My Wife is My Enemy episode 3

Rencana

Di kali berikutnya aku membuka mataku, aku bisa melihat cahaya matahari menembus jendela dan masuk ke kamarku. Aku membangunkan tubuh bagian atasku. Lalu kudapati wanita yang tak kuinginkan untuk kunikahi, Bella tengah tertidur di sebelahku.

Wajahnya cukup manis juga saat ia terlelap. Tapi aku segera beranjak dari tempat tidurku, karena merasakan ada sesuatu yang aneh dengan mataku.

Benar saja. Sebelah mataku tampak lebam dan sulit melihat. Dan sepertinya ingatanku juga kacau, karena aku tak ingat apa pun yang terjadi sejak semalam. Sebenarnya bisa saja aku bertanya pada Bella tentang apa yang terjadi, tapi aku tak mau mengganggu tidurnya. Aku pun langsung membuka pintu kamarku.

Terbuka…

Padahal semalam kami berdua terkunci di sini. Apa orang tuaku yang membukanya?

Kalau begitu aku harus segera menemui mereka untuk membicarakan situasi yang terjadi padaku. Dengan pelan aku melangkah ke ruang tamu, berharap ada ibu dan ayahku tengah menonton tv di sana. Namun aku tak dapat menemukan mereka.

Aku pun langsung berlari ke arah kamar mereka. Tapi pintunya terkunci. Apa-apaan ini?

Semalam mereka mangunci kamarku, dan sekarang mereka mengunci kamar mereka sendiri. Apa mereka sedang ingin main petak umpet?

Mendadak suara telepon berdering kencang dari ruang tamu. Tanpa menunggu lama lagi, aku menuju ruang tamu ke tempat di mana telepon itu berada.

“Halo, siapa ini?”

“Ini ayahmu! Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu!”

“Aku juga sama…!! Kenapa aku harus menikah dengan cewek sialan itu? Lagipula aku ini masih SMA, tahu!!! Masa depanku masih panjang, dan ayah menyuruhku untuk menghabiskan sisa waktuku hidup bersamanya!!?”

“Haha… ayah tahu kalau kau pasti ada banyak pertanyaan, kan!?”

“Jelas, lah…!!”

“Tapi tolong mengertilah, aku dan ayahnya punya proyek besar untuk dikerjakan. Karena itulah dia menitipkan anaknya padamu. Kami juga kaget saat tahu kalian ternyata saling mengenal. Haha…”

“Berhentilah tertawa! Ini sangat tidak lucu…!! Sekarang ayah ada di mana?”

“Oh… kami sedang dalam perjalanan ke Inggris, dan kami akan mulai tinggal di sana dalam waktu yang lama.”

“Hahh…!!?”

“Oh iya, karena kalian sudah resmi menjadi pasangan suami-istri. Berbuat baiklah padanya, ya? Dan juga… kau tidak berlebihan kemarin, kan!?”

“Berlebihan? Maksud ayah?”

“Itu loh…! Biasanya pasangan baru kan melakukan oho-oho di malam pertamanya.”

“KAU GILA…!!! AKU TAK AKAN PERNAH MELAKUKAN HAL ITU DENGANYA….!!!”

“Haha… dasar malu-malu! Ingat ini, Sena! Meski kau tak menyukainya, dia tetaplah istrimu. Jadi jangan pernah sampai menyakitinya, ya!? Daah….!”

“T-Tunggu…!”

Belum sempat kuselesaikan kalimatku, dia sudah menutup teleponya. Sial, kenapa hal ini bisa terjadi? Sungguh sebuah mimpi buruk kalau Bella menjadi istriku. Aku bahkan tak bisa membayangkan hal baik terjadi saat tinggal bersamanya.

Saat aku merebahkan tubuhku di atas sofa, kulihat sesosok siluet dari belakang menghampiriku. Saat melihatnya, aku merasa melihat diriku sendiri karena ia mengenakan pakaianku. Tapi hanya saja rambut oranye panjangnya yang membuatnya berbeda.

“Maaf menguping pembicaraan kalian.”

Bella memalingkan pandanganya. Wajahnya menampakan ekspresi kekesalan yang luar biasa. Jangan-jangan dia akan marah lagi padaku.

“Aku juga dapat kabar yang sama dari ayahku. Dia mengosongkan rumah kami sebelumnya, karena itulah aku akan mulai tinggal di sini.”

“Mereka sudah gila, ya? Menikahkan kita di luar kehendak kita.”

Bella ikut duduk di sofa yang berada di depanku. Ia menghela napas panjang. Baik aku dan dia sama-sama tak menginginkan pernikahan ini, jadi wajar kalau kami bermuka muram di saat seperti ini.

“Lalu apa yang harus kita lakukan, Sena?”

Bella lalu mengarahkan pandanganya padaku.

“Kita jalani seperti pasangan suami-istri normal saja.”

“Maksudmu?”

“Tinggal bersama, saling menyayangi, dan mungkin… kita harus membuat keturunan.”

“WHA~! A-Apa yang kau katakan, dasar bodoh…!!?”

“Aku cuma bercanda! Aku juga tak mau seperti itu, bodoh!”

Wajah Bella memerah dengan cepat hingga ke telinganya. Kelihatanya dia sangat marah sekali padaku. Ia bahkan sudah mengambil sikap kuda-kuda dan berniat untuk melayangkan tinjunya padaku.

“Oke, oke… lupakan saja hal itu! Aku janji tak akan bilang hal seperti itu lagi.”

Emosi gadis itu langsung menurun seketika, walau kelihatanya dia masih sangat kesal. Dia berusaha mengatur napasnya agar tak tersengal-sengal.

Kami berdua tenggelam dalam keheningan dan atmosfer beku yang mengelilingi sekitar kami. Cukup lama juga kami berdua tak saling berbicara, seperti ada tembok besar yang berdiri di antara aku dan Bella.

“Hei, Bella! Aku punya ide untuk membatalkan pernikahan kita.”

Bella tersentak kaget, lalu terdiam sejenak. Sesaat kemudian dia langsung terlihat antusias, bahkan dia mencondongkan badanya padaku. Karena itulah celah bajunya tersingkap sedikit dan aku bisa melihat buah dadanya mulus tanpa pakaian dalam yang menghalangi.

Dengan cepat aku membuang wajahku, aku tak mau dia mendapatiku sedang memandangi buah dadanya yang masih baru tumbuh.

Sialnya, karena reaksiku yang berlebihan Bella jadi menyadari ada sesuatu yang aneh denganku. Dia pun memeriksa apa yang terjadi. Mukanya berubah menjadi merah padam saat melihat celah dadanya terbuka dan langsung terekspos jelas dari posisiku.

“K-Kau melihat pakaian dalamku?”

“A-A-Aku tak melihatnya. La-Lagipula kau tak memakai apa pun selain baju itu.”

“Wha…!”

Wajahnya semakin merah dan merah lagi. Tanpa basa-basi tinju Gomu Gomu no Pistol-nya (jurus Luffy di One Piece XD) langsung menghajar wajahku dan membuat tubuhku terhempas ke belakang.

“Sakit, njirr….!”

“Dasar mesum…!!! Mati sana!”

“Memangnya siapa yang mesum? Kau sendiri yang sengaja tak memakai pakaian dalam…”

“I-Itu… pokoknya kau yang mesum! Kau mesuuuum….!”

Aku segera bangkit dan menggaruk-garukan kepalaku. Lalu menatap sinis gadis yang baru saja menonjokku. Memang masih sakit sih, namun aku tak mau memperkarakanya lebih jauh lagi.

“Hei, Bella…! Yang aku ingin katakan sebelumnya adalah… ayo kita bercerai!”


My Wife is My Enemy

My Wife is My Enemy

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Pernikahan sudah biasa terjadi pada pasangan yang saling mencintai. Tapi bagaimana kalau itu terjadi pada dua orang yang saling membenci?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset