Akhirnya gajiku bulan ini masuk, aku menghubungi temanku dan meminta tolongnya untuk membelikan tiket pulang tujuan Jakarta – Medan untukku. Aku pulang hari Selasa.
Tak banyak yang kulakukan selama di Jakarta. Aku terlalu ‘menikmati’ kesendirianku di kamar dengan lagu “Lebih Indah” yang terus-terusan kuputar hingga aku tertidur dan tak lagi mendengarnya.
Hari kepulanganku tiba, aku pergi ke bandara Soekarno Hatta sendirian, kali ini Martin tidak bisa mengantarku karena dia ada keperluan mendadak yang lebih penting, dia hanya mengantarku sampai ke statiun bus tujuan bandara.
“Tin, makasih kali yah Tin, kau udah mau nolongin aku sampai sejauh ini, makasih banyak buat mama, paman dan kakakmu juga Tin,” ucapku sambil menyalamin Martin.
“Ok Mes, hati-hati yah, kirim salam buat teman-teman RPM,” dan memacu gas motornya.
“Selamat tinggal Vira, terima kasih untuk semua kenangan selama ini, terima kasih sudah pernah memberikan aku kesempatan menjadi pria paling beruntung di dunia, terima kasih sudah pernah menjadi alasanku untuk tetap tersenyum di setiap hariku, terima kasih telah mengajarkanku untuk menjadi seorang yang kuat dan tidak mudah menyerah.”
“Dan kau hadir merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku, setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Dan membuatku utuh
Tuk menjalani hidup
Berdua denganmu
Selama-lamanya”
“Kau akan tetap menjadi hal yang sangat indah yang telah hadir di dalam hidupku, Vira,” ucapku dalam hati sambil mengecilkan volume handphoneku yang sedang memainkan lagu “Lebih Indah – Adera” terus menerus dan kemudian melap mataku yang perlahan membasah, dan aku terlarut dalam keheningan malam di dalam pesawat.
Beristirahatlah dalam damai, penghuni surga.