Misteri Kematian Ibu Kos episode 11

Chapter 11

Malam sudah semakin larut, tapi Roy belum juga dapat memincingkan matanya. Diraihnya rokok yang ada diatas nakas, diperhatikan dengan seksama.

“Kirana bilang kamar ini kosong, tapi kenapa ada rokok disini ya ?, siapa sebenarnya pemilik rokok ini ?.”

Saat Roy berada dalam kebingungan, tiba-tiba netranya menangkap sekelebat bayangan berjalan dalam hujan. Ditengah derasnya hujan dan petir yang bersahutan, sesosok tubuh yang tertutup mantel tak begitu jelas terlihat.
Roy melirik jam yang ada dipergelangan tangannya.

“Jam setengah dua, siapa yang nekat keluyuran di cuaca kayak gini ?, jangan-jangan pencuri,” gumam Roy.

krekkk, Roy membuka dan menutup pintu kamarnya perlahan. Belum lagi pintu kamarnya tertutup sempurna tiba-tiba..

Akhh !!….siapa kamu ?, pergi !! pergi !!…pranggg. Tolong !!…tolonggg !!

Jerit suara perempuan disertai bunyi suara benda yang pecah, memecah keheningan pagi. Pandangan Roy, langsung tertuju ke arah kamar kos Kirana.

“Kirana !!,” Roy berteriak sambil berlari kearah kamar Kirana. Jarak antara kamar yang ditempati Roy dan Kirana terhalang oleh sebuah taman dan gazebo, sehingga membuat tubuh Roy basah terkena hujan

*******
Roy tiba di depan kamar Kirana, dilihatnya pintu kamar Kirana sudah terbuka lebar, sementara didalam kamar gelap gulita.

“Kirana !!..Kirana !!.”

Roy menyalakan gawainya, mencoba mencari stop kontak.

tak.., seketika ruangan menjadi terang benderang. Pecahan kaca terlihat berserakan di lantai.

“Kirana !!, kamu dimana Kirana ?, Kirana !!,” teriak Roy
“Roy ! Roy !,…aku disini Roy…huhuhu…huhuhu.”

Roy menghampiri arah suara Kirana. Dilihatnya gadis itu sedang jongkok di sudut kamar, tubuhnya bergetar hebat, wajahnya terlihat sangat pucat.

“Kirana !!, kamu gak apa-apa ?.”

Roy menghampiri tubuh Kirana yang ketakutan dan mencoba menenangkannya.

“Ya Allah, ada apa Kirana ?. Siapa yang mencoba menyakiti kamu ?.”

Kirana menggeleng. Tubuhnya bergetar hebat. Air matanya tumpah di dada Roy, saat tubuh pemuda itu mendekapnya. Roy mencoba menenangkan Kirana, diusapnya rambut Kirana, lalu dengan sigap dibopongnya tubuh mungil Kirana ke kursi yang ada di dekat televisi.

******

Tubuh Kirana sudah mulai tenang setelah Roy memberinya minum. Meski masih lemas tubuh Kirana sudah tak lagi bergetar ketakutan.

“Na, kalau kamu sudah tenang, coba ceritakan ke aku !, apa yang sudah terjadi ?.”

Kirana diam dan mengatur nafasnya, lalu perlahan mulai menceritakan kejadian yang telah menimpanya.

“Siapa sebenarnya orang itu Na ?.”
“Aku gak tau Roy, karena dia mematikan lampu. Aku gak bisa melihat wajahnya dengan jelas, udah gitu dia juga pake penutup wajah. Saat aku menjerit, dan kamu teriak manggil aku, dia langsung panik, dan menabrak sesuatu, rupanya gelas kesayangan aku yang dia pecahin.”

Roy diam mendengarkan setiap kata yang meluncur dari bibir Kirana.

“Kamu punya masalah dengan seseorang Na ?.”
“Seinget aku sih, aku gak pernah punya masalah dengan orang Roy, karena emang aku tuh gak suka kumpul-kumpul. Kalau pulang kerja, ya aku langsung pulang, gak pernah keluyuran kemana-mana. Paling makan dengan Bram, itupun kalau dia jemput.”

Roy mendengarkan cerita Kirana dengan seksama. Dipandangi wajah Kirana lekat-lekat.

“Dengar Na !, kamu harus segera pergi dari sini, aku mohon. Tempat ini sudah gak aman buat kamu. Coba kalau tadi aku pulang, apa yang akan terjadi sama kamu ?. Ya Allah, ngebayanginnya aja aku takut Na.”

Kirana diam, wajahnya memandang keluar ke arah rumah megah bu Asih.

“Aku belum bisa pergi sekarang Roy.”
“Tapi kenapa Na ?, apa yang bikin kamu, gak mau pergi ?.”
“Bu Asih, beberapa kali beliau mendatangiku.”
“Bu Asih ?, bukankah kamu bilang bu Asih sudah meninggal Na ?.”

Kirana menganggukan kepalanya, lalu bangkit dari duduknya. Husss dihembuskan nafasnya, sambil membuka daun jendela. Dia tak langsung bercerita, tangan mungilnya meraih gelas yang ada didekat Roy, dan meneguk air yang ada didalamnya hingga tak bersisa.
Perlahan dan nyaris tak terdengar karena derasnya hujan, ia mulai bercerita.

*********

“Aku datang ke tempat ini, saat aku diterima bekerja. Temanku yang merekomendasikannya. Bu Asih pemilik kos-kosan ini sangat menyayangi aku. Beliau menganggap aku seperti anaknya sendiri. Beliau sangat percaya padaku dan sering menyuruhku melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan harta kekayaannya, sehingga aku tau pasti seberapa besar harta yang dimiliki bu Asih. Aku tak pernah meminta upah untuk yang kulakukan, dan akupun tetap membayar sewa kos, meski bu Asih melarang. Beliau orang yang sangat baik Roy,” ujar Kirana sambil mengusap air mata yang membasahi pipinya.

Saat Kirana tengah bercerita, terdengar suara adzan di mushala, yang tak jauh dari rumah bu Asih. Kirana mengakhiri ceritanya dan mengajak Roy untuk shalat berjamaah. Dalam hitungan menit, terlihat mereka sudah khusuk dalam shalatnya. Suara Roy yang melafalkan ayat-ayat suci, terdengar jelas diantara derasnya hujan. Suasana subuh itu terasa damai dan mengharukan buat Kirana. Tanpa sadar ia membandingkan Roy dengan kekasih hatinya Bram.

“Ah..andai Bram bisa menjadi imam seperti Roy.”


Misteri Kematian Ibu Kos

Misteri Kematian Ibu Kos

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Angin dingin berhembus menerpa wajah Kirana, yang tengah berjalan menembus pekatnya malam. Hari ini ia kebagian shift sore, hingga ia pulang ke kos-kosannya mendekati tengah malam. Dipersimpangan jalan langkahnya terhenti, saat netranya menangkap sosok wanita paruh baya yang sedang duduk disebuah halte. Wajahnya terlihat pucat dan sepertinya ia hanya seorang diri. Kirana menghempaskan tubuhnya di kursi halte. Dengan senyum ramah Kirana coba menyapa. Dan ia kaget saat wanita itu menoleh ke arahnya. "Bu Asih ?...ibu mau kemana ?, ini sudah tengah malam loh. Ibu sama siapa ?." Wanita itu ternyata adalah ibu pemilik tempat kos yang Kirana tinggali. Bu Asih tak menjawab, hanya diam terpaku. Wajahnya terlihat sangat pucat. Penasaran dengan kelanjutannya? yuk segera simak cerita dibawah ini...

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset