Me or She? episode 31

Chapter 31

Dan menghampiri Dira, ikut memandang kedalam ruangan. Liz masih setia menunggu disamping ayah sambil menggenggam tangannya.

“Gak nyangka orang kayak dia bisa nangis juga.” Kata Dan melihat kearah Liz.

“Dia kan juga manusia yank.” Kata Dira tanpa mengalihkan pandangannya dari ayah yang terbaring didalam.

“Ya, pasti itu. Sekeras2nya seorang manusia, pasti punya sisi yg rapuh juga.”

Dira tak berkomentar lagi sama sekali. Matanya mulai berkaca2 melihat kondisi sang ayah.

“Ayo masuk.” Ajak Dan

“Gak. Nanti aja.”

“Jangan dinanti2 ah.” Paksa Dan seraya menggandeng Dira masuk kedalam ruangan.

Liz buru2 menghapus air matanya dan merapikan penampilannya yg kusut ketika Dira dan Dan masuk.

“Oh, kalian.”

Dan tersenyum pada Liz, Liz membalasnya, tapi tidak dengan Dira yang hanya fokus pada ayahnya.

“Iya , kami baru tiba dijakarta setengah jam yg lalu.”

“Syukurlah, kalian cepat datang.”

“Alhamdulillah, bu.”

“Sejak kalian berangkat, mas terus kepikiran Dira, katanya baru kali ini Dira pergi dalam waktu lama. Mas pengen hubungin Dira, tapi takut Dira masih marah.” Jelas Liz dengan suara pelan.

“Makasih, bu. Udah jaga ayah.” Kata Dan.

“Tak apa, saya juga khawatir sama dia. Sejak kemarin belum sadarkan diri.” Kata Liz hampir menangis, tapi sekuat tenaga ditahannya.

“Yang penting masa kritisnya udah lewat.” Kata Dan menenangkan.

“Iya… Kalau begitu saya keluar dulu sebentar.” Kata Liz

“Iya, bu.”

Liz pergi.

Dira duduk lalu menggenggam tangan ayahnya erat. Dipandangi wajah ayahnya dengan seksama. Wajah seorang yang selama 25 tahun ini menjaga dan merawatnya dengan baik. Seorang ayah yang bisa juga menjadi seorang ibu.

Seorang ayah yang rela mengantar jemput anaknya sejak SD sampai SMP. Seorang ayah yang selalu ada disaat anaknya bersedih, ada untuk menghibur sang anak yang sedang tak bahagia. Tak peduli anaknya melupakannya saat sedang bahagia, tapi beliau selalu siap siaga jadi orang pertama yang menjadi pelindung sang anak.

Kini sosok itu sedang terbaring lemah tak berdaya dengan ditemani banyak peralatan medis yang membantunya bernafas.

Dira menangis.

“Ayah bangun, yah. Tolong bangun, temuin Dira. Dira pulang buat ayah, bangun yah.”

Ayah masih tak bereaksi.

“Ayah bangun plis. Dira kangen suara ayah, Dira kangen ketawa ayah, bahkan Dira kangen dimarahi ayah. Bangun yah.”

Dira menggoyang2kan tubuh sang ayah yang masih tak bereaksi. Tangisnya pun pecah.

Dan langsung memeluknya erat.

“Sabar yank.. Berdoa.. Berdoa terus.”

“Ayah kenapa gak mau bangun sih yank?”
“Mungkin ayah masih capek, butuh istirahat yang cukup.”

“Bangun ayah, maafin Diraaa.”

Sekencang apapun Dira berteriak, ayah tetap tak menunjukkan reaksi apapun. Tubuhnya masih tak bergerak, sama seperti tadi dan kemarin.

Dan membawa Dira keluar ruangan sambil terus memeluknya. Siapa yang sangka sesaat setelah mereka meninggalkan ruangan, ayah dalam ketidaksadarannya meneteskan air mata, tubuhnya tak bergerak tapi matanya menangis, seolah sedih melihat anak semata wayangnya menangis seperti itu. Dan tidak ada satupun yang menyadari hal ini.

Diruang tunggu. Dan terus memeluk Dira yang masih sesenggukan menangis. Sementara nenek duduk dengan tenang disamping Dira sambil memegang tasbih dan berdzikir dalam hati.

Nenek tiba2 memecah keheningan dengan berkata. “Ayahmu sudah membatalkan rencana pernikahannya dengan Liz.”

Dira dan Dan kaget bukan main.


Me or She?

Me or She?

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2015 Native Language: Indonesia
Dira , seorang pegawai kantoran biasa yang harus merelakan sang kekasih menikah dengan wanita lain......Karena sang kekasih merupakan keturunan yang akan meneruskan perusahaan besar orang tuanya , dia dipaksakan untuk menikahi anak dari rekan bisnis orang tuanya...Bagaimana Dira akan menghadapi hidupnya ? mampukah Dira move on dari masa lalunya?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset