Kisah Hidupku episode 24

Bagian 24 Bertemu Bapak

Selepas Isya…. Aku masih berdiam diri di kamar, sengaja tidak ke warung untuk makan malam. Tahun itu sedang happening diet yang diperkenalkan oleh salah seorang mentalist yang kini jadi host di salah satu program tivi swasta. Diet itu ternyata membantuku, sebenarnya aku bisa saja puasa Daud untuk menurunkan berat badan yang melonjak drastis. Selama dua tahun aku berpacaran jarak jauh dengan Eni dan menghentikan kebiasaan merokok, berat badanku naik dari yang awalnya 50 kilogram menjadi 72 kilogram. Selama aku mengikuti diet, berdasarkan ebook yang aku baca. Telah sukses menurunkan berat badanku sebanyak 12 kilogram dalam kurun waktu sembilan minggu.

Alur cerita ini terjadi saat aku masih berkasih mesra dengan Eni. Aku masih sibuk menyatukan kepingan demi kepingan akta kelahiran asliku yang telah terkoyak. Aku sendiri memiliki dua akta, satu akta dengan nama bapak asliku dan satu lagi dengan nama Papaku dan kesemuanya itu menerangkan bahwa aku anak yamg sah dari pasangan yang tertera di Akta kelahiran. Jika kalian bertanya kenapa bisa???…. Mungkin karna “power yang dimiliki oleh Alm. Eyang Kakung dari mamaku???…. Hanya sedikit yang aku tahu tentang Eyang kakung dari mamaku. Setahuku jasa, beliau adalah salah satu petinggi negara yang turun tangan langsung membasmi para antek partai penyebab gerakan 30 September tahun 1965 di kota Gadis.

Akta yang terkoyak itu ada dua, satu akta dengan nama asliku dan bapak yang berbeda dan satu lagi akta kelahiran adik pertamaku dengan nama papa yang sekarang serta di kedua akta kelahiran tersebut dijelaskan kalo aku dan adik pertamaku adalah sama-sama anak pertama. Apakah perlu aku mencari bapak kandungku??? Ada perasaan bimbang kala itu. Jika aku bertemu dan tak diakui, bagiku tak masalah. Akan tetapi yang jadi masalah, jika aku kedatanganku malah merusak keharmonisan rumah tangga bapakku sekarang. Berhari- hari aku larut dalam kebimbangan itu dan akhirnya kutekadkan niat untuk bertemu dengan bapak kandungku. Apa pun yang terjadi setelah itu?? Aku siap dengan segala konsekuensinya. Agar lebih tenang hatiku, sengaja kusempatkan di sepertiga malam untuk diberikan petunjuk oleh ALLAH SWT.

Langkah awal, aku mencari nama bapak kandungku di kolom pencarian Google. Ternyata…. Cukup tenar juga bapakku ini, beliau pernah menjabat sebagai salah satu anggota dewan daerah di pulau yang sama dengan yang aku tempati. Setelah itu, aku coba untuk mencarinya di Facebook dan lagi-lagi….. Bapakku ini punya akun FB tapi sudah lama tak aktiv. Maaf mengganggu….. Saya sedang mencari tahu keberadaan bapak kandung saya. Kebetulan nama bapak anda sama dengan nama bapak saya. Mungkin anda bisa membantu saya untuk memberikan informasi dimana bapak kandung saya??? Sengaja, aku kirim pesan via FB ke anak-anak bapakku yang sekarang. Kebetulan nama yang sama, tak serta merta langsung memvonis kalo beliau bapak saya. Apalagi di Bali ini kesamaan nama sangat bisa terjadi.

Akhirnya…. Saat itu, aku harus kunjungan kerja keluar kota dan kota yang dituju adalah kota dimana bapak kandungku tinggal. Kebetulan saat itu aku kunjungan kerja bersama dengan Ibu Made. Setelah menunggu sekian lama, aku dapat balasan pesan. Jika beliau memang benar bapakku dan aku diminta bertemu dengan beliau. Bapak kandungku ternyata orang berkasta tinggi, aku tak gentar…. Jika hanya status sosial. Orang yang pertama kuberitahukan keinginanku adalah Mbok/ibu Made, saat itu aku berpikir kalo Mbok Made tidak akan setuju dengan usulku bila ingin bertemu bapak kandungku. Ternyata perkiraanku meleset kawan, gayung pun bersambut…. Mbok Made malah mendukungku untuk bertemu dengan bapak kandungku, bahkan Mbok Made juga penasaran dengan bapak kandungku dan juga keluarganya yang sekarang.

Sesampainya di kota itu, segera secepatnya kuselesaikan semua tugasku dan tengah hari kami sudah beres dengan semua kerjaan. Selepas malam siang, kami istirahat sebentar dan sembari pulang akan mampir ke rumah bapak kandungku. Bertanya dan bertanya pada orang-orang di dekat tempat beliau tinggal. Akhirnya…. Setitik harapan terlihat, ada salah satu penduduk yang mengatakan pada kami “coba mas nya kesana ( sambil nunjuk arah jalan )….. Disana yang tinggal kebanyakan orang berkasta”. Saat mobil kami berhenti di depan rumah seorang warga dengan niat menanyakan dimana rumah atas nama Bapak***** Ternyata!!!! Rumah itulah rumah bapak kandungku. Segera saja, anggota keluarga yang ada di rumah itu pada berdatangan menyambutku. “Anak yang hilang sudah pulang”…. Kata salah satu anggota keluarga yang ada disitu.
Kami disambut cukup hangat saat itu, namun kejadian sedikit tak mengenakkan saat Ibu Tiri menanyakan padaku.
Ibu Tiri: jadi…. Nak kesini tujuannya apa??
Saya: saya hanya ingin tahu bapak kandung saya ini seperti apa???
Ibu Tiri: sekarang…. Kamu sudah tahu keadaan bapakmu seperti apa
Saya: (sambil melihat beliau terduduk di kursi roda, terkena penyakit stroke) iya Ibu…. Saya sudah lihat bapaka kandung saya sekarang dan bagaimana kondisinya
Ibu Tiri: Nak Santoso sekarang kerja dimana??
Saya: saya bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak dibidang alat kesehatan Bu…. Saya juga masih dalam tahap menyelesaikan kuliah saya, Bu….

Lalu…. Tak berapa lama, kakak kandung bapakku datang. Beliau ini orangnya ramah dan memperkenalkan dirinya padaku. Diceritakanlah padaku bahwa saat mamaku mengandung aku, ada wanita lain yang datang dan mengaku mengandung anak hasil perbuatannya. Karna awalan kedua nama wanita itu sama, bapakku bingung kala itu. Apalagi di jaman itu adat masih kental, jadi bapakku lebih memilih istrinya yang sekarang. Namun sayangnya, anak pertama dari istrinya yang skrg meninggal jadi anak berikutnya diberi nama urutan anak kedua. Kemudian, saat aku lahir eyang kakung dan eyang putri beserta keluarga lain dan ajudannya datang ke rumah bapakku untuk meminta pertanggung jawabannya, yaaa… Sempat dikatakan hampir baku tembak saat itu. Tapi akhirnya dapat diselesaikan dengan kekeluargaan hingga terbitlah akta kelahiranku.

Demi menghargai mereka, saat itu aku aku sengaja diam saja. Tujuanku adalah bertemu dengan bapak kandung dan biarkan mereka menjelaskan pendapat mereka. Walau bagiku ada beberapa kebohongan???dan kejanggalan yang diucapkan. Kebeneran asli kelahiranku dan juga status mamaku saat itu….hanya bapakku yang tahu, sayang beliau terkena stroke hingga lumpuh dan tak dapat bicara.
Kakak Bapak: nak…. Santoso setelah mendengar penjelasan kami gimana??
Saya: Terima kasih Pak…. Sudah dijelaskan secara rinci dan runut
Kakak Bapak: Nak…. Santoso sekarang kerja??
Saya: iya Pak, saya kerja sambil kuliah
Kakak bapak: kuliah dimana dan ambil jurusan apa??
Saya: Udayana ambil jurusan Hukum.
Kakak Bapak: lhaa….. Sama dong dengan bapakmu, dia juga lulusan hukum dan terakhir berkiprah di dunia politik. Nggak mau ikut jejak bapakmu?? Atau kamu mau jadi PNS?? Gampang itu nanti saya yang bantu….
Saya: nggak pak…. Saya sudah merasa cukup dengan pekerjaan saya sekarang, lagipula saya tak pandai berpolitik.
Kakak Bapak: sekarang kuliah semester berapa???
Saya: semester akhir dan sudah mulai pengajuan skripsi, namun ada beberapa mata kuliah yang sengaja saya ulang. Agar IPK saya lebih tinggi lagi.

Ibu Tiri: jadi kamu kesini minta dibantu biaya kuliah??….
Saya: (agak panas kuping saya sebenarnya mendengar tapi berusaha tenang) tidak Bu!!! Saya kuliah bisa membiayai kuliah saya dengan biaya sendiri.
Ibu Tiri: terus kesini itu…. Kamu mau dibantu apa??? Mungkin kami bisa bantu???
Saya: tak perlu Bu, Saya hanya ingin tahu bapak kandung saya dan saya sudah bertemu sekarang.
Ibu Tiri: iya…. Bapakmu begini keadaannya sekarang, saya selalu merawatnya sampai saat ini.
Kakak Bapak: iya Nak, kondisi bapakmu begini keadaannya…. Mau gimana lagi?? Namanya juga cobaan dari yang Maha Kuasa. Bapakmu, mudanya dulu nakal suka main perempuan. Semoga nak Santoso ndak seperti bapaknya….
Saya: iya Pak, saya tahu itu…. Lagipula saya sudah tahu bapak saya dan melihat serta bertemu secara langsung, sudah lebih dari cukup bagi Saya.

Kakak Bapak: bapakmu punya rumah di denpasar, ini adek-adekmu yang menempati. Kalo mau?? Kamu bisa tinggal disana!!! Itu kan ada hak kamu disana.
Saya: tidak usah Pak, saya malah merepotkan. Lagipula saya terbiasa hidup sendiri, jadi lebih memilih kost
Kakak Bapak: yaa…. Daripada kost kan lebih enak tinggal di rumah. Itu kan rumah kamu juga.
Kakak bapak: ya sudah kalo itu kemauan kamu, tapi jika suatu saat ingin pulang ke rumah. Datanglah…. Karna itu juga rumahmu.
Saya: terima kasih Pak.

Kemudian obrolan ringan berlanjut agar semakin akrab dan mencairkan suasana. Tanpa terasa, jam tanganku sudah menunjukkan pukul enam sore. Sudah saatnya pamit pulang, walaupun ditawari menginap. Sengajaku tolak, karna esok hari aku kerja dan ada kunjungan ke kota lainjya juga. Aku dan Bu Made pun berpamitan, tak lupa pula. Kami dibawakan oleh-oleh buah banyak macam. Hanya kata terima kasih yang mampu kuberikan. Diperjalanan pun bu Made mulai bercerita tentang pertemuan tadi padaku.

Bu Made: wuiiihhh…. Hebat kamu, bapakmu orang penting ternyata. Malah ditawari jadi PNS tuch, emang kamu nggak mau???
Saya: nggaklah mbok, saya ini lebih suka pekerjaan saya sekarang. Lagipula bagi saya. Sepertinya pekerjaan PNS itu menjemukan??
Bu Made: lhoo…. Udah ditawari kesempatan masa nggak mau??? Beneran nie??? Ntar nyesel lho ( dengan nada becanda padaku)
Saya: nggaklah…. Saya lebih suka hidup seperti ini. Walaupun hidup saya lebih sering susahnya daripada senangnya hehehehehe……
Bu Made: eehhh…. Aku mau tanya nie, kamu lahir tahun berapa?? Kok aku merasa ada yang janggal ya??

Saya: saya lahir di akhir tahun 198* emang kenapa mbok??
Bu Made: Gini…. Kalo kamu lahir di tahun itu dan ibu tirimu yang hamil saat itu mengatakan kalo anaknya meninggal beberapa bulan setelah lahir. Brarti kesannya….. Bapakmu nikah duluan dengan Istrinya yang sekarang dan Ibumu datang setelah itu minta tanggung jawab dong!!!
Saya: gini mbok (sambil buka fb dan liat profil ibu tiri saya) disini tertulis menikah pada tahun 1987 bulan **** dan anak perempuannya lahir bulan *********. Jadi…. Agak nggak masuk bagi saya. Jika anak kedua Ibu tiri saya ini lahir, berarti jaraknya terlalu dekat dengan saya. Kalo benar anak pertamanya lahir dan meninggal maka tidak cocok dengan bulan dimana mereka menikah. (Sambil menyodorkan hape ke Bu Made)

Bu Made: benar juga analisamu…. Tidak cocok jika disamakan dengan tanggal pernikahan mereka dan juga tanggal kelahiran adik tiri perempuanmu
Saya: Naahhh…. Itu dia Mbok, makanya saya tadi sengaja diam saja. Saya ingin tahu penjelasan mereka. Ingin menyocokkan dengan analisa saya.
Bu Made: kalo dipikir-pikir ya…. Bali ini kan masih sistem kasta. Contohnya gini aja ya…..
Jika ada seorang lelaki menikah punya anak pertama. Maka pasti ada nama bali urutan pertama di nama anak tersebut. Katakanlah anak pertama Putu. Lalu ternyata lelaki ini menikah lagi dengan wanita lain, maka anak pertama dari istri berikutnya tidak akan menyandang nama bali Putu , tapi akan menggunakan nama Made.
Jadi jika diurut berdasarkan urutan nama anak di Bali. Maka yang dapat nama awalan Putu adalah kamu.

Saya: Naahh…. Itu Bu Made tahu gitu!!!
Bu Made: ya, aku kan menyimpulkan dari keterangan mereka dan dari keteranganmu juga. Maka jika dilihtat dari urutan nama anak di Bali, tentu analisamu yang benar. Dimana saat itu, mungkin?? Ya ini mungkin lho???!!!!…. Ibumu sudah menikah dengan bapakmu, entah saat Ibumu sedang mengandung kamu atau setelah kamu lahir datang perempuan lain mengaku dihamili bapakmu.
Saya: yang jelas jawaban aslinya hanya bapak kandung saya yang bisa menjelaskan, itu juga kalo dikatakan sebenar-benarnya.
Setelah itu, diperjalanan kami terjebak macet parah. Hingga akhirnya, aku baru sampai kost hampir tengah malam. Selama di perjalanan pulang, keluarga bapakku beberapa kali SMS, menanyakan kabar sudah sampai dimana perjalanan pulangnya dan kujawab sedang terjebak macet saat itu.

Maaf sebelumnya, aku ceritakan ini semua. Bukan untuk pembelaan diriku, tetapi menyocokkan saja antara penjelasan keluarga bapak saya dengan analisa data yang saya dapatkan. Sekali lagi saya mohon maaf, tak ada maksud sedikit pun untuk melukai perasaan keluarga bapak saya. Apa pun yang telah terjadi, biarlah terjadi…. Karna semua itu bisa terjadi tentu sudah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.


Kisah Hidupku

Kisah Hidupku

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Semasa kecil pasti punya yang namanya teman khayalan, entah itu sekedar khayalan atau memang makhluk tak kasat mata yang berkawan dengan kita kala itu sebagai teman bermain.saya juga memiliki kawan khayalan semasa kecil yang ternyata setelah saya ketahui "DIA" adalah mahkluk gaib dan juga beberapa pengalaman gaib yang saya alami hingga saat ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset