Lucas dan Lissa akhinya berangkat ke Indonesia dari Swedia dan sudah menghubungi Anantha, Anthony ternyata turut serta . Susiyati mencari kontrakan untuk tamunya dan bertemu dengan mbak Yeti di kontrakannya dulu.
Susiyati : ” Mbak Yeti ‘gih..? ”
Yeti : ” Loh ini benar mbak Susi sebelah saya dulu….? ”
Susiyati : ” Inggih mbak…., kan mbak Yeti kan sudah pindah di Badung mbak….?”
Yeti : ” Iya benar….. disini saya kangen dan pingin maen saja….tetapi kontrakannya sudah berubah jadi rumah rumah flat yang bagus-bagus..”
Susiyati : ” Emang ibu mau maen ke tempat siapa…? ”
Yeti : Saya sebenarnya dari Semarang ke rumah saudara saya di Pedurungan, tapi saya kangen sama kontrakan kampung Leyangan yang ternyata sudah menjadi flat-flat yang asri…” .
Susiyati : ” Mampir ke tempat saya saja mbak Yeti mumpung saya longgar dan santai, kita bisa saling bercerita tentang kontrakan disini atau membeli flat-flat yang murah ”
Yeti : ” Baiklah….terima kasih telah memberikan waktu dan kelonggaran pada saya..”
Mbak Yeti dan Susiyati menuju rumah tempat tinggal Susi, pintu gerbang terbuka dan Parmi keluar menyambut Susi dan tamunya.
Yeti : ” Bertambah besar dan megah ya rumahmu….?! anakmu sekarang berapa Sus…..? ” Susi mempersilahkan mbak Yeti duduk di ruang tamu yang luas dan ber AC sambil menikmati kue buatan Zuraida dan karyawannya.
Susi : ” Masih tetap dua mbak, mereka sedang sekolah semuanya, yang sulung Rustiana Damayanti sudah kelas satu SMA sedangkan yang kecil Sasongko mau masuk SMP…oya bagaimana kabar Arnold putra sampeyan…?”
Yeti : ” Arnold mau pindah ke Ungaran sini…makanya aku mencari rumah untuknya…istrinya ada di Pedurungan tadi saya naik grep kesininya….mbak Susi sendiri tadi jalan mau ke mana….? ”
Susiyati : ” Saya mau mencarikan rumah tinggal buat tamu anak bos saya mas Anantha dari Swedia ”
Yeti : ” Maksudnya anak angkat pak Andren gitu mbak Susi…?”
Susi : ” Iya mbak mereka sekarang sudah jadi orang semua …sedangkan pak Andren sudah meninggal dunia karena kena covid 19 yang melanda dunia ..”
Yeti : ” Owh…. saya turut berduka mbak…” dengan rasa sedih mbak Yeti mengingatkan rasa dukanya.
Susiyati : ” Owh .. terima kasih…itu sudah takdir..kok ” jawab Susiyati
Yeti : ” Di Badungpun gempar dengan covid -19 yang membuat semua seisi bumi kalang kabut…saya juga sempat terkena covid kemarin …waah rasanya tulang rasanya tak ada…nafas sesak sekali untuk bernafas …dengan dibantu alat ventilator baru nyaman…kan alat bantu tersebut jumlahnya tak banyak..tapi sekarang sudah baik keadaannya eeehhh.. sekarang ekonomi malah memburuk karena imbas dari biaya covid yang tak terkendali “.
Mereka ngobrol kesana kemari sampai tak melihat Abbas menunggu di samping pintu, baru kemudian Parmi menyuruh masuk ke dalam Susi baru sadar.
Susiyati : ” Maaf mas Abbas… masih terima tamu… ini mbak Yeti, tetangga waktu ngontrak dulu…masih ingat tidak…? Itu lo…Arnold sekarang kan mau ambil spesialis anak…jadi dia pindah di sini…dan meminta ibuknya mbak Yeti mencarikan rumah yang nyaman….”
Abbas : ” Arnold…oh sahabatnya Angga…ya..ya saya ingat..kebetulan saya dimintain tolong sama bu Susi untuk mencarikan kontrakan untuk teman-temannya mas Anantha yang dari Swedia mau kesini setelah tertunda kurang lebih tiga tahun lebih sejak covid-19 melanda dunia”
Susiyati : ” Piye …sudah dapat kontrakannya…..”
Abbas : ” Malahan ada yang mau dijual buk…karena mereka butuh makan….dan pekerjaan…tapi yang dikontrakan juga ada..kalau yang dikontrakan lantai tiga dan yang di jual lantai dua ”
Susiyati : ” La tu mbak….kita nanti ke sana agak sore..bagaimana…? ”
Yeti : ” Ya mbak…tapi saya tak telpon mantu saya dulu…karena saya janji sore pulang….”
Susiyati : ” Nginap saja sekalian mbak…wong ya di sana dirumah besan kan…?”
Yeti : ” Tapi saya tak membawa pakaian ganti…bagaimana ya….? ”
Susiati : ” Tenang saja….aku ada pakaian untuk mbak Yeti….”
Yeti : ” Matur nuwun lo mbak Susi….dah mbantu saya… ma’af saya tak telepon dulu ya….” . Mbak Yeti menghubungi anaknya yang berada di Badung Bali dan menceritakan pertemuannya dengan mbak Susi sebelah rumahnya waktu ngontrak di Leyangan.
Arnold : ” Jadi sudah dapat tempatnya buk…? ”
Mbak Yeti : ” Ini rencana sorean sama mas Abbas dan mbak Susi mengunjungi flat yang akan di jual maupun dikontrakkan, tapi kalau yang dijual ada di lantai dua kalau yang di kontrakkan ada di lantai tiga ”
Arnold : ” Kalau ada yang lantai satu buk…karena buat buka praktek nantinya….”
Mbak Yeti : ” Kalau tak ada bagaimana…? ”
Arnold : ” Kalau terpaksa ya….sudahlah…” .
Susiyati menunjukan pakaian yang ada di kamar tamu juga baju tidurnya.
Susiyati : ” Pakaian ini khusus untuk tamu…jadi pakai saja dan pakaian kotornya taruh saja dikeranjang biar Parmi yang mencucinya ”
Yeti : ” Waaah…terima kasih kamu sudah meminjaminya..,jadi saya boleh mandi dan memakai pakaiannya ya….? ”
Susiyati : ” Ya ..silahkan mandi…gunakan saja apa yang ada di kamar…itu untuk tamu yang menginap di sini…”
Mbak Yeti segera mandi karena mau mengunjungi flat Leyangan sore ini, Abbas pulang sebentar menemui anak istrinya yang sudah menunggunya dirumah. Susi sudah selesai mandi dan menunggu mbak Yeti yang masih berada dikamar. Mereka berjalan menuju flat yang tak begitu jauh dengan lokasi tempat tinggal Susiyati. Mbak Yeti amat senang dengan flat yang masih kosong dan ternyata Abbas yang menanggung jawab keamanannya sehingga tahu milik siapa yang akan di jual dan mana yang masih kosong. meskipun ruangannya cuma satu kamar tapi disitu bisa ada kamar mandi ruang masak serta ruang tidur.
Yeti : ” Waaah lumayan ini….cuma lantainya kok di lantai dua…apa ‘gak ada yang lantai satu mas…? ”
Abbas : ” Ada sih mbak….cuma masih nunggu orangnya jadi kasih orangnya masih nunggu ibunya yang masih luar kota…”
Yeti : ” Mbak Susi…maaf saya jadi bersemangat banget ini …, kalau jeng Susi bagaimana…maaf lo terpaksa panggil jeng…karena jeng Susi lebih muda dari saya…boleh ya…?”
Susiyati : ” Iya ….’gak papa mbak…malah lebih nyaman saya..”
Abbas : ” Baik mbak…nanti kalau saya tunggu tiga hari besok pagi gak ngabari lantai bawah saya kasihkan mbak Yeti ”
Yeti : ” Siiiip…gitu dong…jeng Susi jadi ambil yang mana…? ”
Susiyati : ” Itu sudah dipilihkan Abbas lantai tiga…biar olah raga katanya…lagian dilantai tiga ada kantinnya , jadi memudahkan makan , tak perlu turun tangga …”
Mereka pulang menuju rumah Susi , ketika pulang mereka bertemu dengan Sugeng yang baru keluar dari Abdi Negara, karena Sugeng membawa mobil maka semuanya naik mobil, mbak Yeti menyalami Sugeng sambil memandang seluruh tubuhnya.
Yeti : ” Pak Sugeng badannya tetap seperti dulu…malah lebih ganteng….”
Sugeng : ” Lebih tua kok lebih ganteng gimana sih mbak Yeti ini….”
Yeti : ” Bener kok…lebih gantengan sekarang dan badannya lebih seterek…”
Sugeng : ” Aamiin…aamiin…tersanjung nih…ha…ha…jangan marah lo dik…..?”
sambil memandang Susi yang mesam-mesem.
Susiyati : ” Melar nanti kepalanya mbak…sudah kepala lima kok….” sanggah Susi.
Yeti : ” Ma’af lojeng….tadi bergurau…tapi memang pak Sugeng tua-tua malah tampan…he..he…mas Pandu malah badannya mengecil karena kena gula….”
Mereka sudah sampai dan Abbas ikut turun karena mau laporan pada Sugeng dan duduk di teras, sedangkan mbak Yeti bersama Susi dan Sugeng masuk dalam rumah lalu Sugeng keluar lagi menemani Abbas.
Sugeng : ” Bagaimana pendaftarannya Bas…? ”
Abbas : ” Waaah pak ini yang mendaftar semuanya dari instasi yang menginginkan satpamnya berpendidikan…dan memiliki keahlian bela diri…teru yang lokalan bagaimana pak…karena kapasitas sudah memenuhi sebanyak 80 siswa dan kamarnya juga sudah penuh,,kecuali mereka yang mau kontrak penginapan sendiri…seperti tahun kemarin..ada tiga orang yang bersedia kos diluar ”
Sugeng : ” Ya…. pas tikan saja nanti berapa orang yang bisa kos diluar…”
Abbas : ” Ada dua puluh lima lebih pak…..”
Sugeh : ” Waduuuh banyak banget….ruang kelas bisa melar dong…ya sudah nanti akan bapak bicarakan dengan Bu Susiyati ”
Abbas segera pamit karena hari jelang maghrib dan anaknya sudah menunggu di depan gerbang.