Nisa semakin uring-uringan karena gak ada kabar dari Ayu. Kosannya kosong, semua barang Ayu sudah gak ada lagi, mungkin Ayu sudah pindah, tapi Nisa bingung Ayu pindah kemana. Dikampus juga gak kelihatan batang hidungnya si Ayu, padahal Ayu jarang banget absen mata kuliahnya di semester 3 ini.
Setelah dicaritahu, ternyata Ayu mengajukan surat pindah ke kampus di Surabaya. Nisa pun semakin sedih, karena Ayu juga menghindar darinya. Nisa bingung, ada apa dengan Ayu setelah pertemuan terakhir kali di taman.
Seketika, Nisa teringat dengan Alim. Yaa.. karena hanya Alim yang terakhir kali ditemui Ayu sebelum Ayu menghilang. Nisa langsung mencari keberadaan Alim di ruang teater. Benar saja, Alim sedang asyik mengobrol dengan juniornya. Nisa lalu menarik tangan Alim tanpa basa-basi. Si junior Alim hanya terkaget dan mengerti kalau mereka sedang ingin mengobrol berdua.
Alim : Eh, apaan sih kamu ini pake narik-narik tangan segala. Malu taukk dilihat sama adek-adekku (dengan nada kesal)
Nisa : Jawab jujur, kamu ngobrol apa sama Ayu sampai dia menghilang gini?
Alim : (menelan ludah dan salah tingkah)
Nisa : Pasti ada sesuatu yang kalian bicarakan, yang buat Ayu sedih.
Alim : Apaan sih kamu, asal deh kalo ngomong
Nisa : Atau jangan-jangaannn.. kamu ini yang sering diceritain sama Ayu yah. Mantan pacarnya yah..
Alim : (gak mau ke-Gape, Alim pun mengeluarkan sejuta alibi, yang selalu jadi stok di pementasan).
Alim : Kenapa sekarang nuduhnya kayak gitu. Boro-boro pacaran, kenal juga kagak. Dia itu kemaren dapet telepon dari seseorang, lalu dia pergi gitu aja, pamit dengan aku juga kagak.
Nisa : Siapa yang nelepon?
Alim : Lah.. Meneketempe lah. Masa aku mau nanya dulu, maless dah..
Nisa yang percaya dengan Alim dan keseriusan dari raut muka Alim akhirnya luluh juga. Dia udah gak mikir kalo Alim memang benar mantan pacar Ayu. Dia kira, Alim gak mungkin berbohong dengannya.
Hilangnya Ayu membuat Alim merasa bersyukur. Gak ada lagi penghalang buat hubungannya. Nisa juga selalu intens dengan Alim, seperti sebelum ada Ayu diantara mereka.
———————————————-
Semester 10, Alim hampir menyelesaikan bab akhir di skripsinya. Dia juga sudah menemui orang tua Nisa untuk meminang sang pujaan hatinya. Target Alim, setelah skripsi rampung dan wisuda, dia langsung mengadakan pesta kecil-kecilan di kampung Nisa.
Hubungan Alim dan kedua orang tuanya juga sudah membaik, terlebih Alim sudah mengajak orang tuanya untuk melamar Nisa. Orang tua Alim bahkan membantu membiayai pesta pernikahan Alim, walau hanya sederhana. Kali ini, Alim tidak dapat menolak bantuan orang tuanya, karena melihat sang Ibu yang sedih kalau Alim lagi-lagi menolak bantuan mereka.
Nisa pun demikian. Menjelang pernikahannya, dia semakin sibuk mengambil job menyanyi disana sini. Uang hasil job itu juga akan digunakannya untuk menambah kebutuhan pernikahannya dengan Alim.
Undangan pun sudah disebarkan ke sanak keluarga dan teman-temannya. Bahkan, undangan di Facebook juga sudah dibuat dan disebarkan Alim. Kehebohan berita pernikahan Alim dan Nisa pun membuat gempar teman-teman kampus Alim. Mereka tidak menyangka kalau Alim akan segera menikah dan mendului teman-temannya yang lain.
Rencana pernikahan mereka dilaksanakan pada awal tahun 2015. Tepatnya tanggal 3 Januari 2015. Segala persiapan sudah matang, tinggal menunggu hari H tiba.
Dua minggu sebelum menggelar pesta, tiba-tiba Alim tidak bisa menghubungi Nisa. Seluruh nomor telepon Nisa pun tidak aktif, kamar kos Nisa juga selalu terkunci. Teman-teman Nisa juga tidak tahu dimana keberadaan Nisa.
Sampai akhirnya, ada salah satu teman sekos Nisa bilang ke Alim, kalau beberapa pekan terakhir, Nisa sering jalan dengan pria dewasa, yang katanya adalah musisi ternama di Bandung.
Beberapa hari kemudian, ayah Nisa menelepon Alim.
Ayah Nisa : Lim, tolong kasitahu Nisa, segera pulang ke kampung. Ini tinggal satu minggu lagi sebelum pesta kalian.
Alim : Saya juga gak bisa ngubungin Nisa,pak. Hapenya gak aktif, di kos juga gak ada. Ini saya pusing juga mencarinya dimana, dikampus juga Nisa udah jarang kuliah
Ayah Nisa : Yaudah, kalau ketemu nanti, tolong kabarin ayah ya. Khawatir mendekati nikah ini nanti ada apa-apa
Alim : Iya yah, nanti akan segera saya kabarin..