Kegiatan pagi di kostku mulai berdenyut saat pukul tujuh pagi. Dimana masing-masing dari kami terbangun dan mulai beraktivitas, ada yang sibuk membersihkan dan memandikan burung kicau kesayangannya, padahal pemiliknya saja masih belekan belum mandi. Ada juga yang sibuk membersihkan gerobak jualan mereka sebelum berangkat. Entah kenapa?? Sedari pagi firasatku agak tak enak. Aku merasa harus lebih mawas diri hari ini. Agar lebih berhati-hati bertindak hari ini. Apalagi menurut penganut kejawen, kalo rabu ini adalah hari rabu terakhir atau rabu wekasan di tahun ini. Kalo saya pribadi sich tak mempedulikan seperti itu, karna semua hari diciptakan baik. Tidak ada namanya hari dan tanggal yang membawa kesialan. Tapi aku menghormati mereka yang mempercayainya. Apalagi menurut orang jawa pergantian hari dimulai setelah sandi kala berganti menjadi malam.
Pagi ini kupacu motor bebek bututku dengan santai, walaupun jalan sepi. Hari ini aku tak terpacu untuk melajukan kendaraanku dengan kencang. Kegiatanku seperti biasa, sembari berangkat kerja, tentunya mampir ke percetakan dulu. Mengambil hasil stiker yang telah diprint. Sesampainya aku di lapak, segera kubuka stiker yang telah kuambil tadi. Aku cek dan foto terlebih dahul sebagai arsip dan melihat apakah ada yang rusak hasil cetaknya.
Setelah itu, segera kugulung dan memasukkan kedalam paralon untuk segera kukirim ke kondumen melalui jasa expedisi. Setelah urusan kirim barang selesai, kunyalakan sebatang rokok mild kesukaanku sembari mendengarkan lagu dari komputer. Pemanasan sebelum memulai input produk ke toko online. Cukup banyak yang harus kuinput, jika ditotal tak mungkin cukup waktu sehari untuk menyelesaikannya. Terlebih lagi tiga toko online yang harus kuurus. Anggap saja ada seratus item yang harus aku input otomatis kalikan tiga saja jadi tiga ratus yang harus kumasukkan kedalam toko online tersebut.
Tak terasa, malam telah menyapaku dan segera kuselesaikan tugasku hari ini serta akan dilanjutkan besok. Seperti biasanya, aku harus mengembalikan kunci lapak ke boss sebelum pulang ke kost. Seperti pagi tadi, jalanan By Pass terbilang sudah sepi. Ditambah lagi underpass bundaran bandara sudah jadi. Maka akan lebih cepat dan tentunya tidak macet seperti dulu lagi di jalan. Kulajukan sepeda motorku dengan santai hingga sampailah aku di jalan Mahendradata yang ada rumah sakit swasta tersebut.
Saat akan melewati jalan depan rumah sakit. Terlihat ada sebuah sepeda motor laki keluaran garputala akan melintas dari arah berlawanan dan akan menyebrang. Kuhentikan laju motorku dan kuberikan tanda dengan tanganku agar pengendara tersebut menyebrang jalan. Posisi kedua kakiku sudah turun dan BRRUUUAAAKK!!!!….. SRRAAKK!!!…. Sepeda motorku ditabrak dari belakang. Beruntung reflek yang kumiliki sangat baik, hingga aku bisa melompati motorku sendiri dan sempat tersangkut spion sepeda motorku sendiri.
Beruntung aku tak sampai terjatuh, malah kulihat pengendara motor yang menabrakku tadi terguling-guling dan sangkar burung berisi lovebird tersebut rusak. Saat kejadian berlangsung, tepat dibelakang si penabrak ada rombongan perangkat desa alias pecalang sedang patroli menghampiri kami. Aku yang fasih berbahasa bali segera menyampaikan duduk permasalahan yang terjadi. Bukannya rasis ya kawan….. Karna kalo aku berbicara bahasa Indonesia apalagi berbahasa jawa pasti nanti malah dipersulit dan bahkan bisa pulang didatangkan polisi. Jika kalian perantauan disini, memang kadang agak-agak begitu biasanya. Aku bisa berkata begitu karna pengalamanku sendiri. Entah mengapa orang-orang di kota jadi bisa seperti itu??? Padahal kalo di desa-desa, kalian bisa menemukan betapa ramah dang hangatnya penduduk lokal. Tak jarang saat turing sendirian dan bertanya arah dengan baik-baik pada penduduk desa malah ditawari untuk istirahat dan ngopi sejenak.
Setelah motor kami dipinggirkan, kulihat. Motorku ban belakang beserta velgnya sampai sobek dan kulihat motor bebek Bertuliskan Blade di bodi belakang itu mengalami rusak dibagian depan, terutama bagian lampu-lampu dan apesnya ponsel android si penabrak yang diselempangkan didalam tas ikut hancur. Tak tega rasanya aku meminta ganti rugi, walaupun aku tahu jika itu hak ku meminta pertanggung jawaban. Tapi ya…. Sudahlah, biarlah ALLAH SWT nanti yang akan memberikan ganti. Karna jujur saja, uang yang akan keluar nanti pasti sampai lebih dari tiga ratus ribu untuk biaya perbaikan motorku.
Paling nggak masih bisa berpuasa selama sebulan ini untuk menghemat pengeluaran belanja rutinku. Si penabrak aku lihat, lecet bagian siku, dengkul dan bahu aku lihat bengkak. Setelah kutanyakan kenapa sampai menabrak…. Anuu mas, maaf tadi nggak lihat mas nya berhenti. Kata si penabrak padaku.
Saya: nggak lihat gimana??? Kamu kira aku ngerem mendadak gitu?? (Kutatap dengan sorot mata tajam)
Penabrak: saya pegang setir motor pake tangan satu soalnya sambil megang burung lovebird dalam sangkar.
Saya: makanya kalo bawa burung itu sangkarnya digendong jangan dipegangin!!!!….
Penabrak: iya mas maaf…. Saya yang salah
Pengendara motor laki yang tadi menyebrang mencoba merelaiku…. Udah mas, jangan berantem…. Kita bicarakn baik-baik. Padahal aku hanya meninggikan nada saja dan aku belum sampai emosi. Sebenarnya yang membahayakan dariku adalah saat emosiku meluap dan dapat dengan mudah kukontrol. Jangan harap orang sebesar binaraga ade rai tak tumbang dengan sekali pukulan yang telah kuisi asma ALLAH. Bukannya sombong atau menyombongkan diri kawan semua. Saat aku masih tekun mengikuti pencak silat dulu ditanamkan bahwa musuh jangan dicari…. Kalo ada musuh lebih baik dihindari tapi kalo tak bisa dihindari akhiri titik Mati (dia yang mati). Aku lebih memilih memperbanyak kawan dan silaturahmi, memiliki musuh akan membuat hati ini tercemar dengan penyakit hati.
Ku telepon kawanku untuk menjemputku, aku hanya mengalami lecet dan memar sedikit. Namun aku masih memikirkan apakah motor akan aku bawa pulang atau aku inapkan dulu dikost adekku yang tak jauh dari lokasi aku kecelakaan. Setelah kawan-kawan kostku tiba, diputuskan kalo motor dikendarai oleh kawanku Dimas sampai ke kost. Karna jika dititipkan juga akan sama saja. Aku harus ganti velg belakang beserta ban luar dalam termasuk jeruji dan laher atau bearing tromolnya. Akhirnya dikendarai beriringan saja hingga sampai kost. Aku akhirnya pamitan dengan si penabrak tersebut dan sama sekali yak kumintakan ganti rugi. Biarlah kerusakan ditanggung masing-masing saja.
Sesampainya di kost segera kuganti pakaian yang kukenakan dan kulihat luka pada bagian tulang kering kaki kiriku. Kuraba dan kupijat, Alhamdulilah…. Hanya nyeri dan lecet serta memar saja. Apakah ada hubungannya dengan rabu wekasan?? Aku tak mau menyangkut pautkan dengan hal itu kawan. Hanya kebetulan semata, ingatlah sekali lagi kalo semua hari itu diciptakan baik. Lagipula jika kalian terlalu percaya, maka itu adalah tipu daya setan semata untuk menyesatkan umat manusia. Ingatkah kalian kisah Azazil???…. Jin yang menjadi kepala para malaikat sebelum diciptakannya Nabi Adam A.S. Lalu dia ingkar pada Perintah ALLAH SWT untuk bersujud kepada nabi Adam A.S dan akhirnya diberikan umur panjang serta kekuasaan untuk menyesatkan anak cucu nabi Adam A.S hingga hari kiamat tiba. Maka itulah salah satu dari jutaan cara iblis untuk menyesatkan kita sebagai umat manusia.
Apakah kecelakaan yang kualami karna ada yang tak suka padaku??…. Lalu mengirimkan paket gaib padaku??…. Biarkan saja. Aku tak akan berburuk sangka pada siapa pun, hidup hanya sekali saja. Tak perlu diisi dengan sifat-sifat penyakit hati kawan. Lebih dekatkan diri pada Tuhanmu, karna hanya Tuhan satu-satunya tempat kalian mengadu. Meskipun Tuhan tak membalas doa kalian dengan ucapan apalagi berkomentar di status kalian, Nggak bakalan itu terjadi Kawan. Tapi Tuhan menjawab doa kalian dengan cara yang berbeda-beda bagi setiap umatNYA.
Bagiku secara Pribadi, ini adalah salah satu cara yang diberikan oleh Tuhan agar aku introspeksi diri dan mencurahkan isi hatiku. Jangan bersedih jika kalian sedang diuji karna saat kalian sedang diuji. Brarti Tuhan rindu pada rengekan dan keluh kesah kalian. Celakalah bagi kalian yang terlalu berleha-leha dengan nikmat yang diberikan karna nikmat yang diberikan juga merupakan ujian. Apakah kalian bisa memanfaatkan sebaik-baiknya nikmat yang diberikan atau malah lupa akan si Pemberi nikmat itu yaitu ALLAH SWT pemilik seluruh alam semesta ini.
Ini hanyalah opini dariku yang fakir ilmu, tak ada maksud menggurui siapa pun. Apalah arti ilmu jika tak diamalkan. Apakah kalian tak takut jika nanti dipertanyakan di hari penghisaban tentang ilmu yang kalian miliki sudah sejauh mana diamalkan??….. Jika ada yang berbeda pendapat itu wajar dan aku menghargai perbedaan itu.