Aku masih disibukkan dengan rutinitas harian, belum ada kisah yang spesial kawan. Aku juga belum jadi orang besar seperti mereka-mereka yang sebelumnya telah meramalkan, kurasa tak semua yang dikatakan benar??…. Karna mereka hanya mampu mencuri dengar dan apa pun yang telah mereka curi dengar, pastinya Tuhan punya kuasa lebih untuk merubah segala kehendakNYA. Aku lebih mempercayai Tuhan yang telah mengirimku ke Dunia ini. Pasti adanya aku di dunia ini, tentu ada maksud dan tujuan tertentu dan aku sendirilah yang harus mencari tahu. Mohon maaf, jika ada kawan yang berseberangan dengan pendapat yang kusematkan dalam paragraf ini. Tentang kelebihanku, sengaja tak kuperdalami. Karna aku belum menemukan untuk apa kelebihan yang kumiliki??…. Lebih nyaman dengan keadaanku sekarang ini dan masalah yang kuhadapi masih seperti kawan semua.
Sebagai seorang lelaki lajang dengan gaji yang pas-pasan tentu pertengahan bulan sudah kembang kempis hehehehehe….. jika kalian bertanya, kenapa tak pulang ke rumah atau meminta uang pada bapak kandung???…. Aku rasa tak merepotkan orang lain itu lebih baik, selain itu ikatan emosi antara kami juga tak erat. Jangankan dengan bapak kandung. Dengan papaku saja, aku lebih memilih untuk menyelesaikan semua masalahku sendiri. Karna aku merasa sudah bukan lagi anak kecil yang hanya dengan merengek meminta-minta bantuan maka semua terselesaikan. Toh!!…. Jika keuangan menipis tentu, Aku masih bisa berpuasa. Namun konsekuensinya penglihatanku makin tajam biasanya kawan. Hampir setahun ini, event yang telah kujalani masih bisa dihitung dengan jari, sejatinya aku lebih menyukai bekerja dibidang event organizer. Entahlah!!…. Mungkin nanti aku akan kembali pada pekerjaan yang pernah kusukai. Bukannya aku tak menyukai pekerjaanku yang sekarang kawan, tiap pekerjaan yang pernah kujalani pasti kusukai. Namun bekerja di Event Organizer aku seperti menemukan diriku seutuhnya.
Untukmu masa depanku, aku masih terus mencarimu agar kita disegerakan dalam suatu ikatan yang sah. Tunggulah aku sayang, aku ingin memilikimu seutuhnya kelak. Hanya ikhtiar, doa dan usaha yang bisa kulakukan, setelah beberapa kali kisah cintaku kandas. Kurasa masih banyak yang harus kuperbaiki, agar aku dapat segera bertemu dengan masa depanku. Hidup itu laksana secangkir kopi yang membawa candu bagi peminumnya, meskipun pahit namun tetap bisa dinikmati. Entahlah…. Mungkin aku harus memantaskan diri pada Tuhan ku terlebih dahulu agar aku bisa mendapatkan yang pantas pula. Sembari menikmati kesendirian, berjalan selangkah demi selangkah mencari tempat untuk berteduh.