Kesetiaan Yang Ternoda episode 4

Kesuksesan Tiem Dampit Kembar Siam

Sudah seminggu Naila di Rumah Sakit, Naila wanita yang cerdas dan sangat mudah bergaul dia begitu akrab dengan tim operasi dampit kembar siam RSUP dr. Kariadi dan operasipun berjalan lancar berkat kerja sama yang baik. Bayi kembar siam Craniopagus dimana kepala saling menempel dan sudah di konfirmasi dengan keluarga yang menyetujui operasi tersebut. Bayi dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki itu amat sehat dan kuat, ibu bayi Candra (laki-laki) dan Amora (perempuan) amat berterima kasih pada Naila yang telah menemani dan memberi kekuatan sebagai perwakilan dari Puskesmas yang memberi rujukan sejak awal sampai melahirkan caesar ,serta berterima kasih kepada dr.Siswati yang telah merekomendasikan Naila mengurus riwayat pasien segala keperluannya sampai operasi berjalan baik serta data yang lengkap sehingga biaya ditanggung pemerintah seutuhnya.

Rasa haru dan bahagia Naila memeluk Partini sang ibu bayi dampit kembar siam ,

” Saya hanya menjalankan saja apa yang terbaik untuk ibu dan bayi saat itu dan hanya Tuhan yang menentukan kepastiannya”. Partini menangis karena kebaikan Naila bayinya selamat dan tak sedikitpun mengeluarkan biaya.
Naila pamit karena tugasnya memandu pasien sudah selesai pada pembubaran tiem bedah siam dan semua bersalaman atas kesuksesan operasi tersebut, semua crew menerima plakat logam dimana semua nama tertulis disitu termasuk NAILA sebagai pengolah data dan farmasi .

Penutupan itu begitu mengharukan Naila ketika menerima plakat logam dan tepuk tangan yang meriah dari tamu beserta undangan, mereka saling berbagi foto ada yang menangis dan tertawa bahkan saling berpelukan, sungguh hari ini tak terlupakan.

Naila menaiki suzuki esteem 2007 warna silver menuju rumah di kawasan Pedurungan sambil memandangi sertivikat serta plakat yang membuat dadanya bergemuruh bangga.

Telepon dari Herlian memecahkan kesunyian,

Naila          : ” Ya, hallo pah…”
Herlian     : ” Sampai dimana mah….papah belikan burung dara goreng ya…ni masih di Weleri ” sahut Herlian
Naila         : ” Makasih pah, mamah hampir sampai rumah…ini masih di bangjo Medoho “.
Herlian     : ” Oke mah …papah jalan lagi…see you….”. Herlian menutup telponya.
Naila tersenyum dalam hatinya berdoa semoga suaminya baik-baik saja, tiba-tiba seorang wanita menghentikan mobilnya dan terpaksa Naila turun dan mendekatinya yang ternyata Makno pembantu sebelah rumah yang meminta tolong Naila karena terhimpit hutang dan tak enak pada Ratemi pembantu Naila yang menemaninya cukup lama maka Makno mencegat di luar gang. Naila meminta Makno masuk mobil menceritakan maksudnya, dengan terbata-bata dan menangis Makno menceritakan kalau menantunya melahirkan dan harus dioperasi sementara uang tak ada. Naila diam sebentar lalu menjawabnya

Naila         : ” Makno mengapa kamu dan anakmu tak mempersiapkan sebelumnya keadaan ini…aku tak bisa meminjamkan uang sebesar itu…..” Naila meminta maaf karena tak bisa meminjamkan uang sebanyak itu.
Makno      : ” Bu Naila…maksudnya saya pinjam kekeurangannya saja….sebesar 3 juta…” dengan menangis Makno memohon kemurahan hati Naila, karena iba akhirnya Naila mengajak ke atm untuk mengambil uang.
Naila         : ” Makno kita ke atm dulu ya…untuk mengambil kekurangannya “, Naila putar balik menuju atm dan mulai mengantri ternyata ada salah seorang pengantri yang merupakan teman kuliahnya Salim itu namanya.

Naila agak menjauh karena pasti dia akan menyapanya untung Salim sudah masuk dan mengambil uang, Naila segera menutupi mukanya lebih rapat ketika Salim keluar hape Naila berbunyi dia tak sadar membuka penutup mukanya,

Bayu         : ” Iya hallo Bayu…iya sebentar lagi sampai…iya..iya…”. Salim memandangi Naila dan memeluknya…Naila kaget dan memandangi Salim……
Salim        : ” Naila…lama tak berjumpa…apa kabarmu…?” teriak Salim.

Naila kebingungan sementara mesin atm kosong Naila minta maaf dan mengajak masuk Makno lalu mulai bertransaksi. Salim menunggui Naila dan Naila tahu pasti , maka setelah uang diberikan ke Makno Naila menyuruh masuk ke mobil lebih dahulu.

Salim         : ” Naila…..” , panggil Salim sambil mendekatinya dan Naila menoleh ke arah suara tersebut, bingung dan berdiam diri sambil melihat jam tangannya berulang-ulang
Naila          : ” Saliim…aku amat terburu..jadi maaf ya kalau aku gak bisa lama-lama”, jawab Naila agak kaku.
Salim         : ” Baiklah…aku minta ponselmu saja bagaimana…masak ya kamu setega ini…” Salim mencoba menahan sebentar dan Naila memberikan kartu namanya sambil berpesan

Naila          : ” Tolong jangan telpon aku , cukup wa atau sms saja..ok”. Salim menyadari keadaannya karena sudah saling ber rumah tangga.

Naila pamit karena belum sampai rumah dan ditunggu anak-anak, Salim mempersilahkan Naila duluan dan Salim mengikutinya ternyata mobil yang ada di depannya itu milik Salim , sekilas terlihat Salim mengeluarkan kunci kontak mobilnya tapi Naila heran mengapa Salim masih menggunakan gantungan kunci Panda Winnie the pooh pemberiannya ?

Naila heran saja dasar edan batinnya ketawa sendiri.

Makno minta turun di jalan dan langsung menuju Rumah Sakit Panti Wiloso Citarum dan Naila menuju rumah.

Plakat dan sertifikat Ia turunkan dan mbok Ratemi ikut membantunya. Andin dan Bayu menyapanya ,
Naila        : ” Tumben kalian kompak…hayooo ada apa…?” Naila menanyakannya pada Andin dan Bayu dan dijawab Andin ,
Andin      : ” Mamah ada di sini…..” sambil Andin menunjukkan koran Wawasan. ”
Naila        : ” OOhhh…itu ..” Andin menerima koran tersebut dan membawanya masuk ia tak berani mendekati anaknya karena badannya kotor dan segera mandi.

Sambil mainan hape Andin dan Bayu menunggui mamanya
Naila membaca koran tersebut sampai tuntas dan tersenyum lalu menceritakan acara yang baru saja terjadi

Naila         : ” Ini penutupan operasi dampit kembar siam Candra dan Amora yang barusan mamah ikuti tadi apakah ada tang salah…?”
Andin        : ” Mamah kok pakai jas dokter..?
Bayu          : ” Kan mamah bukan dokter…?”
Naila          : ” Iya…itu hanya simbolis saja sebagai crew medis coba kamu amati jasnya gak sama kan..?
Andin        : ” OOh ya..ya….” Andin meneliti secara pasti dan merasa bangga mamahnya ada diantara mereka.

Naila menunjukkan plakat dan sertifikat tersebut Andin dan Bayu mencium mamahnya sembari mengucapkan selamat.

Naila         : ” tapi plakat dan sertifikat ini akan diserahkan ke Puskesmas Wonodri tempat kerja mamah..dan hanya foto ini yang ditinggal di rumah”.

Andin dan Bayu memeluk sekali lagi. Koran tersebut di simpan Andin sebagai kenangan untuk Naila atas kinerjanya.

Herlian merasa bingung sudah sampai Semarang tapi hatinya ingin ke Pemalang padahal dia sadar kalau itu salah dan akan menyakiti hati Naila.., hatinya tersayat-sayat menahan rindu pada Astuti .

Naila terbangun karena Lian mengigau memanggil-panggil Astuti, Naila mengambil air wudhu dan melakukan shollat tahajud dan mengadu pada Alloh tentang suaminya. Naila membiarkan suaminya mengigau sampai Herlian kaget sendiri dan terbangun dengar suara igauannya, dia melihat istrinya sedang shollat dengan penuh linangan air mata ketika berdoa …Herlian memeluk istrinya dan menangis tersedu-sedu.. memohon maaf dan meletakkan kepala dipangkuan Naila serta memeluknya.
Herlian      : ” Maafkan aku sayang….mengapa aku begitu sulit melupakan jahanam itu…padahal aku sudah tak menemuinya lagi…” tangis Herlian memohon ampunan istrinya.
Naila          : ” Meminta ampunlah pada Alloh, berjanjilah pada Alloh jangan pada aku…aku mudah kau tipu…dan akupun tak mampu menentangmu karena kau penuh amarah “, jawab Naila sambil sesenggukan.
Herlian      : ” Aku sudah berusaha….mah…maafkan aku sayang…” Lian begitu menghiba sambil memegangi kepalanya yang mulai kesakitan.

Dimas mendengar teriakan Herlian langsung mengetuk pintu dan membangunkan mbok Ratemi menuju kamar Herlian dan mengetuknya

Dimas        : ” Pak Lian..pak Lian….pak…pak..” Dengan masih menggunakan mukena Naila membukakan pintu dan meminta Dimas menuntun Herlian di ruang keluarga.
Naila          : ” Apa yang dilakukan bapak hari ini Dimas..?” Naila marah pada Dimas karena dianggap mempermainkan suaminya.
Dimas        : ” Tadi berkelahi sama mbak Astuti, dan mbak Astuti mengancam bapak..” suara Dimas ketakutan pada Naila.
Naila          : ” Katanya kamu orang pinter..kenapa kalah dengan seorang PK ( istilah Pemandu Karaoke )”. , bentak Naila
Dimas        : ” Astuti dukunnya banyak kok buuk..” Dimas mencoba ngeles
Naila          : ” Weeh..dukun apaan…wis gini saja bapak diajak shollat tahajud bersama biar setan lari menjauh….jangan dukun saja yang kau junjung tinggi itu syirik tahu…” Dimas ketakutan dan menurut kata Naila lalu Herlian dipaksa shollat di kamar Dimas sedangkan Angga mendengkur mengikuti mimpinya.

Herlian tak berani tidur sama istrinya dan memilih tidur di sofa kamar tamu, Naila membaca ayat kursi berulang-ulang sampai tertidur .

Naila melihat suaminya berlari-lari tangannya di tarik Astuti melewati jurang yang terjal…Naila menangis ingin menarik tangan suaminya tapi awan gelap menutupi pandangannya dan Nailapun terjaga , Astaghfirullah….pah…engkau sudah terlalu dalam bergaul dengan Astuti begitu teriah hati Naila . Pedih hatinya….memikirkan suami yang salah jalan…jika diberi nasihat malah pura-pura tak tahu dan amarah akan meledak bila tak terima dan meninggalkan Naila sendiri, tiap kali pulang hanya amarah yang diberikan.

Andin diganggu belajarnya dengan sms yang semrawut dan teror telepon berganti-ganti nomor dan Andinpun melaporkan pada Naila. Nomornya terlacak Naila karena ada nomornya Astuti. Naila membelikan nomor baru untuk Andin jaga-jaga saja , dan melarang menghubungi pakai nomor lama….nomor yang tak dikenalnya diberi nada sambung woody speancer sehingga akan tertawa bila mendengarnya.

Jelang ujian ini Andin begitu terganggu tapi kini malah ia tertawa terbahak-bahak bila digangguin ada tujuh nomor yang bergantian mengganggunya dan malah sengaja di aktikan karena bisa membuat tertawa kegelian.


Kesetiaan Yang Ternoda

Kesetiaan Yang Ternoda

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2020 Native Language: Indonesia
Naila belum bisa tidur meski hari menjelang subuh, wajah HarLian suaminya mengganggu terus. Dua hari berturut-turut hapenya gak diangkat padahal posisi masuk ...ingin ia menelepon Cris sahabat Lian menanyakan keberadaan suaminya tapi Naila mengurungkannya karena tak enak menanyakan masalah rumah tangganya pada Cris yang masih bujangan. Naila dan Lian sudah 25 tahun berumah tangga saat ini Naila berusia 45tahun dan Lian suaminya berumur 50 tahun selisih 5 tahun tak kelihatan perbedaannya dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Perlahan air matanya mengalir suara adzan subuh memaksa Naila berwudhu dan melakukan shollat subuh. Air matanya tumpah ruah Naila mengadu pada Tuhannya memohon agar suaminya selalu dilndungiNya. Naila hendak membaca Alquran tapi hapenya berdering .... dari mana ? Naila tak mengenalnya . Berkali-kali hape berdering ...Ia biarkan, Naila baru sadar jangan-jangan itu suaminya..mungkin hapenya hilang dan ganti baru maka Nailapun mengangkatnya, tapi apa yang terjadi..? Naila mendapatkan suara lengkingan ketawa wanita dan mengejeknya..."Dasar wanita bodoh ...tolol...tak bisa melayani suami dengan baik...! ha..ha...ha...tolol..." . Naila mematikan hapenya dengan gemetaran. Masih menggunakan mukena Naila mengadu lagi pada Tuhannya " Ya Allah....cobaan apakah yang Engkau berikan padaku..mengapa hatiku terasa tak enak sekali ...tolonglah hambaMu Ya Allah..". Naila menutup doanya dan memberesi kamar tidur karena anak perempuannya akan segera sekolah. Naila menuju dapur mempersiapkan sarapan dibantu Ratemi yang sudah membuat nasi goreng. " Selamat pagi ibuk Naila , susu sudah hangat dan bisa segera diminum " " Terima kasih mbok Ratemi, Andin sudah bangun ?.......

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset