Hidup Alim memang terlunta-lunta. Untung saja, dia dapat beasiswa dari kampusnya. Bukan karena Alim selalu menyodorkan persyaratan dengan nilai diatas rata-rata. Tapi dia punya jimat khusus yaitu Surat Keterangan Tidak Mampu dari kedua orang tuanya. Parahnya.. surat keterangan tersebut Palsu, alias dibuat-buatnya saja. Memang si Alim terkenal pintar untuk urusan jiplak menjiplak. Dia menduplikat surat keterangan punya temannya yang satu kabupaten dengannya dan sukses mengelabui bagian administrasi.
Sebenarnya, orang tuanya masih cukup mampu untuk membiayai kuliah Alim. Namun, karena Alim sudah bertekad akan membiayai hidupnya sendiri semenjak kepindahannya ke Bandung, Alim jadi gengsi untuk meminta bantuan uang dari orang tuanya.
Dari tahun ke tahun, Alim hanya disibukkan dengan kegiatan Teater, Orasi dan demo mahasiswa di sana sini. Rambutnya yang gondrong, kulit wajah kecoklatan dan tampang yang deuuhhh berantakan dah membuat image Alim semakin jauh dari namanya. Tapi, walau bentuknya kayak gitu, Alim rajin beribadah, sholat lima waktu dan sesekali mengaji di musholla dekat kampusnya, saat malam hari ketika gak ada aktivitas mahasiswa di kampus.
Suatu waktu..
Dia bersama teman-teman UKM-nya menggelar orasi peringatan Hari Pendidikan. Orasi yang dilancarkannya membidik sekolah negeri favorit yang terkenal dengan unsur Nepotisme dan Sogok Menyogok saat memasukkan siswa baru.
Sampailah Alim dan rombongannya didepan sekolah unggulan di Bandung. Dia mengadakan Orasi tak jauh dari sekolah tersebut. Kebetulan, saat mereka akan mulai berorasi, bunyi bel pulang sekolah pun sudah terdengar jelas. Tak ayal, ratusan siswa langsung memadati depan sekolah dan langsung berhadapan dengan rombongan Alim yang berorasi tentang mahalnya pendidikan berkualitas.
Banyak dari para siswa yang tidak menggubris Alim. Padahal, suara lantang dan perawakan Alim memang mencerminkan seorang orator sejati. Yaa.. mungkin masih anak SMA kali yaa, jadi semaksimal mungkin si Alim berorasi, nyaris gak ada yang tertarik mendengar ocehannya.
Yang mendekat hanya beberapa siswa laki-laki. Itu pun juga bukan ingin mendengarkan ocehan si Alim, tapi tertarik dengan sosok mahasiswa cantik, Bunga, teman Alim, yang berdiri di barisan depan para orator. Ada juga yang mendekat karena ingin melihat selebaran yang disebarkan Alim dkk yang bergambar unik.
Siang yang terik tak mengalahkan semangat Alim untuk terus menyuarakan isi hatinya tentang ketimpangan pendidikan bagi masyarakat Indonesia, terutama di Bandung. Puisi sindiran pun dilantunkannya ke sekolah tersebut dan sempat membuat kepala sekolah naik pitam dan ingin mendekati Alim. Namun, karena para guru menahan si kepala sekolah tersebut, akhirnya batal deh Pertumpahan Darah (cieeilee.. lebay banget) antara Alim dan Kepala Sekolah.
Saat Alim berorasi, ada salah satu siswa di sekolah tersebut yang mendekat dan melihat Alim berorasi paling depan. Sontak, Alim yang gak pernah dilihatin segitu dekatnya jadi Kagok dan Salah Tingkah (Salting). Ceracaunya yang dia susun pun seakan berantakan dan ngalar ngidur. Teman-temannya yang melihat keanehan Alim langsung mendekat dan mencubit pinggang Alim.
Lalu Endra berbisik ke Alim dan menanyakan mengapa orasi Alim kacau balau
Endra : Lim, lu kenapa, ngomongnya ngaco gitu?
Alim : Sialan banget nih anak cewek didepan gue. Ngapain coba dia lihat-lihat gue sedekat ini?
Endra : Cieee… elu grogi ndroo.. Yaudah, turun aja kalo grogi, biar gue yang gantiin.
Tanpa pikir panjang, Alim langsung turun dan memberikan Toa speaker ke Endra. Dia lalu mengelap keringatnya dan melangkahkan kaki ke belakang untuk mencari minuman.
Saat dia mencari minuman di warung dekat tempatnya berorasi, cewek yang didepan merhatiin dia langsung mendekati Alim. Melihat sosok cewek manis yang mendekatinya, tingkah Alim pun langsung gak karuan. Tapi Alim tetap ingin terlihat cool dan santai, dia pura-pura gak ngelihat cewek disampingnya tersebut.
Siswi SMA : Hai Bang..
Alim : Oh.. ya.. kenapa?
Siswi SMA : Lantang banget ya tadi ngomongnya..
Alim : Ohya.. Orasi itu tentang pendidikan… blaa..blaa.. blaa..
Ngerasa kayak keren banget diperhatiin, jadi Alim mulai menceritakan tentang isi Orasinya panjang lebar. Dia lupa kalau tadi dia kehausan. Karena dia ngerasa cewek ini penasaran dengan isi orasinya, dengan PD nya aja dia jelasin semuanya.
Setelah panjang lebar bercerita,Alim langsung terdiam dan merasa malu dengan respon dari si cewek SMA tersebut.
Siswi SMA : Bang.. emangnya orasi buat apaan ya???
Alim yang sedang menenggak air putih langsung reflek disemburkan ke muka temannya disampingnya yang baru saja datang. Temannya hanya terdiam sambil mengelap mukanya yang basah oleh air dari mulut Alim. Alim pun tampak kesal dengan respon lugu si siswi SMA ini. Tapi dia gak ingin terlihat arogan dengan marah-marah gak keruan. Dia masih ingin menunjukkan gaya cool-nya dan berwibawa didepan si cewek tersebut.
Alim : Gini aja.. Berapa nomor hape kamu ? Kalau ada kelas debat atau orasi, nanti aku hubungi kamu. Yaa..kalau mau ikutan sih, banyak juga anak SMA yang ikutan. Tapi ini hanya tawaran biasa, bukan modus mau kenalan sama kamu ya..
Siswi SMA : Oh.. ada kelasnya juga ya. Kirain Cuma di sekolah aja ada kelas.
Alim : (menepuk jidat sembari geleng-geleng).
Siswi SMA : Nih nomorku, simpan yaaa…
Ternyata nama siswi SMA itu adalah Ayu. Yaa.. sesuai namanya lah, wajahnya Ayu dan gak ngebosenin. Dari bawaannya aja, Ayu terlihat seperti orang kaya. Sepatunya yang mengkilap dan terlihat mahal, tasnya yang bermerk sport terkenal, handphone keluaran Apel terbaru dan lainnya deh.