak jadi kecewa.
Naila : ” Ya sudahlah…mungkin lebih baik begini…”
Herlianpun pamit hendak memenuhi panggilan tersebut, sambil memeluk Herlian Naila berkata,: ” Hati-hati…kabari kalau mau pulang..”
Herlian : ” Iya mah…tentu…”. Herlian mencium kening Naila dan meminta doa semoga usahanya lancar dan dijawab Naila : ” Aamiin ”
Herlian naik ke atas pamit sama Andin dan Bayu.
Andin : ” Kok berangkat lagi pah…terus pulangnya kapan..?”
Herlian : ” Mungkin seminggu dah balik..”
Bayu : ” Bayu mau beli buku-buku pelajaran pah..?!”
Herlian : ” Papah tahu…tunggu papah ya….”
Bayu : ” Okey..”. Andin dan Bayu turun mengantar kepergian papahnya.
Herlian melaju ke arah Ungaran menemui pak Arjuna sebelum lewat tol dia sempat melihat kantor PT Rejo Makmur Sentosa di Pedurungan di sebelah kanannya.
Telepon dari pak Arjuna.
Arjuna : ” Pak Herlian sudah sampai mana…?”
Herlian : ” Masuk tol Gayamsari pak..”
Arjuna : ” Okey…ini sudah ditunggu pak pimpro…dilanjut pak saya tunggu…”.
Herlian : ” Iya pak trima kasih”. Kenapa begitu terburu-burunya pak Arjuna….semoga tak ada masalah lain yang mengganggu fikirannya tanya Herlian dalam hati.
Pertemuan di hotel Patra Jasa berjalan lancar, pak Ahmadi masuk kamar hotel sedangkan Herlian dan pak Arjuna kembali ke Ungaran di kediaman pak Arjuna.
Arjuna : ” Sesuai pembicaraan pak pimpro, kita ke Wonogiri untuk mengerjakan normalisaasi sungai, lanjut ke Jogja persiapan hotel Simpang Tiga, dan pembuatan jalan lingkar Solo, tapi kita akan ke Semarang dulu memperkenalkan staff di kantor, ohya istri dan anak-anak sekarang pulang ke Jember mengantar mertua saya umroh, tinggal mbok Siti yang menemani…kita tidur sekarang agar gak kesiangan selamat istirahat pak Herlian”
Herlian : ” Met istirahat pak Arjuna, sampai besok pagi”.
Jam setengah lima pagi sopir pak Arjuna sudah datang , mbok Siti membukakan pintu gerbang, Herlian yang sudah mandi mengintip lewat gorden terlihat pak Darmo turun dari Mobil Land Cruise 200, Herlian segera berpakaian dan keluar menemani pak Darmo.
Pak Darmo : ” Pak Herli…..met pagi…akhirnya disini sampeyan…?!”
Herlian : ” Pak Darmo met pagi juga…Iya pak saya sekarang di sini…”.
Pak Darmo : ” Rencana saya yang akan menemani menjadi sopir bapak dengan kendaraan ini….”.
Herlian : ” Terima kasih pak Darmo, yah beginilah saya lagi susah….”.
Pak Darmo : ” Kami sudah tahu pak dari mas Ponco bagian personalia, Kalau pak Herlian akan bernaung disini dan pak Haji merestuinya…”.
Herlian : ” Makasih pak Darmo…iya demikian kira-kira..”.
Herlian terharu atas kebaikan budi pak Haji yang mau mereferensikan dirinya pada pak Arjuna yang memang berharap Herlian ikut PT Rejo Makmur Sentosa, sambil minum teh hangat roti bakar buatan mbok Siti mereka bercerita apa saja yang ada di proyek termasuk Astuti.
Herlian : ” Sudahlah pak tak usah diceritakan masalah Astuti, dia perempuan yang tak tahu terima kasih dipelihara malah menekan istri saya…”
Pak Darmo : ” Inggih pak, maaf saya nglantur”. Pak Darmo memasukkan tas kopor pakaiannya pak Arjuna beserta sepatu dan sandal, Herlian juga mengeluarkan tas kopornya dan dibantu pak Darmo memasukkan ke Land Cruiser.
Pak Arjuna keluar dan menyuruh pak Darmo duduk dibelakang karena pak Arjuna ingin mengemudikan.
Pak Arjuna : ” Ayo pak Herli di duduk di depan ini mobil inventaris sampeyan mau di sertir sendiri apa sekalian pak Darmo biar sampeyan gak capek “.
Herlian : ” Monggo bapak , sekalian pak Darmo juga boleh…?!”
Pak Arjuna : ” Bagaimana pak Darmo siap ndampingi pak Herlian..?”
Pak Darmo : ” Inggih sumonggo nderek dawuh….” Pak Darmo sangat senang karena Herlian terkenal amat murah hati dan penderma. Pak Arjuna menyetir sambil menjelaskan cara kerja mobil Land Cruiser 200.
Pak Arjuna : ” Piye manteb gak…wis pasti nyaman dan buat ngebut dan jalan gak rata it’s okey ” Herlian amat senang dapat inventaris Land Cruiser 200 dan nanti mau mencobanya. Akhinya sampai juga di kantor PT Rejo Makmur Sentosa, Herlian diperkenalkan sama seluruh staff yang menyambutnya dengan gembira kehadirannya. Mas Ponco dalam meeting menjelaskan gaji serta vasilitas yang diperolehnya.
Herlian menatap kedepan penuh ceria dan nampak bersungguh- sungguh menjalani pekerjaannya, setelah cukup mereka berangkat ke Wonogiri dan gantian Herlian yang mengemudikannya sementara pak Darmo di belakang menikmati setirannya Herlian.
Pak Haji Yahya menelepon Herlian dan mengucapkan selamat sudah dapat pekerjaan yang lebih baik dari Pulung Manunggal perusahaannya dan tentu digaji lebih, pak Haji Yahya minta bicara sama pak Arjuna.
Pak Arjuna : ” Piye…ada apa brow….masih ngerjakan dimana sekarang…?”
Pak Haji Yahya : ” Penyelesaian proyek jalan tembus di Pemalang-Moga , jangan lupa proyek yang ada di Solo , jadikan untuk saya..?”
Pak Arjuna : ” Tentu…Ringrut kan..? beres…biar dihitung pak Herli dulu…sebagai penawaran insyaAllah sebulan lagi “.
Pak Haji Yahya : ” Okey saya tunggu kabarnya, tolong ke Herli lagi pak…”
Pak Yahya menyerahkan hape Herlian,
Herlian : ” Gih pripun pak Haji ..?”
Pak Haji : ” Jangan lupakan Pulung Manunggal ya…bantu saya bila keadaan sulit…marmo belum bisa saya lepaskan , sementara pak Arjuna memintamu untuk dipekerjakan ya saya mengalah saja demi proyek yang akan datang, omong-omong kamu dapat inventaris Land Cruiser…hebat kamu sebegitu besar harapannya padamu…ya sudah Lian met kerja dan lebih semangat..ohya salam dari Chris…”
Herlian : ” Terima kasih pak Haji Yahya masih mempercayai saya, saya akan tetap membantu bapak jika pak Arjuna mengijinkan dan salam buat Chris…..AssalamuAllaikum…”
Pak Haji Yahya : ” WaAllaikum salam….” telpon dimatikan pak Haji Yahya yang ternyata sahabat pak Arjuna.
Pak Arjuna : ” Dulu pak Haji Yahya dan saya satu angkatan, dia amat bijaksana dan tak mudah terkena issyu, sebenarnya ia sayang sama cara kerjamu yang selalu di issyukan yang tidak-tidak tentang proyek…..kalau wanita…biasalah orang proyek…istri harus molor..ha…ha…lagu lama ya gak pak Darmo…?”
Pak Darmo : ” Inggih…inggih…leres..” Semua tertawa dan memiliki cerita sendiri-sendiri tentang dunia wanita.