Akhinya Susiati Melahirkan bayi perempuan , kondisinya amat sehat dan iapun masih bisa mengikuti kuliah Sabtu Minggu bersama mbak Rosa dan duluan mbak Rosa lulusnya karena Susi harus banyak cuti kalau kecapaian dan urusan pekerjaan. Mbak Rosa lulus dengan gelar SE ( Sarjana Ekonomi ) Sesuai dengan dengan Jurusannya Manajemen Sumber Daya Manusia sedangkan Susi mengambil Sarjana Hukum karena ia ingin menguasai serta menguji kemampuannya dan melindungi perusahaan dikemudian hari. Sugeng suami Susi mendukungnya dan berharap istrinya sukses ketika menghadiri Wisuda mbak Rosa. Mbak Rosa ditemani suami dan anak sulungnya Prabu Panentu yang sudah bekerja di PT Pelni Semarang sedang dua anaknya masih kuliah dan pelajar SMA, Susiati menggendong Rustiana Damayanti yang masih berumur dua bulan dan Sugeng masih menggunakan seragam security karena izin dinas pulang awal dan langsung menjemput Susiati istrinya. Susi ingin sekali segera mengelesaikan kuliahnya dan saat ini dia masih mengerjakan skripsi, banyak permasalahan yang harus dibenahi di perusahaannya karena ilmu pengetahuannya secara hukum harus benar-benar tertata di sini. Pak Andrean yang alumni Akuntansi di AKA berharap Susi segera lulus agar perusahaan segera dibenahi menurut perburuhan terutama Undang-undang ketenaga kerjaan dan pak Andrean berjanji akan memberikan bonus selesai wisuda. Akhirnya Susipun sidang dan dengan penuh keyakinan Susi menguasai materi meskipun dadanya berdegup kencang dan mbak Rosa selalu menasihati agar tenang …..Susi tetap keder …..pertanyaan demi pertanyaan dilaluinya sambil selalu berdoa…dan ketika Rektor menyalaminya tanda lulus dengan amat memuaskan, Susi menangis karena terharu dan keluar serta memeluk dosen pembimbing dan dosen walinya di ruang dosen . Susi menelepon suaminya dan menelepon mbak Rosa juga pak Andrean seperti mbak Rosa saat itu meneleponnya.
“Terima kasih Ya Allah aku telah L U L U S.”
Pak Andrean mengakui integritas Susiati juga jiwa profesionalnya terpercaya seminggu setelah diwisuda pabrik tepung tapioka Melati mulai di benahi bersama mbak Rosa dan kini menjadi perusahaan yang amat sehat. Susiati membeli tanah di Leyangan dekat dengan tanahnya pak Rodiat di tepi jalan raya dan mulai di bangun enam bulan kemudian jadilah rumah itu , sebagai seorang sekretaris yang berpotensi dan memiliki kemampuan di bidang Hukum pak Andrean memberikan hadiah sebuah mobil Xenia juga mbak Rosa agar melancarkan usaha pabrik tepung tapioka Melati dan menambah kebahagiaan keluar Sugeng Pamuji. Susiati ditawari untuk mengikuti pendidikan S2 oleh Bu Ipung mantan dosennya dan Susi menerimanya karena kini Ia bengendarai mobil sendiri dan tidak harus menginap di rumah orang tuanya setiap Minggu tapi ada manfaatnya juga tinggal di bapak ibunya karena bisa selalu mengobrol dan saling pelepas rindu.
“Yah.., aku akan ambil S2 boleh gak ?” , tanya Susi pada Sogeng suaminya.
“Apa kamu gak capek…lagian Anna kan mau masuk PAUD sangat memerlukan perhatianmu dik..?!” jawab Sugeng
“Ini maksudnya untuk tahun depan Yah…cuma dua tahun kok…please…?!”
“Lagian kita bisa silaturahmi keluarga di Semarang….terutama bapak dan ibu…kalau Rustiana masih tetap tanggung jawab Susi yah, hanya keiklasan dan restu ayah yang Susi harapkan…”
“Engkau masih berharap apalagi to diiiik…?!”
Sugeng membenarkan posisi tidurnya dan membolak-balik bantal yang rasanya panas. Susi memandang langit-langit eternit dan tersenyum …
“Mumpung Susi masih mampu kuliah dengan usia 35 tahun ini dan diberikan kesehatan Susi akan menuntut ilmu setinggi langit , karena kita ini orang kerja suwasta harus banyak ilmu dan persiapan hari tua….”
karena Sugeng bergerak terus dan tak fokus akhirnya Susi menindih suaminya agar anteng , merasa ditindih Susi …Sugeng yang badannya kekar langsung membalikkan tubuh Susi.. sambil ketawa Sugeng memeluk Susi yang meronta minta dilepaskan , karena tak berhasil Susi meng ilik-kitik Sugeng sampai kegelian, karena berisik Rustiana terbangun dan menangis karena Susi tertindih secara reflek Sugeng melepaskannya dan Susi memeluk Anna( Rustiana ) yang ketakutan. Buru-buru Sugeng mengambil mainan Anna dan menghiburnya , melihat Anna sudah ketawa lagi Sugeng segera mandi karena hari ini hari Minggu Sugeng ingin mengajak jalan-jalan keluarganya dan memanasi mobil Xenia sporty 2009 kluaran terbaru . Susi memandikan Anna ingin tahu apa rencana suaminya , dan Atun disuruh menyiapkan perlengkapan Anna jalan-jalan sekalian Atun menemaninya, ketika hendak berangkat Sugeng mendapat telepon dan kembali untuk berganti pakaian tapi Susi disuruh menunggu di mobil ketika keluar Sugeng sudah berganti pakaian loreng serta topi loreng, sejenak dada Susi bergetar melihat kegagahan suaminya …Susi terpana…heran…mimpikah ini…?
“Yah…ayah mau kemana ini…kenapa ayah memakai pakaian seperti ini…?” tanya Susi keheranan.”
“Ayah akan ke lapangan garnisun mengikuti upacara laporan kepengurusan pelatihan Satpam…doakan ya…ayah mampu mengemban tugas ini”.
Sugeng mencium pipi istrinya dada Susi bergetar macam ciuman cinta pertama. Perlahan mobil melaju karena lalu -lintas padat beriring Sugeng bercerita selama Susi kuliah Sugeng bergabung dengan kegiatan beladiri menambah wawasan dan kedisiplinan dan keamanan, pengalaman Sugeng yang dua puluh lima tahun lebih membuahkan hasil yang cemerlang …sugeng di izinkan rumah sakit membina sasana pelatihan tenaga security dan yang mengikuti berlebih ,sehingga Sugeng harus bekerja sama dengan pihak kepolisian. Dan Sugeng banyak membaca buku-buku kuliah Susi ketika menginap di Semarang dan Atun yang menjaga dedek Anna ketika kamu kuliah karena Sugeng harus melatih tenaga keamanan sampai sekarang.
“Maaf karena kamu amat sibuk dengan tugas-tugas kantor dan kuliah ayah melakukannya tanpa sepengetahuanmu, dan kini sudah waktunya ayah ceritakan. Bukankan dulu kamu pernah tanya tentang perubahan badan ayah dan ayah katakan banyak olah raga dan latihan yang rutin bisa terlihat seterek badan gempal dan kuat inilah hasilnya”.
“Susi akui ayah memang lebih sehat dan kuat, Susi bangga dengan ayah…bisa mengatur diri dengan baik ”
Susi memeluk lengan suamimya yang kuat dan menyandarkan di pundaknya. Akhinya sampai juga di Garnisun . Susi diantar staff Sugeng di tamu undangan sementara Anna tidur dipangkuan Atun dan berada di dalam mobil. Sugeng menjadi komandan Suara Sugeng yang lantang membuat Susi bergetar acara demi acara tlah dilalui kini saat laporan kemajuan kinerja keamanan dan Sugeng Pamuji mendapatkan penghargaan karena kinerjanya amat membantu pemerintah dan mewakilkan Susiati SH istrinya untuk menerima penghargaan itu.
Susiati tak tahu mau mengucapkan apa pada suaminya…, Sugeng melaluinya sendiri kesuksesannya tanpa sepengetahuannya…air matanya menetes dalam perjalanan pulang Susi masih teringat waktu melakukan adegan perkelahian dalam acara demonstrasi perlawanan diantara kudeta dimana Sugeng melawan teroris bersenjata dan dengan ilmu beladiri Sudeng mengalahkannya …Susi amat miris melihatnya dan hampir menangis ketika Sugeng beradu dengan tombak dan golok…. Sugeng dapat menangkis dan menghindar bahkan menendang musuh dan mengalahkannya. Demonstrasi anak didiknyapun amat tangkas dan sigap …perkelahian keroyokan dapat dihindari dan diamankan. Bapak Bupati H. Mindjirin ES.SpOG bertepuk tangan sambil berdiri bersama istri menyaksikan anak didik Sugeng yang hebat… disinilah Susi merasa tenang karena itu hanyalah aksi dan dibuat seperti beneran. Sugeng melirik istrinya karena kelihatan tegang lalu kepala Susi dielusnya seraya berkata:
“Apa yang dipikirkan sih diiiiiik…minumlah air dulu agar tak tegang…atau kita mampir ke pak Kempleng biar tensi gak drop atau ke Mang Engking sambil lihat-lihat ikan ..tentu Anna senang”.
” Iya …ayuk Yah ..kita ke Mak Engking …Anna pasti senang melihat ikan yang melompat-lompat”. Atun memegangi Anna yang kegirangan dan ingin mendekati ikan-ikan tersebut sementara Susi dan Sugeng melahap makanan”
Jelang maghrib mereka sampai rumah , Atun memandikan Anna , Susi beberes kamar dilanjut mandi Sugeng sudah rapi dan terima tamu mbak Rosa yang membawakan roti sereal untuk Anna.
“Mas tadi hebat lo…tendangan dan tinjunya mengenai musuh”. kata mbak Rosa begitu saja meluncur dengan semangat bersama mas Karno suaminya, yang membuat heran Sugeng dan bertanya :
“Maaf apa ya… kok tiba-tiba ada tendangan dan tinju…?”.
Mbak Rosa tertawa dan mencari Susi yang sedang mandi lalu kembali duduk lagi dan menggendong Anna sedangkan Atun membuatkan minuman. Susi tertawa melihat Anna lengket sama mbak Rosa
“Tumben malem-malem mbak ada apa ya….?, ooowwwh sama mas Karno …ayoo di minum dulu mas…mbak..mumpung anget tehnya ..”.
Mereka minum teh dan ngobrol tentang Garnisun yang disiarkan langsung dan melihat Susi menerima penghargaan dari Pak Bupati H. Mundjirin ES.SpOG sebagai wakil suami yang sedang mempersiapkan diri melakukan serangkaian demonstrasi.