Misi terakhir pemberian bantuan sudah tidak lama lagi. Aku harus mengesampingkan perasaan sakit ini, demi mensukseskan misi ini. Di tengah keramaian aku selalu sukses menyembunyikannya.
Dikarenakan ini adalah misi terakhir, maka aku berikan 100% ku, mulai dari izin keluar waktu kerja, gak makan siang, gak makan malam, pulang larut malam, sampai mandi tengah malam.
Panas, lapar, gerah semua pun bersatu pada saat belanja, namun semua hilang ketika aku mulai mencoba untuk menghibur. Tak bisa terungkap oleh kata-kata betapa asyiknya berbelanja bareng anak-anak relawan lainnya. Canda tawa selalu menjadi teman yang setia walau kadang ada sedikit kecewa.
Gimana gak kecewa coba, janji ketemu di swalayan jam 7, sampai aku izin pulang cepat, ternyata mereka belum datang, malah datangnya jam 8 an.
Aku pun terpaksa melahap seporsi lontong dan sate kambing sambil menunggu mereka.
Kami sempat kebingungan bagaimana menghabiskan semua uang sisa dana ini yang menyentuh angka 100juta. Tapi semua itu sudah dipikirkan oleh Pak Boy, kami hanya bagian pengeksekusi. Hehehe….
Canda tawa, foto sana foto sini mewarnai proses belanja terakhir malam itu. Sesekali aku menggoda kasir dan mengajaknya berfoto.
Semua selesai, saatnya mengumpulkan barang belanjaan ini ke rumah Martin.
“Aku gak ikut ngantar barangnya lagi yah, pak,” ucapku ke Pak Boy.
“Oke Memes, makasih yah,” balas Pak Boy.
“Bye semua!” teriakku dan melaju dengan motor bututku.
Awalnya sedikit kecewa waktu mau berangkat di misi terakhir ini, dimana pak Boy sempat ngabarin kalau dia gak bisa ikut, mana kamera ‘spesial’ tak ada.
Dalam hatiku “kekmana lah mau kubuat field reportnya kalau gak ada kamera.”
Tapi di tengah perjalanan pak Boy tiba-tiba muncul dan membawa kamera ‘spesial’.
Tidak seperti misi-misi sebelumnya yang identik dengan panasnya matahari yang menyengat, kali ini kedatangan kita disambut meriah oleh rintik-rintik air hujan dan misi kali ini tidak ada lagi seorang wanita yang mengkhawatirkanku, mencariku, menanya kabar tentangku.
“Tidak apalah, yang penting misi terakhir ini sukses,” mencoba menghibur diri.
Selesai menurunkan semua bantuan, dan makan siang bareng pengungsi, kita pun bertolak kembali ke Medan.
Misi terakhir pun sukses.