Itu bukan lebay, itu ucapan terima kasih yang sangat ikhlas. Ok, lanjut!
Entah kenapa aku senang yang namanya LDR. Sebelumnya aku juga pernah 2 kali menjalin hubungan LDR sebelum akhirnya pacaran dengan Vira dan menjadikan ini yang ke 3 kalinya aku LDR-an.
‘Loe Doang Relationship’ (baca:LDR) pertamaku dengan seorang wanita yang tinggal di Surabaya, Nila.
Pertama kali aku dikenalkan ke dia oleh pacarnya temanku.
“Mes, dia baru putus tuh, lu hibur dia gih, mana tau kalian jodoh kan, hehe,” tulis Dewi pacar temanku.
“Yang bener aja Dew, orang baru putus masa langsung aku pacarin,” balasku.
“Udah gapapa, lu hibur aja dia yah, good luck, Mes!”
“Aku tau aku jomblo, Dew, tapi gak segitu ngenesnya juga kali, haha…,” gumamku.
Sewajarnya pria, aku pun memulai percakapanku dengannya. Bukan melalui media sosial ataupun messenger yang sedang hangat di masa kini, seperti bbm, whatsapp, line dan masih banyak lainnya, aku masih menggunakan layanan sms.
Aku: “Hai. Nila teman Dewi yah?”
Nila: “Iyah, ini siapa yah?”
Aku: “Mesachi, temannya Dewi, salam kenal yah”
Nila: “Ow… salam kenal juga, aku pernah dengar cerita kamu dari Dewi”
Misi pertama berjalan dengan lancar, aku mendadak merasa menjadi cowo terkeren saat itu.
Yah…, sangat keren. Hehehe….
Hampir setiap hari kami saling berhubungan melalui sms, dan telpon, baik untuk bertanya kabar maupun sekedar berbagi cerita. Seiring berjalannya waktu, hubungan kami juga semakin dekat.
Aku ingat, dia dulu masih duduk di banguku sekolah menengah atas. Sebelum berangkat ke sekolah, hampir setiap hari dia menelponku, jam 5 pagi. Sewajarnya orang yang sedang jatuh cinta, aku tak menghiraukan rasa ngantukku setiap kali dia menelponku maupun sebaliknya.
Seperti biasa, kami saling bergantian menelpon dan sms setiap paginya. Aku melihat peluangku sangat tinggi, aku pun menyatakan cintaku ke dia. Aku menembaknya melalui percakapan kami di SMS, aku belum punya nyali mengutarakannya langsung lewat telpon, yang kemudian dia pun menerimaku.
“Eh, kita udah pacaran dong yah?” tanyaku.
“Iyah dong, Mes, haha…, kamu kok aneh gitu pertanyaannya,” balasnya.
“Ow…, wakakaka… maaf, maaf,” balasku sambil tertawa.
Tapi…,
Hubunganku dengan Nila hanya berjalan selama 1 bulan, rekor pacaran terlama yang pernah aku jalani dan itu LDR. Aku ingat saat itu, saat dia mutusin aku. Aku lagi nongkrong di warnet, tiba-tiba aku mendapatkan pesan darinya.
“Maaf Mes, kita putus yah, aku gak tahan begini terus, aku butuh seseorang yang selalu ada di dekat aku saat aku butuh dia,” seketika mataku pun berkaca-kaca, bukan karena terlalu lelah memandangi monitor tetapi karena membaca isi pesan singkat dari, Nila.
Air mata ini ingin keluar, dan terus memberontak, tapi aku sadar, aku juga lagi di keramaian, aku gak boleh menangis atau aku akan dianggap bodoh oleh keramaian ini. Aku pun menangis dalam hatiku. Aku memang cengeng soal perasaan.
Kutahankan sakit ini, sambil membalas pesan singkat Nila tadi.
Sampai saat ini, saat aku putus dengan Nila, itulah terakhir kalinya aku pacaran. Yah…, sudah lama sekali.