Kontrakan Kampung Leyangan episode 22

Curug Lawe Benowo Kalisidi ( CLBK )

Mince mengajak Cremlin bersantai setelah bekerja selama sebulan ini dengan mengajaknya menuju Ungaran Barat untuk mengenal kota Ungaran yang dikelilingi pegunungan terutama gunung Ungaran yang sudah tidak aktif lagi dan memiliki pemandangan yang indah nan alami .

Cremlin    : ” Daerah mana itu tujuan kita ? ”

Mince        : ” Aku akan pandu perjalanan ini tenang saja, pokoknya keluar Leyangan kita langsung belok kanan ke arah Cangkiran Gunungpati ”

Sambil menyetir Cremlin mengkomen tentang daerah Ungaran Barat.

Cremlin    : ” Jalannya berliku ya…pemandangannya asri…tapi cukup rame….”

Mince        : ” Jalannya mulus lagi…jadinya nyaman kita ke sana ”

Cremlin     : ” Sebenarnya kita akan ke mana…? ”

Mince        : ” Aku akan mengajak kita jalan-jalan untuk menguji adrenalin alam menuju curug lawe…”

Ctremlin   : ” Apa itu curug lawe….? ”

Mince        : ” Curug lawe itu nama air terjun yang ada di Benowo Kalisidi…nah kita akan melewati pemancingan Barokah Sekopek ”

Cremlin     : ” Berarti kita bisa makan-makan disana dong sayang…..”

Mince        : ” Iya…, tapi nanti makannya kalau sudah pulang dari Curug Lawe ”

Cremlin    : ” Okey…iya beres karena tujuannya kita ke Curug Lawe…Benowo Kalisidi  …ini masih menuju sana ya…? ”

Mince       : ” Iya…ikuti saja jalan ini terus….melewati jalan ini ke Cangkiran Gunungpati…”

Cremlin terus melaju dengan jalan yang naik turun serta berliku …tak terasa mereka sudah sampai di pasar Gunungpati yang cukup rame dan berhawa sejuk , selanjutnya Mince memberikan keterangan untuk belok kanan masuk desa Sumur Gunung yang menuju ke Desa Kalisidi yang merupakan jalan perkampungan jadi Cremlin disuruh pelan-pelan saja oleh Mince. Mereka amat menikmati perjalanan menuju curug lawe karena sudah mendapatkan petunjuk menuju ke arah sana yang terdapat beberapa papan  bertuliskan yang menunjukkan arah  Curug Lawe dengan jalan yang cukup menanjak dan naik turun Cremlin tersenyum menikmati perjalanan pemandangan pedesaan yang asri. Pemandangan perkebunan cengkeh menambah sejuk dan segar pemandangan di sana . Sampailah mereka ke pelayanan tiket dan Mince sudah turun untuk membelikan tiket .

Mince    : ” Kita cuman boleh sampai jam 15.00 , jadi kita masih punya waktu banyak sekali sayang….”  Cremlin memarkirkan mobilnya dan mulailah mereka melakukan tracking dengan jalan setapak ,Cremlin dan Mince berganti memakai sepatu dan melakukan perjalanan menuju Curug Lawe yang merupakan jalan setapak tak lupa Mince membawa makanan dan minuman sebagai teman perjalanan  arah sana.

Cremlin bertanya pada petugas tentang perjalanannya yang mengatakan kalau hanya membutuhkan dua jam perjalanan, Cremlin meletakkan tas punggungnya dan memulai perjalanan yang berliku yang kanan kirinya merupakan aliran sungai dan tebing yang sudah ditumbuhi bunga-bunga serta tanaman yang asri , dengan gemericik air menemani perjalanannya. Mince kelelahan karena jalan menurun dan naik lagi,  ternyata jalan yang akan dilewatinya sedang diperbaiki karena longsor dan jalan diarahkan ke jalan lain. Anak remaja yang berangkatnya bareng mendahului Mince dan Cremlin dan Cremlin mengikutinya dari belakang. Jalan yang diperbaiki cukup jauh dan benar-benar membuat Cremlin agak kewalahan karena Mince agak takut karena hanya memakai ban-ban sebagai ganti jalan yang aman. Cremlin memegangi tangan isterinya yang mulai kelelahan. Keringat mengalir membasahi kulit , terlihat beberapa remaja balik dari air terjun untuk pulang Cremlin bertanya : ” Apakah masih jauh perjalanannya ke sana….? ” beberapa memberikan jawaban yang sama ,karena jalan yang naik turun sesekali terdengar suara lutung membuat Mince takut. Bunyi hewan hutan yang ramai menambah rasa takut Mince.

Cremlin  : ” Kok kamu malah takut bagaimana ini sayang….”

Mince      : ” Nanti kita istirahat…aku capek cari tempat yang aman dulu sayang…” . Beberapa kali Mince meneguk air, Cremlin berjalan dibelakang Mince karena takut terpeleset …karena agak takut Mince jalannya sampai merangkak . Disela-sela bunyi aliran sungai Mince bertanya pada remaja yang pulang yang katanya masih lumayan jauh tapi rasa kakinya cukup melelahkan dengan melewati jembatan Mince naik lagi yang dibantu suaminya.

Cremlin   : ” Kita sudah lama tak melakukan ini …terakhir aku di negeriku melakukan perjalanan semasa SMA jadi cukup kelelahan sekali. Di depan sudah terlihat jembatan yang namanya jembatan romantis karena hanya bisa dilalui maksimal dua orang saja…tapi kenyataannya Cremlin berada di belakang Mince terus karena memperhatikan istrinya yang mencoba selfi dan berfoto ria sedangkan dibawahnya adalah jurang yang ditumbuhi tanaman besar dan tinggi. Daerah ini termasuk lokasi terindah dalam perjalanan karena sudah tertinggaljauh dari para remaja pecinta alam Mince bergegas jalan dan melewati hutan yang tinggi serta naik turun.

Mince dan Cremlin beristirahat di mushola yang ada di hutan tersebut sambil memakan bekal serta minum minuman yang dibawanya.

Mince    : ” Suara air terjun sudah terdengar  sekiranya kita hampir sampai jadi ayok segera melanjutkan perjalanan lagi selagi ada teman seperjalanan ”

Cremlin : ” Banyak remaja yang meminta foto Cremlin dan Mince dan mengajaknya jalan bersama, mereka membuang sampah ditempat pembuangan sampah yang disediakan pengelola dan mengumpulkan dulu dalam plastik lalu dibuang ditempat sampah sehingga terjaga kebersihannya Gunung Ungaran . Suara air terjun semakin dekat. Mince melihat beberapa air terjun kecil di kanan dan kirinya banyak sekali serta udaranya semakin sejuk dan menyegarkan. Cremlin langsung membasuh mukanya dan membasuh tubuhnya dan para remaja pada berfoto menikmati keindahan Curug Lawe yang super dingin.

Mince memetik buah pohon kopi yang tumbuh dihutan dan merupakan perkebunan rakyat ya hanya sebagai penenang dan memamerkan keindahannya saja karena daunnya amat hijau .Mince minta difotokan sama suaminya di Curug Lawe yang dingin . Ternyata banyak yang datang disini umumnya para remaja dan mereka sering meminta foto untuk mengisi hiasan dinding facebooknya dan berselfi bersama para pecinta hiking tracking yang lumayan capeknya.  Cremlin memandang ke atas melihat ketinggian Air terjun Curug Lawe  yang dikelilingi hutan nan hijau  dikanan kirinya air terjun kecil-kecil yang jumlahnya banyak sedangkan satu yang airnya deras dan besar sekali air terjunnya ya….itulah Curug Lawe yang termegah dan lajunya kenceng sekali mengairi dikanan kiri saluran air . Setelah cukup lama mereka kembali dan ada yang datang lagi. Cremlin pulang bersama para remaja dan beberapa teman pendaki yang mengambil arah lain  karena keperluan mereka . Cremlin dan Mince melewati lagi aliran sungai yang gemericik juga masih terdengar suara air terjun yang segera ditinggalkan tapi masih terdengar suara air terjunnya.

Mince puas sekali dan menikmati perjalanan ke Curug Lawe yang amat indah, Cremlin menggoda istrinya ketika jalan jongkok karena takut tapi sekarang dia berani dan bisa menikmati perjalanannya serasa terbayar upah capeknya. Cremlin lebih-lebih dia amat puas karena menikmati rasa capeknya serta suara-suara alam yang betul-betul menakjubkan .

Cremlin  : ” Kita jadi kan ke sekopek pemancingan Barokah…perut ini sudah mulai minta diisi …”

Mince mengeluarkan kue biar perut Cremlin terisi dan nyaman di sekopek perut tak begitu terlilit karena lapar. Mereka segera masuk ke pemancingan sekopek dan memesan ikan bakar. Cremlin selesai makan mencoba memancing Mince juga menemaninya, sambil mengoping celoteh bapak-bapak yang disebelahnya.

Bapak-bapak : ” Kuwi Londo ngerti sekopek tekan kene….?! ” Cremlin yang mengerti sedikit -sedikit bahasa Jawa dalam hatinya bertanya sama istrinya.

Cremlin          : ” Mengapa aku selalu dikatakan orang Belanda…? ” .Bapak-bapak tersebut terheran ternyata dia  ( Cremlin ) bisa mengerti bahasa Jawa lantas meminta maaf pada Cremlin.

Bapak-bapak : ” Mister bisa bahasa Jawa….?! ”

Cremlin           : ” Bisa lah….tujuh tahun aku di Semarang Ungaran dan selama ini istriku selalu bicara bahasa Jawa dan Indonesia, tapi aku bukan orang Belanda…”

Bapak-bapak  : ” Oh maaf mister, ini kebiasaan kami yang run temurun saat Belanda menguasai Indonesia…jadi maaf mister orang asli mana ? ”

Cremlin           : ” Aku asli bangsa Rusia dan tinggalku di Moskwa atau Moskow ” Cremlin sambil menjulurkan tangannya membalas uluran tangan bapak-bapak tersebut .

 


Kontrakan Kampung Leyangan

Kontrakan Kampung Leyangan

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2019 Native Language: Indonesia
Susi membuat kopi untuk Sugeng suaminya, yang baru saja pulang jaga malam di Rumah Sakit Umum Ungaran. " Kok gak manis dik...." " Maaf gulanya habis yah, jadi cuma sedikit gula yang ada..." "Maaf ya istriku ...ayah baru bisa kasih ini , tapi untuk makan masih amankah...?" . Dengan menunjukkan ekspresi muka sedih Susi mengatakan: " Ayah..untuk makan masih terjaga, cuma kalau seperti ini terus pendapatannya kita akan jadi orang susah yah...Susi akan bekerja bareng mbak Rosa di pabrik tepung boleh gak yah..?" " Benar yang ajak mbak Rosa..? bukan yang lainnya..? " Bener Yah, emang kenapa kalau bukan mbak Rosa..?" " Karena mbak Rosa orangnya jujur dan lurus..." " Jadi boleh dong Yah, aku diajak kerja bareng mbak Rosa..?" mata Susi berbinar - binar senang tapi sekejap diam lagi karena bingung siapa yang akan memasak dan membersihkan rumah, karena Susi dan Sugeng adalah penganten baru tiga bulan dan masih kontrak rumah di Dukuh Beji Ungaran Timur. " Pikirkanlah dulu, ayah ingin kamu bekerja di rumah agar nanti anak-anak kita tak kelantar pendidikkannya, ayah tak melarang dik Susi bekerja". "Yah.. tapi itukan masih lama apa salahnya Susi bantu ayah bekerja, trima kasih ya Yah sudah menyetujuinya ". Jawab Susiati dengan senang sambil mencium pipi suaminya dengan manja. Sugeng kasihan juga kalau melihat istrinya sendirian di rumah makanya dia menyetujuinya. Ketika jelang sore mbak Rosa main ke rumah Susi sepulang kerja, dan menanyakan keputusannya, " Piye...sido melu kerjo po ra..( bagaimana...jadi ikut kerja 'gak ..?) Iki butuh tenaga loro tinggal siji lo Sus...?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset