Kesetiaan Yang Ternoda episode 6

Naila di jampi-jampi

Naila yang tertidur di sofa sepulang kerja dan disampingnya ada Herlian yang sedang mengecek hapenya.

Herlian            : ” Mah…siapa ini Salim..? sudah berulang kali menelepon WA kamu, eh kamu malah tertidur di sofa”.

Naila                : ” Mas sendiri sampai rumah gak mbangunin aku….aku rasanya capek banget sehabis mandi tadi …”

Herlian            : ” Lo…aku ini baru sampai …tu Dimas masih mengobrol sama Angga dan nurunin barang-barang”.  Mbok Ratemi memasukkan tas dan oleh-oleh , sejenak Naila tersadar tapi tertidur lagi. Hape Naila berbunyi lagi ternyata berulang kali nomor aneh itu menelepon Naila dan setelah di cek ternyata hape Astutik. Herlian amat geram. Perempuan laknat itu selalu mengganggu istriku.Herlian mencoba mengecek nomor yang tak terjawab dan dicocokkan dengan nomor yang pernah dimiliki Astuti, betul ternyata semua milik Astuti.

Dimas sedang menerima telfon dari seseorang dan mengancamnya kalau Herlian tak mengirimkan uang 75 juta  maka istrinya akan dibinasakan. Dimas memaksa Herlian untuk mengirimkan uang ke Astutik. Tapi Herlian gak ada uang karena uang sudah ditransfer ke rekening pak Haji . Herlian di telepon Pak Haji dan disuruh berangkat lagi ke kantor Semarang lalu menuju Pekalongan karena ada komplain pekerjaan. Herlian terpaksa pamit lagi pada istrinya berangkat luar kota diantar Dimas.

Dimas mendapat telepon dari Astutik dan disuruh menyalakan speakernya oleh Herlian

Astutik            : ” He goblok…kenapa Lian tak menstransfer uang ke aku..?” Herlian jengkel banget betapa ‘gak menghargainya Astutik , di depannya sayang-sayang memanggilnya

Dimas              : ” La bapak uangnya habis…kok mbak…?”

Astutik             : ” Katamu sudah cair yang 2Milyar itu “. Herlian heran dan kaget untuk apa Dimas crita uang perusahaan pada Astutik..?

Dimas              : ” Ya kan uang miliknya pak Haji ya di berikan pak Haji to mbak, sekarang pak Lian gak punya duet..”

Astutik             : ” Dasar mulut busuk, dak bisa dipercaya omongannya ….tunggu saja istrinya akan aku kerjain….” lalu hape dimatikan.

Herlian khawatir istrinya dijampi-jampi oleh Astutik dan menelepon Naila tapi hape Naila dimatikan karena amat sibuk dan tak mau diganggu pelakor. Herlian tetep tak mau mengirim Astutik uang lagi Herlian merasa dipermainkan Dimas dan Astutik.

Herlian            : ” Bisa-bisanya kamu memberikan info tiap uang yang masuk pada Astutik, kamu sekongkolan ya…

Dimas              : ” Habisnya bapak selalu menyuruh nyampaikan ke mbak Astutik ya saya gak sengaja mbocorin karena didesak dan diguna-gunain , saya tak kuat pak..?!”

Herlian           : ” Gini saja Mas aku putusin kerja kamu karena menambah rumit permasalahanmu yang mengganggu keluargaku ”

Dimas             : ” Saya gak papa pak tapi bapak harus mengganti pekerjaan saya dengan pekerjaan yang lain “.

Herlian          : ” Ya…aku akan cari tempat yang lain untuk kamu “.

Herlian akan mengakhiri hubungannya dengan Astutik karena kasihan istrinya amat menderita dan  Andinpun kena imbasnya pula. Astutik menelepon  Herlian tapi tak diangkatnya dan membuat Astuti marah lalu ia berniat menjampi- jampi Naila.

Sepulang kerja Naila merasa perutnya seperti di aduk ,  mau muntah ususnya serasa  membesar dan melilit-lilit.

Mbok Ratemi disuruh menyiapkan air panas yang dimasukkan ke dalam botol lalu Naila menekan perutnya dengan botol panas tadi sambil berdoa, Naila hanya menyebut asma Allah dan bersholawat tak ada fikiran yang lain selain Allah. Keringatnya  keluar membasahi tubuh Naila dan mengalir di handuk yang diambilkan mbok Ratemi.

Sekuat tenaga Naila menekan perutnya dengan botol panas. Mbok Ratemi meminta Angga menyembuhkan Naila tapi Angga tak mampu dan tak tahu apa-apa, mbok Ratemi menangis memeluk Naila….Naila meronta menahan sakit perutnya….Ia mengerang kesakitan..sambil menyebut asma Allah., keringat dingin bercucuran seluruh tubuhnya…. Bayu berlari turun menemui mamahnya, Andin yang baru pulang dari sekolah kaget mendengar erangan mamahnya dan menarik bayu menuju kamarnya.

Bayu               : ” Kak ..mamah kak….mamah kenapa kak…? ” Bayu menangis ingin melihat mamahnya .

Andin             : ” Mamah pasti bisa menyelesaikan penyakitnya…percayalah…Mamah bisa membaca keadaan tubuhnya dan bisa mengobatinya, mamah juga rajin berdoa. Percayalah mamah akan sehat kembali  “. Andin dan Bayu sholat meminta kesembuhan buat mamahnya lalu menelepon Herlian papahnya yang  sudah sampai  di kantor Semarang.

Naila berdoa dan menahan sakit dari masuk rumah  sampai waktu terdengar azan Ashar Naila baru tersadar dari rasa sakit disekeliling penuh handuk yang sudah basah. Naila bangun dan segera sholat Ashar, ia mengadu pada Tuhannya tentang penyakitnya. Andin dan Bayu memeluk mamahnya ketika selesai sholat dan menangis melihat kejadian tadi.

Andin            : ” Mah, apa yang mamah rasahan tadi siang…?”

Naila             : ” Mamah sudah tak merasakan sakitnya tadi…mamah lupa rasanya seperti apa tadi”.

Andin           : ” Betul…?” Andin memeluk mamahnya.

Naila             : ” Sekarang mamah baik-baik saja.. dan lapar…” Naila dan anak-anaknya  berada diruang makan menanti Herlian yang membelikan sate ayam kesukaan Naila.

Bayu             : ” Mamah pucat sekali tadi menahan sakit…, Bayu takut mamah seperti tadi…perut mamah di tekan sama botol panas sambil berdoa….Bayu khawatir apakah mamah baik-baik saja perutnya..?” Naila mengajak Andin masuk kamar dan memperlihatkan perutnya yang mulus tanpa cacat dan menutup bagian pinggang ke bawah lalu Andin memanggil Bayu untuk menyaksikan

Bayu             : ” Aneh…tadi Bayu kira ada luka diperut mamah…aneh ya kak…perut mamah baik-baik saja Alhamdulillah”.

Naila            : ” Sekarang kalian percaya kan mamah sehat..?!” Andin dan Bayu baru percaya setelah melihat sendiri lalu mereka kembali ke ruang makan karena papahnya sudah datang, mbok Ratemi menata sate ayam . Angga dan Dimas makan di teras sambil ngobrol dan menambah nasinya

Astutik terpental dan mengenai ibunya yang klenger karena di hantam tubuh Astutik anaknya. Bu Slamet yang tinggal ikut Astutik karena merawat anak-anak Astutik. Ibu Astutik seorang dukun yang jahat selalu menjampi-jampi Herlian agar tunduk pada Astutik. Akibat hantaman tubuh Astutik membuat ibunya pingsan . Bu Slamet terpental menatap pintu dan tertindih Astutik. Bu Slamet kepalanya berdarah dan terjadi gegar otak

Astutik gagal menjampi-jampi Naila yang kuat agamanya, boneka dari padi yang diikat perutnya tiba-tiba hilang Astutik mencarinya tapi tak ketemu akhirnya Iapun menyerah dan membawa ibunya  ke rumah sakit UmumPemalang.

Astutik menghubungi Dimas agar Herlian mau membantu pengobatan ibunya tapi Dimas malah marah karena ulah Astutik Dimas dipecat Herlian.

Astutik        : ” Tolong sampaikan ayang Lian, aku mohon bantuannya untuk mengobati ibukku…”

Dimas         : ” La gimana nyampaikannya …. aku ini juga bingung, gara-gara sampeyan ngomong tak sopan dan menghina pak Lian aku juga disuruh pulang besok pagi mbak, maaf mbak aku ra biso bantu sampeyan meneh aku bali ndeso…”. Dimas mematikan hapenya, Angga mendengarkan pembicaraan Dimas dan Astutik.

Angga         : ” Lo…kok mas Dimas malah temenan sama mbak Astutik, kan dia yang mau mencelakakan tante Naila…dan mas Dimas juga membantu yang menbantu om Herlian berselingkuh sama Astutik…jangan begitu mas kasian om Lian ditipu pelakor terus juga tante Naila beberapa kali sakit, untung Tante Naila bisa mengobati dirinya sendiri…coba kalau orang lain sudah ambruk dikirimi santet..”.

Dimas         : ” ‘Gak gitu ‘Ga…. aku ini yang selalu diperintah boss..jadi aku harus nyampaikan pesan-pesan baik mbak Astutik maupun pak Lian, bukan aku temenan sama Astutik..salah kamu..aku sendiri kalau tidak nuruti mbak Astutik malah dijampi-jampi gitu lo ya…?!” Dimas menjelaskan

Angga         : ” Ganti saja nomormu….kan aman…terus mas Dimas jadi keluar kerja sini…?”

Dimas         : ” Nunggu pak Lian saja…’dak tahu aku…”.

Dimas pamit sama mbok Ratemi kalau mau membeli pulsa padahal mau beli nomor baru, Astutik menelepon berulang-ulang karena hape Dimas dimatikan dan terlihat di kontak hape karena tak disimpan di SIMCART  tapi di hape. Dimas bertemu Herlian dan Naila yang baru pulang dari saudaranya ketika mau keluar beli pulsa dan diminta balik karena sudah dibelikan nomor baru. Dimaspun menurut dan balik pulang.

Herlian mendapat telepon dari pak Haji

Pak Haji      : ” Pak Herli besok kita ke Solo jam 5 pagi survey lokasi, ajak sekalian Dimas karena Bambang lagi ada keperluan dengan istrinya jadi yang nyetir Dimas saja”.

Herlian        : ” Siap pak Bos…”. Herlian memerintahkan Dimas besok pagi ke Solo biar istirahat. Dimas senang sekali karena Bos Lian masih membutuhkannya dan mengajak Angga untuk tidur.


Kesetiaan Yang Ternoda

Kesetiaan Yang Ternoda

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2020 Native Language: Indonesia
Naila belum bisa tidur meski hari menjelang subuh, wajah HarLian suaminya mengganggu terus. Dua hari berturut-turut hapenya gak diangkat padahal posisi masuk ...ingin ia menelepon Cris sahabat Lian menanyakan keberadaan suaminya tapi Naila mengurungkannya karena tak enak menanyakan masalah rumah tangganya pada Cris yang masih bujangan. Naila dan Lian sudah 25 tahun berumah tangga saat ini Naila berusia 45tahun dan Lian suaminya berumur 50 tahun selisih 5 tahun tak kelihatan perbedaannya dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Perlahan air matanya mengalir suara adzan subuh memaksa Naila berwudhu dan melakukan shollat subuh. Air matanya tumpah ruah Naila mengadu pada Tuhannya memohon agar suaminya selalu dilndungiNya. Naila hendak membaca Alquran tapi hapenya berdering .... dari mana ? Naila tak mengenalnya . Berkali-kali hape berdering ...Ia biarkan, Naila baru sadar jangan-jangan itu suaminya..mungkin hapenya hilang dan ganti baru maka Nailapun mengangkatnya, tapi apa yang terjadi..? Naila mendapatkan suara lengkingan ketawa wanita dan mengejeknya..."Dasar wanita bodoh ...tolol...tak bisa melayani suami dengan baik...! ha..ha...ha...tolol..." . Naila mematikan hapenya dengan gemetaran. Masih menggunakan mukena Naila mengadu lagi pada Tuhannya " Ya Allah....cobaan apakah yang Engkau berikan padaku..mengapa hatiku terasa tak enak sekali ...tolonglah hambaMu Ya Allah..". Naila menutup doanya dan memberesi kamar tidur karena anak perempuannya akan segera sekolah. Naila menuju dapur mempersiapkan sarapan dibantu Ratemi yang sudah membuat nasi goreng. " Selamat pagi ibuk Naila , susu sudah hangat dan bisa segera diminum " " Terima kasih mbok Ratemi, Andin sudah bangun ?.......

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset